Minggu, 10 November 2013

BERBISNISLAH!



Apakah Anda percaya bahwa uang hanya bisa diperoleh dengan bekerja?
Apakah Anda percaya bahwa tidak bekerja = tidak ada uang?

Apakah sekarang Anda bekerja untuk mendapatkan uang?
Sampai usia berapakah Anda ingin tetap bekerja?

Bila Anda sudah tidak bekerja, apakah Anda nanti masih memiliki uang?
Bila Anda sudah berhenti bekerja, dari manakah Anda memperoleh uang?
Bila Anda sudah berhenti bekerja, akan cukupkah uang Anda?
Apakah Anda mengenal konsep "PASSIVE INCOME"?


Alkisah, ada sebuah desa di kaki pegunungan. Sumber mata air terdapat di atas gunung. Setiap hari penduduk desa harus mengambil air dari atas gunung, dibawa turun ke desa di bawah kaki gunung tersebut.
Bila Anda menjadi penduduk desa tersebut, bagaimana caranya Anda mengambil air setiap hari?
Ada dua pilihan:
    1.   Menggunakan ember
    2.   Membangun saluran air

Dari dua pilihan tersebut, yang manakah yang akan Anda pilih?
99% orang pasti memilih membangun saluran air.

Apakah pilihan Anda sama (membangun saluran air)?
Mengapa Anda tidak memilih menggunakan ember?
Banyak alasan orang tidak mau menggunakan ember, antara lain: tidak efisien, boros waktu, capek, dll.

Tetapi ada 2 hal yang sangat membedakan antara menggunakan ember dan membangun saluran air:
    1. Dengan menggunakan ember, berarti harus bolak-balik terus-menerus. Artinya harus terus-menerus MENGERJAKAN PEKERJAAN YANG ITU-ITU JUGA.
    2. Dengan menggunakan ember, pada saat kita berhenti, maka SEKETIKA AIRNYA JUGA BERHENTI.

Namun dengan pilihan kedua, yaitu membangun saluran air, ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:
    1. Setelah saluran air selesai dibangun, AIR AKAN MENGALIR DENGAN SENDIRINYA, bahkan pada waktu kita tidur sekalipun.
    2. Dengan membangun saluran air, berarti kita BEKERJA SEKALI, TAPI HASILNYA KITA BISA NIKMATI TERUS MENERUS. Inilah maksud sebenarnya dari PASSIVE INCOME.

Apakah pekerjaan/bisnis Anda sekarang lebih mirip dengan “prinsip ember” atau ”prinsip saluran air”?
Apakah Anda harus mengerjakan pekerjaan/bisnis Anda setiap hari?
Apakah Anda “dibayar” untuk kepandaian/kemampuan Anda, atau hanya sekedar waktu Anda saja?
99% pekerjaan adalah “hanya” menukar waktu Anda dengan uang.
Buktinya, sewaktu Anda berhenti mengerjakan pekerjaan/bisnis Anda sekarang, apakah masih ada kemungkinan untuk terus mendapatkan penghasilan darinya?

Kembali ke pertanyaan di atas: SAMPAI USIA BERAPA ANDA AKAN TERUS BEKERJA?
Apakah Anda BUTUH dengan apa yang disebut “passive income”?
Bila Anda tidak ingin bekerja sampai tua, berarti Anda BUTUH kesempatan untuk memperoleh “passive income”.
Berarti Anda BUTUH untuk mulai membangun saluran pipa.

KAPAN WAKTU YANG TEPAT untuk mulai membangun saluran pipa?
Waktu yang tepat dan yang terbaik adalah: KEMARIN
Sekarang hanya ada waktu yang tepat urutan kedua, yaitu: HARI INI

Faktanya, saya BUTUH “membangun saluran air”, tapi saat ini saya terlalu sibuk dan tidak punya waktu. Bagaimana caranya?

    1. Pekerjaan dengan “menggunakan ember” TIDAK AKAN PERNAH SELESAI. Jadi TIDAK ADA GUNANYA MENUNGGU waktu yang tepat lagi.
    2. Bila Anda benar-benar BUTUH, maka PASTI WAKTU AKAN ADA DENGAN SENDIRINYA. Sama seperti Anda “butuh” masuk kantor, Anda “butuh” hiburan, Anda “butuh” pergi liburan, dsb. Sekali lagi, bila Anda benar-benar BUTUH “membangun saluran air” dan menganggapnya benar-benar PENTING, maka ANDA PASTI PUNYA WAKTU untuk itu.
    3. Semakin lama Anda menunda membangun saluran pipa, semakin lama pula Anda terjebak menggunakan ember terus-menerus.
    4. Pekerjaan dengan menggunakan ember, semakin lama akan semakin berat. Tidak pernah menjadi semakin mudah.
    5. Mulai membangun saluran air pada saat kita masih bisa menggunakan ember, adalah hal yang sangat bijaksana. Bila kita baru mau membangun saluran pipa pada saat sudah tidak bisa menggunakan ember lagi, semuanya sudah jadi sangat terlambat.
    6. Ingat, WAKTU YANG TEPAT SUDAH LEWAT, tinggal bagaimana kita MENGGUNAKAN HARI INI AGAR TIDAK SEMAKIN TERLAMBAT.
    7. Tidak ada yang bisa mengatur waktu Anda, sebaik Anda sendiri.

Kita sudah melihat prinsip “passive income” dengan membangun saluran air. Mari kita teruskan cerita “membawa ember” dan “membangun saluran air” tadi.
Bagaimana caranya bagi seorang pembawa ember, bila dia ingin memperbanyak air yang bisa dibawanya tiap hari? Ada beberapa pilihan yang biasa dilakukan:
1. Memperbesar ukuran ember
Bisa diartikan, kita menerima ‘kenaikan jabatan” yang disertai       bertambahnya tanggung jawab dan bertambahnya beban pekerjaan tersebut.
    2. Menambah jumlah ember yang dibawa
Bila penghasilan dari satu pekerjaan tidak cukup, biasanya kita mencari pekerjaan kedua, atau bahkan ketiga. Biasanya ada satu pekerjaan yang “full-time” dan ada beberapa yang “part-time”.
    3. Menambah waktu kerja
Singkatnya, lembur siang-malam. Tidur hanya 2-3 jam sehari.

Apakah cara-cara di atas mampu memperbanyak air (memperbesar penghasilan) kita?
Tentu saja bisa. Tetapi cara-cara di atas SANGAT TERBATAS, untuk 2 hal:
    1.    Terbatasnya tenaga
    2.    Terbatasnya waktu

Karena cara-cara di atas SANGAT TERBATAS, maka kita perlu mengingat fakta-fakta di bawah ini (karena kita seringkali lupa):
    1.  Dengan mengandalkan prinsip “membawa ember”, kita SELAMANYA TIDAK MUNGKIN SUKSES besar, karena sudah terbukti SANGAT TERBATAS.
    2.  Oleh karenanya, TIDAK PERNAH ADA orang-orang terkaya (tersukses) yang mencapai kesuksesannya saat ini dengan mengandalkan prinsip “membawa ember”.
    3.  Semua pakar-pakar ternama di dunia mengajarkan bahwa dengan “membawa  ember”, tidak akan membawa kita kemana-mana. Hanya di situ-situ saja seumur hidup. (Kata: Robert T. Kiyosaki dalam “Rich Dad Poor Dad”)
    4.  Bila kita SEUMUR HIDUP hanya ngotot dengan “membawa ember” saja, SUDAH PASTI kita tidak bisa mencapai sebagian besar impian kita, karena satu hal pasti: membawa ember itu potensinya SANGAT TERBATAS.
    5.  Anda tidak perlu mencari bukti lebih banyak lagi. Orang-orang di sekitar kita sudah banyak yang menjadi contoh dan bukti mutlak, bahwa dengan hanya “membawa ember” saja, maka TIDAK MUNGKIN bisa benar-benar sukses.

Nah, sekarang bagaimana dengan “membangun saluran air”?
Tadi kita sudah sepakat bahwa: setelah saluran air selesai dibangun, air akan terus mengalir, bahkan pada saat kita tidur.

Pertanyaannya: Bagaimana bila aliran air tersebut tidak cukup? Bagaimana bila kita ingin memperbesar kapasitas air yang mengalir? Terbatas jugakah?

Jawabannya: DENGAN SATU SALURAN AIR, MEMANG TERBATAS.
Tapi ingatlah hal ini:
    1.  Setelah satu saluran air selesai dibangun, KITA BISA MULAI MEMBANGUN SALURAN AIR lainnya.
    2.  Pada saat kita membangun saluran air yang kedua (atau ketiga), SALURAN AIR PERTAMA TETAP MENGALIR airnya.
    3.  Artinya, kita bisa membangun BANYAK SEKALI SALURAN AIR, dan ini berarti PENGHASILAN KITA MENJADI TIDAK TERBATAS.

Inilah yang kita sebut dengan “UNLIMITED INCOME”, yaitu sebuah PENGHASILAN DENGAN POTENSI YANG TIDAK ADA BATASNYA.
Batasnya hanya ditentukan oleh serajin apa kita membangun saluran-saluran air kita.

Lalu kapan berhentinya? Sama juga donk dengan “membawa ember”?
Beda sekali. Bedanya :
    1.  Dengan “membawa ember”, begitu kita berhenti, SEMUA PENGHASILAN SERTA MERTA BERHENTI TOTAL.
    2.  Dengan “membangun saluran air”, begitu kita berhenti, PENGHASILAN KITA MASIH TETAP MENGALIR TERUS.
Yang berhenti hanya pertumbuhan penghasilannya (dan pada prakteknya, itupun bukan berhenti bertumbuh sama sekali, hanya menjadi lebih lambat saja). Pada suatu saat, bila kita sudah cukup “puas” dengan tingkat penghasilan kita saat itu, tentu boleh-boleh saja punya alasan untuk berhenti, dan mulai benar-benar menikmati “passive income” yang “unlimited”.

CATATAN PENTING :
    1.  Membangun saluran air pasti perlu waktu.
    2.  Untuk mencapai “unlimited income”, kita mungkin harus membangun beberapa saluran air.
    3.  Oleh karena itu PENTING SEKALI agar kita MULAI MEMBANGUN SALURAN AIR YANG PERTAMA SECEPAT MUNGKIN, SEDINI MUNGKIN.
    4.  Sebelum kita MULAI membangun saluran air kita yang pertama, artinya kita juga BELUM memulai usaha kita mencapai “unlimited income”.
    5.  Inilah juga alasan terpenting mengapa kita TIDAK BOLEH MENUNDA-NUNDA LAGI untuk MULAI membangun saluran pipa kita yang pertama, baru nanti ada yang kedua, ketiga dan seterusnya.
    6.   MULAILAH HARI INI JUGA.


 Sekali lagi tentang “ember” dan “saluran air” :
                                                                                 
    1.  Apakah “ember” bisa Anda wariskan ke anak Anda?
Tentu saja bisa. Tapi ingat, bila Anda mewariskan ember kepada anak Anda, berarti pula:
·   Anda bisa mewariskan embernya, tapi TIDAK AIRNYA.
·   Anak Anda TETAP HARUS BOLAK-BALIK mengangkut air sendiri setiap hari.
·   Anda bisa mewariskan bisnis Anda kepada anak/keluarga Anda, tapi ingat, anak/keluarga Anda tetap harus “meneruskan” bisnis Anda tersebut.
·   Bila anak Anda BERHENTI membawa ember, AIRNYA PASTI BERHENTI JUGA kan.

    2.  Apakah “saluran air” bisa Anda wariskan ke anak Anda?
Jelas bisa.
·   Hebatnya, bila Anda mewariskan “saluran air” ke anak Anda, maka berarti Anda juga SEKALIGUS mewariskan airnya.
·   Air tetap akan mengalir terus, walaupun Anda sudah tidak ada lagi.
·   Kehidupan anak/keluarga Anda JAUH LEBIH TERJAMIN bila Anda mewariskan saluran air, bukannya ember.
Banyak orang yang gagal melihat kelebihan mewariskan saluran air dibandingkan dengan mewariskan ember.
Mana yang Anda pilih untuk diwariskan ke anak Anda?
EMBER atau SALURAN AIR ???

Bila Anda memilih untuk mewariskan SALURAN AIR, maka ada beberapa hal yang penting untuk Anda ingat:
    1.  SEGERA mulai membangun saluran airnya. Anda TIDAK BISA MEWARISKAN APA YANG ANDA TIDAK PUNYA.
    2.  Bila Anda setuju, bahwa untuk membangun saluran air itu diperlukan waktu, maka itu pula lah alasannya mengapa Anda harus MULAI SAAT INI JUGA.
    3.  Semakin terlambat Anda mulai membangun saluran air, maka SEMAKIN BESAR RESIKONYA bahwa saluran air itu tidak SELESAI PADA WAKTUNYA.
    4.  Bila saluran air itu BELUM SELESAI pada waktunya, dan Anda sendiri tiba-tiba tidak bisa meneruskannya lagi, maka ANAK ANDA TIDAK AKAN MEWARISKAN APA-APA. Tidak mewariskan saluran air, dan besar kemungkinan juga tidak mewariskan “ember” pula.
    5.  Membangun saluran air bukan HANYA UNTUK ANDA, tapi juga UNTUK MASA DEPAN ANAK-ANAK DAN KELUARGA ANDA.
    6.  Bila membangun saluran air SEDEMIKIAN PENTINGNYA, hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan: MULAILAH SAAT INI JUGA.
    7.  Karena SEDEMIKIAN PENTINGNYA arti saluran air ini bagi masa depan anak dan keluarga kita, maka berarti pula TIDAK ADA ALASAN APA PUN untuk tidak segera mulai membangun saluran air ini. Tidak ada alasan waktu, tidak ada alasan ketrampilan, dan tidak ada alasan-alasan lainnya.
    8.  Hal ini karena membangun saluran air adalah TERAMAT SANGAT PENTING SEKALI.

Beberapa pertanyaan terakhir:
    1.  Apakah Anda sudah paham kelebihan membangun saluran air dibandingkan dengan membawa ember? (passive income, unlimited income, warisan)
    2.  Apakah pekerjaan/bisnis Anda sekarang lebih dekat ke “membawa ember” atau ke “membangun saluran air”?
    3.  Apakah Anda BUTUH untuk membangun saluran air?
    4.  Bila seumur hidup Anda tidak punya saluran air, apakah Anda merasa hidup Anda akan baik-baik saja? (karena faktanya hanya sedikit sekali orang yang memilih membangun saluran air)
    5.  Bila seumur hidup Anda hanya membawa ember, apakah Anda merasa biasa-biasa saja? (karena sebagian besar orang yang seperti itu, seumur hidup hanya membawa ember saja)
    6.  Apakah dengan adanya saluran air akan banyak membantu anak/keluarga Anda nantinya?
    7.  Apakah masa depan anak/keluarga Anda bisa banyak berubah bila Anda mau mulai membangun saluran air?

Kondisi kita saat ini adalah akibat pilihan-pilihan kita di masa lalu.
Kondisi kita di masa depan tergantung dari pilihan-pilihan kita saat ini...






Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/

COBALAH TAHAN SEJENAK...





Dalam suatu perjalanan, kereta api memperlambat lajunya dan berhenti di sebuah stasiun. Naiklah seorang ibu dengan 2 anaknya yang masih kecil-kecil ke dalam salah satu gerbong.

Penumpang di gerbong itu cukup padat. Beruntung sang ibu dan kedua anaknya mendapatkan tempat duduk.

Awalnya kedua anak kecil itu duduk tenang. Tak lama kemudian, mereka mulai berlarian sambil berteriak-teriak.

Mereka juga naik ke tempat duduk, menarik bacaan dari para penumpang lain. Kedua anak itu membuat suasana gerbong jadi gaduh dan tidak nyaman.

Setelah cukup lama menahan diri, seorang bapak yang duduk di sebelah sang ibu menegur, "Kenapa Anda membiarkan saja kedua anak Anda membuat ribut dan mengganggu seisi gerbong?"

Seakan baru tersadar, sang ibu menjawab perlahan, "Mohon maaf, saya masih bingung bagaimana menjelaskan kepada mereka saat nanti kami sampai di rumah sakit untuk menjemput jenasah ayahnya."

Ternyata sang ibu mendapat berita bahwa suaminya sudah meninggal di rumah sakit karena kecelakaan. Dia dan anak-anaknya sekarang dalam perjalanan ke rumah sakit itu.

Seketika si bapak yang menegur terdiam. Segera dari mulut ke mulut tersebar informasi tersebut dan semua penumpang yang tadinya merasa terganggu, berganti iba dan simpati.

Alih-alih kesal dan mau marah kepada anak-anak yang bikin gaduh dan ibunya yang terkesan cuek, sebagian penumpang malah mulai ikut bermain dan bercanda dengan kedua anak itu.

Setelah mengetahui lengkap atau persis apa yang terjadi, reaksi penumpang berbalik 180 derajat!

Demikian juga dalam kehidupan. Mengetahui lengkap dibanding hanya sebagian, sangat mungkin membuat perbedaan respon seseorang terhadap suatu kejadian atau masalah.

Di saat Anda kesal dan mau marah, cobalah tahan sejenak dan cari tahu lebih banyak. Dengan tambahan informasi, mungkin Anda tidak jadi marah, sehingga tidak muncul penyesalan di kemudian hari...
(Sumber: Stephen R. Covey, 'Seven Habits of Highly Effective People' )

Imagemap


Baca: CINTA KASIH




Salam Sejahtera & Sukses Selalu!



Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

BERBUAT BAIKLAH!




Untuk kita renungkan...


Seorang anak bertanya pada ibunya, "Apakah kita bisa hidup, tanpa berbuat salah selama hidup kita, Bu...?"

Ibunya menjawab, dengan lembut, "Tidak bisa, nak."

Sang anak bertanya lagi, "Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam setahun?"

Sambil tersenyum, ibunya menggelengkan kepala seraya berkata, "Tidak bisa juga, nak."

Anak pun bertanya kembali, "Apa kita bisa hidup dalam 1 bulan tanpa melakukan kesalahan?"

Ibunya tertawa sambil menjawab, "Tak bisa juga, sayang..."

Anaknya terus bertanya, "Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam 1 jam?"


Ibunya pun tertawa lagi dan menjawab, "Kemungkinan bisa, Nak."


Karena penasaran, anaknya bertanya lagi, "Ini pertanyaan yang terakhir, Ibu. Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam 1 menit?"

Akhirnya ibunya mengangguk dan berkata, "Yaa..., dalam 1 menit kita pasti bisa hidup tanpa berbuat salah!"

Sang anak langsung berkata, "Kalau begitu, aku akan belajar hidup benar dari menit ke menit."

Baca: BERHUTANG PADA KEHIDUPAN


Berhati-hatilah dengan pikiranmu karena ia akan melahirkan perkataan.

Berhati-hatilah dengan perkataanmu karena ia akan melahirkan perbuatan.
Berhati-hatilah dengan perbuatanmu karena ia akan melahirkan kebiasaan.
Berhati-hatilah dengan kebiasaanmu karena ia akan membentuk karakter.
Berhati-hatilah dengan karaktermu karena ia akan menentukan nasibmu, kebahagiaan atau kesedihan...



Untuk itu...

Hiduplah 1 menit TANPA:
egois,

iri,
benci,
marah,
serakah,
sombong,
hati jahat,
pikiran negatif,
menjelekkan orang...

Hiduplah 1 menit DENGAN:
Kasih,

Sabar,
Damai,
Sukacita,
Murah hati,
Rendah hati,
Lemah lembut,
Berpikir positif,
Pengendalian diri...

Ulangi selama 1 menit, kemudian 1 menit berikutnya, dan 1 menit seterusnya...


Mampu mengendalikan diri atas segala sesuatu dengan sikap positif, adalah cermin dari pribadi yang berjiwa besar dan penuh kasih.


Baca: TULARKANLAH KEBAHAGIAAN





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan