Selasa, 27 Januari 2015

BEKERJA DENGAN HATI




Alkisah, Bos Besar datang ke kantor pagi hari dan disambut oleh seorang office boy (OB) yang meletakkan segelas minuman di meja kerja sang Bos Besar…

“Selamat pagi, Tuan,” sapa si OB dengan sopan.
Sambil meletakkan tasnya di meja, Bos Besar balas menyapa, “Kamu masih baru, ya? Sudah berapa lama kamu kerja di sini?”
“Sudah satu bulan, Tuan”, jawabnya.
“Bagaimana, kamu suka kerja di sini?”
“Ya Tuan, saya suka kerja di sini.”
“Bagus, kalau begitu.”
“Maaf Tuan, apakah saya boleh menyampaikan sesuatu?”
“Silakan, apa itu?”
“Saya mohon dibelikan selusin gelas untuk para tamu di kantor ini, Tuan. Karena sering kali botol minuman yang kita suguhkan tidak dihabiskan. Kalau saya menggunakan gelas yang saya isi es batu, sebotol bisa untuk dua orang.”
Bos Besar sempat mengerutkan keningnya, namun kemudian ia mengangguk setuju dan memberikan sejumlah uang kepada si OB untuk membeli gelas.

Sebulan berlalu, dan dalam sebuah kesempatan si OB menemui  sang Bos Besar lagi untuk menyampaikan isi hatinya.
Ya, ada apa?”
“Maaf Tuan, apakah saya boleh minta uang untuk membeli gelas lagi?”
“Memangnya kenapa dengan gelas yang dulu kamu beli?” Tanya Bos Besar.
“Gelas itu terlalu besar, Tuan. Sebagian tamu tidak menghabiskan minumannya. Saya ingin membeli gelas yang lebih kecil.”
Sang Bos Besar setuju dan memberikan uang untuk membeli gelas seperti yang dimaksudkan oleh si OB.

Sekian waktu berlalu, si OB mengetuk pintu ruang kerja sang Bos Besar. Setelah dipersilakan masuk, sang Bos Besar langsung berkata, “Kali ini kamu jangan minta uang lagi untuk membeli gelas sloki, ya!”

Si OB tampak gelisah, namun tetap berusaha menjelaskan, “Maaf Tuan, saya tidak bermaksud minta uang untuk beli gelas lagi. Saya hanya minta ijin agar diperbolehkan menanyakan kepada para tamu, apa jenis minuman yang sebenarnya mereka suka. Karena ada beberapa gelas yang tidak diminum sama sekali. Mungkin mereka tidak suka.”
Sang Bos besar pun tertegun sejenak dan kemudian mengangguk-angguk setuju.


Keberanian, inisiatif dan kreativitas kerja seperti contoh OB di atas hanya akan muncul dari orang-orang yang ‘BEKERJA DENGAN HATI’, yang membuat dirinya bertumbuh dan memberikan nilai tambah…
Mereka yang mau menjadikan hidupnya semakin baik, indah, dan merarik!
Baca: PRIBADI YANG POSITIF


“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi sering ketakutanlah yang membuat jadi sulit.”
(Jokowi)





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Sabtu, 17 Januari 2015

CARA BERPIKIR ORANG KAYA vs ORANG MISKIN




Orang kaya memiliki cara berpikir yang berbeda dari orang miskin dan kelas menengah. Mereka memikirkan uang, kekayaan, diri mereka sendiri, orang lain, dan kehidupan dengan cara yang berbeda. Mari kita pelajari enam perbedaan penting di antara cara pikir orang kaya serta orang miskin dan kelas menengah.
Dengan begitu, kita akan punya banyak alternatif. Dan dengan cara ini Anda dapat mengoreksi cara berpikir Anda dan dengan cepat mengubahnya menjadi cara berpikir orang kaya. Ingat, keyakinan tidaklah menentukan benar, salah, asli, atau palsu; keyakinan hanyalah opini masa lalu yang bisa diubah. Anda dapat MEMILIH cara berpikir yang bisa mendukung Anda atau cara berpikir yang tidak mendukung Anda.

    1)  Orang Kaya Percaya “Aku menciptakan hidupku sendiri”. Orang Miskin Percaya “Hidup sudah digariskan”.
Apabila Anda ingin menciptakan kekayaan, penting untuk diyakini bahwa Andalah pemegang kemudi kehidupan Anda sendiri; Andalah yang menciptakan setiap peluang dalam kehidupan Anda, terutama kehidupan finansial. Apabila Anda tidak mempercayai hal ini, pastilah Anda yakin bahwa Anda hanya mempunyai sedikit daya dalam mengendalikan arah hidup. Itu sebabnya, dapat dipastikan Anda tidak akan bisa berhasil secara finansial. Hal semacam itu bukanlah sikap yang benar. Orang-orang miskin lebih senang memainkan peran sebagai korban, bukan selalu pemegang tanggung jawab atas apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Dengan sudut pandang sebagai “korban” semacam itu, maka yang muncul ialah ungkapan “malangnya diriku”. Dan, sim salabim, kemalangan ini pun berimbas pada kondisi keuangan mereka.
Ada beberapa hal yang saya jamin dapat mengubah kehidupan Anda. Sepanjang tujuh hari ke depan, saya tantang Anda agar tidak mengeluhkan apapun. Bukan hanya di bibir, melainkan juga di dalam hati dan benak Anda. Saya telah mengajukan tantangan ini kepada ribuan orang dan beberapa ratus di antaranya mengatakan bahwa latihan ini berhasil mengubah kehidupan mereka. Saya jamin, Anda akan terkejut melihat perubahan hidup Anda ketika tidak fokus lagi pada “keluhan”.
Sekarang waktu untuk memutuskan. Silakan memilih menjadi korban ATAU menjadi kaya, atau Anda tidak memilih keduanya. Inilah saat untuk beroleh kembali kekuatan dan mengetahui fakta bahwa Andalah pencipta setiap peluang dalam hidup Anda. Bahwa Anda menciptakan segala sesuatu dalam kehidupan Anda dan segala sesuatu yang tak ada dalam kehidupan Anda. Bahwa Andalah yang menciptakan kekayaan Anda. Bahwa Andalah yang membuat diri Anda miskin.

    2)  Orang Kaya Bermain untuk Beroleh Kemenangan. Orang Miskin Bermain agar Tidak Kalah.
Orang miskin bermain dengan cara bertahan tidak menyerang. Saya bertanya. Kalau Anda memainkan suatu permainan atau olahraga dan sepenuhnya bertahan, apakah Anda berkesempatan untuk memenangi permainan itu? Banyak orang bilang: kecil sekali dan tidak. Tepat! Seperti itulah banyak orang memainkan uang mereka. Tujuan utama mereka adalah bertahan dan aman, bukan kaya dan berlimpah. Maka, apa tujuan Anda? Apa tujuan Anda sebenarnya? Apa tujuan hakiki Anda?
Tujuan terbesar orang-orang kaya ialah meraup kekayaan yang besar dan berlimpah. Tujuan terbesar orang-orang miskin ialah memiliki “uang yang cukup untuk membayar bermacam tagihan…” Sekali lagi, perkenankan saya mengingatkan tentang pentingnya kekuatan tekad. Ketika tujuan Anda ialah memiliki cukup uang untuk membayar bermacam tagihan, sebesar itulah yang akan Anda dapatkan; hanya cukup untuk membayar tagihan.
Anda mendapatkan apa yang Anda tekadkan. Kalau ingin kaya, Anda bertekad untuk menjadi “kaya”. Bukan sekedar membayar bermacam tagihan dan bukan semata-mata menciptakan kenyamanan. Namun kaya, perhatikan, menjadi kaya!

    3)  Orang Kaya Berusaha Menjadi Kaya. Orang Miskin Tidak Berusaha Menjadi Kaya.
Sebagian dari kita memiliki alasan yang bagus seperti betapa menariknya menjadi kaya, namun bagaimana tentang sisi lain dari koin? Apakah alasan menjadi kaya adalah hal yang sangat besar atau mendorong proses untuk beroleh kekayaan? Masing-masing dari kita memiliki ingatan-ingatan tentang kekayaan di dalam otak kita. Memori ini berisi keyakinan pribadi kita yang di dalamnya terdapat pertanyaan mengapa menjadi kaya adalah hal yang luar biasa. Namun, bagi sebagian besar orang, ingatan mereka juga berisi informasi seperti mengapa menjadi kaya bukanlah hal yang luar baisa. Orang-orang ini mencampurkan pesan-pesan internal tentang uang dan kekayaan.
Salah satu bagian berkata, “Punya banyak uang menjadikan kehidupan lebih menyenangkan”. Namun bagian yang lain lantas berseru, “Ya, tapi aku harus bekerja seperti kuda! Kegembiraan macam apa itu?” salah satu bagian lagi berkata, “Aku akan bisa berkeliling dunia”. Satu bagian yang lain menanggapi, “Ya, dan semua orang di dunia ini mengharapkan sesuatu dariku”. Pesan-pesan yang bercampur baur ini adalah hal utama yang menjadikan seseorang tidak bisa beroleh kekayaan.
Faktanya, hal utama yang menyebabkan banyak orang tidak sanggup mewujudkan keinginan ialah karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka inginkan. Orang kaya bener-benar tahu bahwa mereka menginginkan kekayaan. Mereka tak pernah meragukan keinginan ini. Mereka benar-benar seirus dalam menciptakan kekayaan. Mereka akan menempuh “beragam cara” untuk mendapatkan kekayaan sepanjang tidak bertentangan dengan moral, hukum, dan etika. Orang kaya tak akan mengirimkan pesan-pesan bertentangan kepada alam semesta, sedangkan orang miskin melakukannya.
Saya tidak mau menyampaikan berita ini kepada Anda, tetapi menjadi kaya bukanlah seperti “jalan-jalan di taman”. Ini memerlukan fokus, keterampilan, 100% usaha, dan ketekunan yang “pantang menyerah”. Anda harus benar-benar memiliki keteguhan hati, baik secara sadar maupun tidak. Anda harus meyakini bahwa Anda sanggup melakukannya dan layak mendapatkannya. Jika tidak berkomitmen penuh untuk menciptakan kekayaan, Anda tidak akan pernah mendapatkannya.

    4)  Orang Kaya memikirkan Hal Besar. Orang Miskin Memikirkan Hal Kecil.
Pernah ada seorang mentor di salah satu seminar yang memiliki penghasilan bersih sebesar 250 ribu dolar sampai lebih dari 600 juta dolar hanya dalam waktu tiga tahun. Ketika kami tanya apa resepnya, dia menjawab, “Segalanya berubah saat suatu hari saya memikirkan hal-hal besar”. Dalam buku Speed Wealth, dibahas tentang “Hukum Pendapatan” yang menyatakan bahwa “Anda akan dibayar dengan proporsi yang tepat dengan nilai yang Anda berikan kepada pasar”. Cara lain untuk memahami hal ini ialah menjawab pertanyaan berikut: seberapa banyak orang yang benar-benar menggunakan atau terpengaruh?
Siapakah Anda? Bagaimana Anda hendak menjalani kehidupan? Bagaimana Anda ingin bermain? Apakah Anda hendak bermain dalam persaingan besar atau kecil, dalam kompetisi besar atau kecil? Akankah Anda memainkan peran besar atau kecil? Semua ini berada di tangan Anda.
Namun perhatikan. Ini bukan tentang Anda. Ini tentang bagaimana menuntaskan misi Anda. Ini tentang bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan tujuan hidup. Ini seperti menambahkan sebuah bagian dari diri Anda ke dalam dunia. Ini tentang melayani orang lain. Sebagian besar dari kita terjebak dalam ego dan merasa bahwa segala sesuatu berkeliling dan mengelilingi “diriku, diriku, dan diriku”. Tetapi, sekali lagi, ini bukan tentang Anda, ini tentang menambahkan nilai pada orang lain. Ini pilihan. Satu jalan menuju kesengsaraan dan kesedihan. Satu jalan lain menuju uang, makna, dan pemenuhan diri.
Inilah waktu untuk berhenti menyembunyikan diri dari memulai. Inilah waktu untuk berhenti menuntut dan mulai memimpin. Inilah waktu untuk mulai menjadi bintang. Inilah waktu untuk membagikan hadiah dan nilai Anda dengan cara yang BESAR.
Mungkin ada ribuan bahkan jutaan orang yang akan mengawasi Anda. Apakah Anda akan mampu mengatasi tantangan? Mari berharap demikian.

    5)  Orang Kaya Lebih Besar dari Persoalan Mereka. Orang Miskin Lebih Kecil dari Persoalan Mereka.
Menjadi kaya tidak mudah seperti berjalan-jalan di taman. Ini adalah perjalanan yang penuh dengan rintangan, tikungan, dan labirin. Sederhananya, keberhasilan merupakan hal yang rumit. Jalan untuk sampai di sana penuh jebakan dan itulah yang menyebabkan banyak orang tak pernah melaluinya. Mereka hendak bertikai, sakit kepala, dan bertanggungjawab. Ringkasnya, mereka tidak ingin menghadapi persoalan.
Di situlah letak perbedaan terbesar antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya dan sukses selalu lebih besar dari persoalan mereka, sedangkan orang miskin dan gagal selalu lebih kecil ketimbang persoalan mereka.
Orang miskin akan senantiasa menghindari segala sesuatu yang tampak seperti masalah. Mereka menghindari tantangan. Ironisnya, ketika menghindari persoalan inilah mereka justru dihantam persoalan besar: mereka miskin dan menderita. Rahasia menuju keberhasilan ialah tidak menghindari atau menarik diri dari persoalan; persoalan justru akan menumbuhkan diri Anda sehingga Anda lebih besar dari persoalan apapun.
Bayangkanlah ada seseorang dengan karakter “berlevel 2” hendak mengatasi masalah “level 5”. Akankah persoalan ini lebih besar atau kecil? Jawabanya: dari sudut pandang orang “berlevel 2”, persoalan “berlevel 5” akan tampak BESAR.
Sekarang bayangkan seseorang dengan karakter “berlevel 8” dan menghadapi persolan “level 5”. Dari sudut pandang orang ini, bagaimana persoalan itu terlihat? Tentu saja, persoalan itu kini terlihat sebagai persoalan KECIL.
Dan bagi orang dengan karakter “level 10”, persoalan “level 5” bukanlah persoalan yang perlu dirisaukan. Hal itu hanya dianggap sebagai peristiwa biasa, layaknya berpakaian atau menyikat gigi.
Apakah Anda orang kaya atau miskin, bermain besar atau kecil, yang jelas Anda tidak dapat menghindar dari masalah. Sepanjang masih bernapas, Anda akan selalu menemui apa yang disebut sebagai “persoalan”. Yang penting ialah menyadari bahwa ukuran dari persoalan bukanlah hal penting. Yang penting adalah ukuran diri Anda! Topik utamanya ialah cara menumbuhkan diri Anda, menempatkan bermacam masalah yang menghadang sewaktu berupaya menjadi kaya.
Orang kaya tidak akan menghindari masalah, tidak mundur dari persoalan, dan tidak mengeluh karena persoalan. Orang kaya adalah prajurit finansial, dan ketika seorang prajurit berhadapan dengan tantangan, mereka berseru: BAWA KEMARI!

    6)  Orang Kaya Berfokus pada Peluang. Orang Miskin Berfokus pada Masalah.
Orang kaya melihat pertumbuhan peluang. Orang miskin melihat hilangnya peluang.
Orang kaya berfokus pada hasil. Orang miskin berfokus pada resiko.
Ada pertanyaan klasik, apakah gelas ini setengah penuh atau setengah kosong? Di sini tidak hanya berbicara soal “berpikir positif”, kita berbicara soal kebiasaan dalam memandang dunia. Kemiskinan bersumber dari ketakutan. Pikiran orang miskin terus memindai apa yang salah atau hal-hal yang berpotensi salah. Pandangan utama mereka ialah “bagaimana seandainya kalau tidak berjalan dengan baik?” atau malah “bagaimana kalau tidak berjalan?”. Orang kaya, seperti yang kita ulas sebelumnya, mengambil tanggung jawab untuk menciptakan kehidupan mereka dan berasal dari pandangan “hal itu akan bekerja dengan baik karena aku akan membuatnya berhasil”.
Di dunia finansial, sebagaimana pada banyak bidang lain, resiko setara dengan ganjaran; secara umum, kian tinggi hasil, kian tinggi resikonya. Orang bermental kaya cenderung berani mengambil resiko.
Orang kaya mengharapkan keberhasilan. Mereka sangat percaya pada kemampuan mereka, percaya pada kreativitas mereka, dan percaya bahwa mereka akan senantiasa mampu mendapatkan kembali uang mereka atau berhasil dengan cara lain.
Di sisi lain, orang miskin justru mengharapkan kegagalan. Mereka kurang mempercayai diri dan kemampuan mereka sendiri, dan cenderung berpikir tentang kegagalan, yakin bahwa kegagalan adalah bencana. Anda harus melakukan sesuatu, membeli sesuatu, atau memulai sesuatu agar bisa berhasil secara finansial. Anda harus melihat pelaung keuntungan di sekeliling, bukan malah fokus pada cara-cara kehilangan uang.
(Sumber: “Six Ways of Thinking Rich”, T. Harv Eker)

Baca: AMBIL KEPUTUSAN UNTUK MENCOBA LAGI





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Sabtu, 10 Januari 2015

BAGAIMANA ANAK ANDA DIBESARKAN?


















Baca: MENJADI LEBIH KUAT





Untuk kebutuhan Training-Motivasi meningkatkan produktivitas kerja karyawan (Pengembangan Diri) hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 06 Januari 2015

CARA MENJAGA MENTAL TETAP SEHAT?




Penting untuk menjaga dan memelihara agar mental tetap sehat seperti Anda menjaga tubuh Anda tetap sehat. Sehat secara mental berarti Anda merasa bahagia dan hidup setiap hari. Ketika Anda mempunyai kesempatan dalam suatu hal yang bagus, Anda harus merasa percaya diri pada tantangan tersebut.

Untuk memulai melatih mental tidak ada yang namanya terlalu dini atau terlalu terlambat. Jadi, Anda tidak perlu merasa takut atau ragu untuk mulai melakukan latihan mental. Ada banyak jenis latihan mental yang akan membantu Anda tetap sehat secara mental dan juga meningkatkan kesejahteraan Anda.

Baca: PRIBADI YANG POSITIF


Menurut WHO, Kesehatan Mental didefinisikan sebagai keadaan dimana individu merasa sejahtera. 

Kesehatan mental yang baik ditandai dengan:
• Kemampuan individu mengetahui potensinya dan memaksimalkan potensi tersebut
• Kemampuan individu mengatasi situasi menekan yang dihadapinya
• Kemampuan individu untuk bekerja secara produktif dan bermanfaat di tempat kerja, keluarga, komunitas, dan di antara teman

Kesehatan mental merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keduanya harus sama-sama dijaga. 

Dalam hidup, kita memiliki masa-masa dimana kita merasa tertekan, sedih, atau takut.
Seringkali perasaan itu hilang sejalan dengan selesainya permasalahan yang kita hadapi.
Namun terkadang perasaan itu berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Hal itu bisa terjadi pada salah satu dari kita. 

Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Ada yang bisa bangkit kembali dari kemunduran sementara ada orang lain yang mungkin merasa terbebani oleh itu untuk waktu yang lama.

Kesehatan mental yang kita miliki tidak selalu sama. Dapat berubah karena adanya perubahan lingkungan serta kita yang terus bergerak melewati tahapan kehidupan yang berbeda. Dengan adanya perubahan tersebut, maka kita diharapkan mampu untuk tetap menjaga agar memiliki kesehatan mental yang baik. 

Cara praktis yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental kita:

1. Menerima dan menghargai diri sendiri
Setiap individu itu berbeda dan unik, namun satu hal yang sama adalah tidak ada individu yang sempurna. Hargai diri kita sendiri. Kenali dan terima kelemahan yang kita miliki, namun fokuslah pada hal-hal yang menjadi kelebihan kita. Bersikaplah lebih realistis terhadap hal-hal yang masih ingin kita ubah dalam diri kita. Jika hal tersebut dapat diubah, cobalah untuk mengubahnya secara perlahan.   

2. Menjaga hubungan baik
Tidak perlu berjuang sendirian saat kita menghadapi suatu masalah. Hubungan keluarga dan teman yang baik dapat membantu mengatasi tekanan dalam hidup karena dapat memberikan masukan serta membuat kita merasa diperhatikan. Tetaplah menjaga hubungan baik dengan selalu bertukar kabar lewat telepon, bertemu, dan saling bercerita.

3. Aktif berkegiatan
Aktiflah bertemu dengan banyak orang dan tergabung dalam kegiatan baru 
di lingkungan. Masuklah dalam komunitas, atur pertemuan dengan teman-teman, atau ikuti kursus yang dapat membantu kita untuk merasa lebih baik. Ikut kegiatan yang bertujuan membantu orang lain juga dapat membuat kita merasa dibutuhkan dan menjadi semakin berharga. Hal ini membuat kepercayaan diri semakin meningkat. Aktivitas seperti ini juga membantu kita melihat dunia dari pandangan yang berbeda sehingga membantu melihat masalah dari sudut pandang yang lain. 

4. Bercerita kepada orang lain
Bercerita mengenai perasaan yang dirasakan bukan menandakan bahwa kita lemah, tetapi merupakan bagian dari usaha kita untuk menjaga kesehatan mental. Didengarkan oleh orang lain membuat kita merasa didukung dan tidak sendirian. Mungkin awalnya sulit, namun jika terus dilakukan maka akan terbiasa. Oleh karena itu, carilah orang yang anda bisa ajak berbicara dengan santai dan kemukakan apa yang ada di kepala anda.

5. Aktif bergerak
Temukan olahraga yang kita sukai dan mulai lakukan. Latihan pada badan dipercaya dapat mengeluarkan senyawa kimiawi di dalam otak yang membuat kita merasa lebih baik. Oleh karena itu, olah raga teratur dapat membuat kita merasa lebih positif, membantu konsentrasi, tidur, serta membuat kita merasa dan terlihat lebih baik. Bergerak tidak harus dengan olahraga, namun dapat dilakukan melalui kegiatan lain seperti berjalan di taman, berkebun, atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Lakukan selama minimal 30 menit, 3–5 kali seminggu.

6. Lakukan kegiatan yang dikuasai
Melakukan aktivitas yang kita sukai dan minati dapat membantu mengatasi tekanan. Aktivitas yang disukai adalah aktivitas yang kita kuasai dan dapat membantu kita semakin percaya diri serta mengatasi emosi yang kita rasakan. Berkebun, memasak, melukis, bermain musik, berolah raga merupakan contoh aktivitas yang dapat membantu kita mengekspresikan diri. Cari aktivitas yang dapat membantu anda. 

7. Istirahat
Jika terlalu banyak kegiatan ternyata membuat kita tertekan, maka carilah waktu untuk istirahat dan santai. Dengarkan tubuh kita sendiri. Jika tubuh sangat lelah, berikan waktu untuk tidur. Selain itu lakukan kegiatan seperti mendengarkan musik, membaca, menonton film, atau mencoba kegiatan baru yang menyenangkan. Anda juga juga dapat melakukan pengaturan pernapasan, yoga, atau meditasi. Menggunakan waktu 10 menit untuk istirahat dalam satu hari yang sibuk akan membantu kita mengatasi tekanan dengan lebih baik. 

8. Konsumsi makanan dan minuman sehat
Otak kita membutuhkan nutrisi agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik, seperti organ yang ada di dalam tubuh kita. Melakukan diet yang seimbang dapat membantu kesehatan mental kita karena dapat membantu cara berpikir dan cara kita merasakan sesuatu. Cobalah untuk mengkonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayuran setiap hari serta minum air putih. Minimalisir konsumsi minuman berkafein, berkadar gula tinggi, dan alkohol. Hindari makan,
minum alkohol, merokok, dan menggunakan obat-obat terlarang untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi perasaan tidak menyenangkan yang kita alami. Hal seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah, justru sebaliknya akan menciptakan masalah baru.  

9. Minta bantuan 
Terkadang kita merasa lelah atau kewalahan saat sesuatu yang buruk terjadi. Saat masalah sudah mulai berlebihan dan anda merasa tidak dapat mengatasi, mintalah bantuan. Keluarga dan teman merupakan lingkungan terdekat yang dapat mendengarkan masalah anda. Selain itu anda juga dapat berdoa atau sembahyang. Jika anda mengalami masalah fisik, pergilah ke dokter. Begitu juga jika anda merasa memiliki masalah psikologis, anda dapat berkonsultasi pada psikolog, psikiater, pemuka agama. Jangan malu untuk meminta pertolongan para ahli demi kesehatan mental yang baik. Setiap orang memerlukan bantuan dari waktu ke waktu dan tidak ada yang salah dari meminta bantuan. Kenyataannya, meminta bantuan merupakan tanda adanya kekuatan personal.

Baca: SEMANGAT...






Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Minggu, 04 Januari 2015

SELAMAT TAHUN BARU 2015



Berhenti untuk mengetahui apa yang sedang kita lakukan, bukanlah kegiatan satu kali.
Tapi harus menjadi kegiatan setiap hari.
Meluangkan waktu setiap hari untuk berpikir tentang hari esok.
Sisihkan satu hari dua belas kali setahun untuk rencana bulanan.
Dan luangkan satu minggu setiap tahun untuk bercermin dan mengevaluasi, untuk mengukur tahun yang telah lewat, untuk merencanakan tahun yang akan datang, dan untuk tetap berada di jalur dengan tujuan hidup kita...

SELAMAT TAHUN BARU 2015



Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan