Minggu, 02 April 2017

MENGUKUR EFEKTIVITAS TRAINING SDM




Bagian yang tidak kalah pentingnya dari sebuah Program Pelatihan & Pengembangan SDM (Training SDM) adalah mengukur efektifitas training. Apakah training SDM yang telah dilaksanakan tepat sasaran atau tidak? Terdapat lima tahapan dalam proses mengukur efektivitas Training SDM, sebagai berikut:

Tahap 1: REAKSI
Dalam tahap ini, dilakukan evaluasi reaksi peserta training terhadap program yang telah diberikan. Apakah mereka menyukai program ini? Apakah mereka puas dengan instruktur pelatihannya? Dengan materi programnya? Apakah mereka merasa program ini bermanfaat?

Tahap 2: PEMBELAJARAN
Pada tahapan ini dilakukan analisa terhadap peserta training untuk menentukan apakah mereka telah mempelajari prinsip, pengetahuan, dan keterampilan yang telah mereka pelajari. Apakah setelah mengikuti training Communication Skills misalnya, pemahaman mereka mengenai materi tersebut menjadi makin baik?

Tahap 3: APLIKASI PERILAKU
Dalam aspek ini dievaluasi apakah perilaku peserta berubah karena program training yang telah diikuti. Sebagai contoh, apakah karyawan di departemen penjualan yang mengikuti training Costumer Service Excellent menjadi lebih sopan daripada sebelumnya dalam menerima ketidakpuasan pelanggan?

Tahap 4: BUSINESS IMPACT
Dalam tahapan ini dilakukan analisa terhadap dampak training terhadap kinerja bisnis? Apakah setelah training Customer Service Excellent, terjadi penurunan jumlah keluhan pelanggan? Apakah setelah training Selling Skills, jumlah penjualan meningkat? Apakah jumlah cacat mutu produksi menurun setelah adanya training Quality Management, dan sebagainya.

Tahap 5: Return On Investment (ROI)
Para tahap ini, Return On Investment dari kegiatan training diukur. Dampak training terhadap kinerja perusahaan dirupiahkan. Misalnya: dampak peningkatan penjualan akibat adanya program training Selling Skills. Besarnya peningkatan penjualan diukur dalam satuan rupiah. Dan kemudian dihitung pula semua biaya yang dibutuhkan untuk melakukan training Selling Skills itu, baik biaya pembuatan modul, biaya sewa tempat, biaya material lainnya, biaya konsumsi/akomodasi, dan lain sebagainya. Biaya-biaya ini kemudian dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan oleh training, misal dalam kasus ini adalah adanya peningkatan penjualan produk. Dari perbandingan biaya dan keuntungan tersebut, kita dapat mengukur ROI dari sebuah kegiatan training.




Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/