Selasa, 29 November 2011

SAAT BERTEMU...





Saat bertemu dengan orang yang benar-benar kamu kasihi, kamu harus berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia pergi, segalanya menjadi terlambat...


Saat bertemu dengan teman yang dapat dipercaya, kamu usahakan untuk selalu rukun. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tidak mudah ditemukan...


Saat bertemu dengan orang yang pernah menolongmu, ingatlah untuk bersyukur padanya. Karena dialah yang mengubah hidupmu...


Saat bertemu dengan orang yang pernah kamu cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima kasih. Karena dialah orang yang membantumu untuk lebih mengerti tentang kasih...


Saat bertemu dengan orang yang pernah kamu benci, sapalah dengan tersenyum. Karena dia membuat kamu semakin teguh...


Saat bertemu dengan orang yang pernah menghianatimu, baik-baiklah berbincang dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini kamu tidak akan memahami dunia ini...


Saat bertemu dengan orang yang pernah diam-diam kamu cintai, doakanlah dia. Karena saat kamu mencintainya, tentu kamu berharap dia bahagia...


Saat bertemu dengan orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima kasihlah dia pernah ada dalam kehidupanmu. Karena dia adalah bagian dari nostalgiamu...


Saat bertemu dengan orang yang pernah salah paham padamu, gunakanlah saat itu untuk menjelaskannya. Karena kamu mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskannya...


Saat bertemu dengan orang yang saat ini menemanimu untuk seumur hidup, berterima kasihlah dengan sepenuh hatimu bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati...


Saat membaca ini...
Renungkanlah...
Suatu saat nanti, apa pun yang kita miliki tidak satu pun yang bisa kita bawa pergi!
HIDUP ADALAH PILIHAN...
Hiduplah dalam damai dengan semua orang, saling mengasihi dan terus berusaha untuk saling membahagiakan...

Baca: SEMUA ORANG BISA BAHAGIA





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 22 November 2011

BIJAKLAH MENGHADAPI MASALAH





Untuk kita renungkan...

Anda sedang mengendarai mobil sendirian, di tengah malam, hujan deras, banyak guntur dan petir. Jauh dari perumahan penduduk.

Tiba-tiba mobil Anda distop oleh 3 orang yang sedang menunggu tumpangan:
  1. Perempuan tua yang tampak kesakitan dan butuh sekali pertolongan.
  2. Sahabat lama yang pernah menyelamatkan hidup Anda.
  3. Pasangan hidup yang Anda idamkan dan impikan.
Karena mobil Anda kecil, dengan supir hanya muat untuk 1 orang lagi.
Dari ketiga orang itu mana yang akan dipilih untuk ikut bersama Anda???

Sebelum menentukan pilihan, pikirkanlah baik-baik!
Sebuah dilema untuk memilih YANG TERBAIK BAGI ANDA DAN SESAMA...
  • Membawa wanita tua itu, karena emergency, atau
  • Memilih sahabat lama, karena ini adalah waktu yang tepat untuk membalas budinya, atau
  • Pasangan hidup idaman yang belum tentu bisa ketemu lagi?

Telah banyak yang menjawab pertanyaan ini, dan mereka memilih yang terbaik menurut mereka.
Ditemukan 1 jawaban yang mengejutkan...

Dia menjawab dengan sederhana:
"Saya akan memberikan kunci mobil kepada sahabat lama yang pernah menyelamatkan hidup saya, dan saya akan minta dia untuk mengantarkan wanita tua yang tampak gawat itu ke rumah sakit terdekat. Lalu saya akan mendampingi pasangan hidup idaman saya, sambil menanti tumpangan mobil lain yang lewat..."

Sometimes, we gain more if we are able to give up our stubborn thought limitations.
Never forget to 'Think Outside of the Box'.



BIJAKLAH MENANGGAPI MASALAH, KARENA SEMUA PASTI ADA JALAN KELUARNYA!

Baca: BUATLAH ORANG LAIN TERSENYUM





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 09 November 2011

STOP BERPIKIR NEGATIF




Kebanyakan dari kita cenderung lebih mudah melihat atau berpikir dari sisi negatif. Buktinya, dalam sebuah penelitian kecil yang saya lakukan pada salah satu kelas perkuliahan yang saya ambil kebanyakan mahasiswa menyebutkan hal-hal negatif terlebih dahulu saat diminta menilai dirinya dan orang lain.

Daftar hal–hal yang negatif juga lebih panjang daripada yang positif. Selain itu, dalam sebuah diskusi, beberapa mahasiswa mengakui bahwa lebih mudah menyebutkan hal–hal negatif daripada yang positif.

Berpikir negatif tampaknya menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai manusia yang tidak sempurna. Tetapi tidak berarti kita menyerah pada pikiran negatif dan tidak juga berarti kita sama sekali tidak boleh berpikir negatif. Maksudnya, kita harus membatasi pikiran negatif!

Ada kalanya pikiran negatif membuat kita tetap waspada dan berjaga-jaga. Misalnya, seorang istri yang berpikiran negatif tentang suaminya atau curiga suaminya berselingkuh.
Kecurigaan tersebut dapat membantu si istri waspada dan berjaga–jaga, tetapi yang perlu diperhatikan adalah ia harus membatasi pikiran negatifnya.
Artinya adalah boleh saja ia waspada, tetapi berhenti mencurigai tanpa bukti yang kuat atau alasan yang jelas. Jangan biarkan pikiran negatif meracuni dirinya dan membuat suami istri bertengkar bahkan sampai akhirnya bercerai.


Pikiran negatif, STOP!!!


Lalu bagaimana kita membatasi atau mengatasi pikiran negatif yang muncul di kepala kita? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, antara lain:


Pertama, batasi pikiran negatif dengan berpikir rasional. Ketika pikiran negatif muncul, kita harus melatih diri kita untuk berpikir rasional, berpikir dengan jernih, menimbang dan mencoba mencari bukti atau penjelasan. Pada kasus istri yang mencurigai suaminya berselingkuh, si istri sebaiknya tidak langsung menyerang, tetapi mengevaluasi dan menganalisa keadaan tersebut, benarkan suaminya berselingkuh? Apa yang mungkin mendorong atau melatarbelakangi hal tersebut?

Kedua, sadari bahwa banyak hal di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif, ada kelebihan dan ada kekurangan. Penyadaran tentang dua sisi ini dapat membantu agar tidak berat sebelah. Tidak terlalu memuji atau mengagungkan sesuatu, dan tidak terlalu merendahkan atau meremehkan sesuatu.
Menyadari kedua sisi secara utuh juga dapat mempersiapkan kita memutuskan dengan bijak dan menerima risiko. Pada kasus istri yang mencurigai suami, si istri dapat membatasi pikiran negatifnya dengan menyadari bahwa bukan hanya suaminya yang negatif (dalam hal ini mungkin berselingkuh), tetapi ia juga memiliki sisi negatif yang mungkin dapat membuat suaminya berselingkuh. Sehingga tidak hanya asal curiga, tetapi si istri juga bersedia mengevaluasi dirinya.

Ketiga, berpikirlah positif. Berpikir positif berarti menggunakan cara pandang yang positif. Apa yang dapat kita pelajari dari suatu kejadian? Hikmah apa yang bisa kita ambil dari pengalaman kita? Dengan berpikir positif, kita tidak lagi terpaku pada kekuatiran, kesedihan, kedukaan atau bahkan kehancuran yang kita alami. Tetapi kita dapat melihat hal–hal yang lebih berarti, yaitu pelajaran hidup yang dapat mengembangkan atau mengubah kehidupan kita.
Pada kasus istri yang mencurigai suaminya, jika si istri dapat berpikir positif, maka ia justru dapat membenahi dirinya, sehingga membuat suaminya tambah sayang dan batal selingkuh. Atau jika benar suaminya selingkuh, maka dengan berpikir positif, si istri dapat lebih tegar dan bersikap bijak menghadapi suaminya.

Siapapun Anda, kapan dan di manapun Anda berada, ketika pikiran negatif mulai muncul, bersiaplah membatasinya. Pikiran negatif, STOP!

(Sumber: P. Henrietta, S.Psi, pengajar pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta - KOMPAS.com)

Baca: SELAMA KITA MAU BERPIKIR DENGAN OTAK...





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Sabtu, 05 November 2011

LEPASKAN DAN RELAKANLAH




Filosofi dari Mahatma Gandhi...


Seorang pria yang sudah tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh. Pintu bus sudah tertutup dan mulai melaju, sehingga ia tidak bisa memungut sepatunya yang terlepas jatuh ke jalan tadi. Kemudian si bapak tua dengan tenang melepaskan sepatunya yang tinggal sebelah itu dan melemparkannya ke luar jendela bus, ke pinggir jalan.

Seorang pemuda yang duduk di sebelahnya melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua: "Pak, saya memperhatikan apa yang Anda lakukan. Kenapa bapak melemparkan sepatu yang sebelahnya lagi?" Si bapak tua menjawab: "Agar siapa pun yang menemukan sepatuku itu bisa memanfaatkannya..."


Dari cerita singkat di atas, Mahatma Gandhi memberikan pemahaman filosofi dasar tentang kehidupan:

"JANGAN MEMPERTAHANKAN SESUATU KARENA KAMU INGIN MEMILIKINYA ATAU KARENA KAMU TIDAK INGIN ORANG LAIN MEMILIKINYA!"

Di sepanjang kehidupan ini kita akan kehilangan banyak hal. Kehilangan itu pada awalnya tampak seperti tidak adil, meresahkan bahkan terasa menyedihkan, namun hal itu terjadi agar ada perubahan positif dalam hidup kita...


Kalimat di atas tidak dapat diartikan bahwa kita hanya boleh kehilangan hal-hal yang jelek saja. Kadang kita juga kehilangan hal yang baik. Ini dapat diartikan: agar kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, PERTUKARAN ANTARA KEHILANGAN SESUATU DAN MENDAPATKAN SESUATU PASTI AKAN TERJADI DI SEPANJANG KEHIDUPAN KITA. Seperti si bapak tua dalam cerita tadi, kita harus belajar untuk melepaskan dan merelakan untuk kehilangan sesuatu...

Tuhan sudah menentukan bahwa memang saat itulah si bapak tua kehilangan sepatunya. Jika kita mempunyai sikap positif, boleh jadi peristiwa itu terjadi agar si bapak tua bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik, sepatu yang baru.


Sepatu yang sebelah sudah jatuh dan hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelahnya lagi tidak akan begitu berarti bagi si bapak tua. Tapi dengan melemparkannya ke pinggir jalan, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang menemukannya dan sangat membutuhkannya. Berkeras mempertahankannya tidak akan membuat kita atau dunia menjadi lebih baik, tapi akan sangat berarti bagi orang lain, bisa bermanfaat dan membantu serta membahagiakannya...

DAN KITA PUN AKAN MERASAKAN KEBAHAGIAAN ITU!

Baca: KENAPA HARUS MENABUR KEBAIKAN?





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 02 November 2011

BERILAH MAKA ANDA AKAN MENERIMA!




Tentu kita sering dengar dan kenal sekali dengan istilah: "TAKE and GIVE", yang secara bebas artinya: "ambil dulu baru beri".
Sebagian besar orang (mungkin termasuk kita) tentu setuju dengan ungkapan itu, kita ambil dahulu baru kemudian kita beri...
Yang juga sering kita dengar adalah: "...kalo dia baik sama saya, tentu saya juga akan lebih baik...!?"

Istilah itu kurang tepat, sebut saja salah!
Mana mungkin kita ambil buahnya kalo tidak kita tanam?
Mana boleh kita ambil peluangnya dan tidak mau tantangannya?
Mana bisa kita menikmati kesuksesan tanpa pengorbanan?

Naahhh..., bukankah seharusnya: "GIVE and TAKE", memberi dan menerima!
Yang lebih dahsyat dari itu adalah: "GIVE and GIVE"... memberi, memberi dan memberi...





Bisa dipastikan bahwa orang yang bisa memberi berarti mempunyai!
Yakin dan percayalah bahwa dengan memberi kita tidak akan pernah kekurangan, bahkan yang kita miliki akan terus bertambah...
Seperti itulah "Hukum TUHAN" bekerja!


Salah besar jika pemberian harus selalu berbentuk materi, barang atau uang, atau bentuk lainnya yang berwujud. Waktu, tenaga, pikiran, sikap, perkataan dan atau perbuatan adalah sesuatu yang dapat kita berikan. Perhatian, kepedulian, bantuan dan pertolongan tidak harus dalam bentuk materi...
Masing-masing orang punya harapan, keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda, namun yang pasti sama adalah bahwa setiap orang perlu diperhatiakn, dipedulikan, dibantu dan ditolong... bahwa setiap orang butuh orang lain dalam bentuk dan cara yang berbeda... satu sama lain saling memberi dan menerima. Jika sendiri, kita tidak berarti apa-apa dan bukan siapa-siapa!


BERILAH MAKA ANDA AKAN MENERIMA!
Cara bagaimana pun yang Anda lakukan, dan bentuk apa pun yang Anda berikan kepada orang-orang yang membutuhkannya tentu akan sangat berarti...

Baca: HUKUM TABUR TUAI





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 01 November 2011

KITALAH YANG MEMBUAT KEPUTUSAN




Kehidupan ini TIDAK MEMILIH Anda untuk menjadi seperti apa dan bagaimana?
Kitalah yang MEMBUAT KEPUTUSAN dan MENENTUKAN PILIHAN mau hidup seperti apa dan dengan cara yang bagaimana...???
Setiap keputusan dan pilihan tentu ada resiko dan konsekuensinya...
Siap dan hadapilah!

Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama, walau pun dengan situasi dan kondisi yang berbeda-beda...

Nah..., kehidupan ini memang dirancang seperti itu, agar satu sama lain saling memberi dan menerima hal yang positif.


Betapa sombongnya seseorang yang mengaku bahwa dirinya tidak butuh orang lain, dia bisa sukses tanpa support atau bantuan dari orang lain!
Kita TIDAK akan pernah bisa mencapai apa pun seorang diri!
Kita TIDAK akan pernah mampu meraih apa pun sendirian!
Kita TIDAK akan pernah punya arti apa pun jika sendiri!


Tuhan Sang Maha Pencipta membuat kita tidak sama, untuk saling mengisi, untuk saling memperhatikan, mempedulikan dan membantu... 
Tanpa batasan SUKU, AGAMA dan RAS!
Tuhan Yang Maha Kasih mengasihi kita semua, ciptaan-Nya yang maha dahsyat...
Tidak hanya kepada golongan/kelompok manusia tertentu!
Untuk itu seharusnya adalah...  
Yang kaya memperhatikan, mempedulikan dan membantu yang miskin.
Yang sehat memperhatikan, mempedulikan dan membatu yang sakit.
Yang kuat memperhatikan, mempedulikan dan membantu yang lemah.
Yang senang memperhatikan, mempedulikan dan membantu yang sedih.
Yang sukses memperhatikan, mempedulikan dan membantu yang putus asa.
Yang berkuasa memperhatikan, mempedulikan dan membantu yang teraniaya...
INILAH ARTI SEBUAH KESUKSESAN YANG PALING HAKIKI!

Baca: KESUKSESAN SEJATI





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan