Minggu, 29 Juni 2014

JADILAH ORANG BIJAK




Seorang pria bijak masuk ke dalam sebuah cafe yαηg dipenuhi oleh pengunjung, kemudian menceritakan sebuah lelucon...


Semua orang yαηg ikut mendengarkan leluconnya itu tertawa.
Lalu pria itu mengulangi leluconnya, kali ini hanya beberapa orang saja yαηg tertawa.


Selang beberapa saat, pria itu menceritakan lagi lelucon yαηg sama, dan sekarang tidak ada seorang pun yαηg tertawa!

Sambil tersenyum pria bijak itu berkata:
"Bila Anda tidak bisa tertawa berulang-ulang pada lelucon yαηg sama, mengapa Anda mengeluh, bahkan menangis berulang-ulang pada masalah yαηg sama?"


Jadilah orang bijak, jangan sia-siakan waktu dan usia Anda untuk mengeluh...
Berusahalah untuk memiliki mental dan sikap positif, agar kita dapat menjalani kehidupan ini dengan selalu bersemangat, memperbaiki keadaan, mengembangkan kemampuan dan potensi diri, serta selalu memperbaiki diri.
Dan mau
 terus berbagi hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan dengan orang lain.
Niscaya, Anda akan menjalani kehidupan yαηg baik, indah, dan menarik...


Baca: BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Senin, 23 Juni 2014

BIJAKSANA TERHADAP KRITIK




Suatu kali seorang pemain musik muda mengadakan konser perdana. Setelah konser itu selesai ia dicela habis-habisan oleh para kritikus. Pemain musik itu merasa sedih dan depresi. Melihat hal itu Jean Sibelius, komposer Finisia yang terkenal, menghibur dia. Sambil menepuk-nepuk pundak pemain musik muda itu, ia berkata, “Ingat, nak, tidak ada satu pun kota di seluruh dunia yang mendirikan patung penghargaan untuk kritikus.”


Orang yang baru pertama kali tampil biasanya melakukan banyak kesalahan dan sering kali mendapat banyak kritikan, bahkan ditolak. Tahun 1954 Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry memecat Elvis Presley setelah pertunjukan pertama dan berkata, “Kamu tidak akan terkenal, nak. Sebaiknya kamu kembali menjadi sopir truk saja.”

Tahun 1959 pejabat tinggi Universal Pictures memecat Clint Eastwood karena giginya cuwil, jakunnya menonjol dan bicaranya terlalu pelan.

Tahun 1962 perusahaan rekaman Deka menolak 4 pemuda yang gugup bermain untuk rekaman mereka yang pertama. Mereka berkata, “Kami tidak suka mereka. Kelompok gitaris tidak begitu popular.” Keempat pemuda itu adalah “The Beatles.”

Orang-orang tersebut, mereka yang ditolak itu, tidak pernah patah semangat. Mereka maju terus dan mencari kesempatan lain. Akhirnya, sejarah membuktikan bahwa mereka semua menjadi orang yang sukses.
Jika Anda mendapat banyak kritikan dan ditolak pada penampilan perdana, Anda jangan pernah putus asa! Maju terus dan temukan peluang yang lain! Tunjukan bahwa Anda pasti bisa! Suatu kali sejarah akan membuktikan kesuksesan Anda!
(Kisah inspirasi dari Johny The, Penerbit Andi Yogya)

Baca: MERUBAH NASIB





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Rabu, 18 Juni 2014

MENGHILANGKAN RASA TAKUT





Manusia tidak perlu takut akan hal-hal yang belum dan tidak diketahui, kalau mereka sanggup meraih apa yang mereka butuhkan dan inginkan.

Kita sering takut kehilangan apa yang sudah kita miliki, entah itu hidup kita, harta benda kita, jabatan/kekuasaan kita, polularitas kita atau apapun yang kita miliki itu.

Tapi rasa takut itu akan menguap begitu kita memahami bahwa semuanya itu adalah milik Tuhan.

Dan banyak orang menjadi pelit bahkan tidak mau berbagi hal positif, kebaikan dan kebahagiaannya kepada orang lain. Padahal, segala hal yang bisa dimilikinya itu pemberian dari Tuhan... 

Baca: BERHUTANG PADA KEHIDUPAN







Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 17 Juni 2014

SEANDAINYA...





Apakah Anda termasuk kelompok yang suka mengatakan:
"SEANDAINYA..."???

Sadar atau tidaj disadari, banyak orang sering berkata demikian:
"Seandainya dulu saya lebih rajin, seandainya dulu saya ambil kesempatan itu, seandainya dulu saya tidak menyia-nyiakan waktu, seandainya dulu saya melakukan hal ini dan tidak melakukan hal itu, seandainya dulu saya tidak begitu tapi begini, seandainya saja dulu saya..."
Hal itu, sungguh sangat tidak penting!

Seharusnya kita berkata seperti ini:
"Mulai sekarang saya akan melakukan ini dan itu, sejak saat ini saya akan seperti ini dan tidak seperti itu, selanjutnya saya akan berbuat ini dan itu, sekarang saya harus..."

Budha berkata demikian:
"Apa yang menjadikan Anda saat ini berdasarkan apa yang Anda lakukan selama ini.
Apa yang menjadikan Anda di masa depan berdasarkan apa yang Anda lakukan saat ini."

Jadi, bagaimanapun masa lalu Anda, biarkanlah itu berlalu. Yang baik menjadi kenangan dan yang buruk sebagai pembelajaran.
Selanjutnya, apapun yang Anda inginkan untuk masa yang akan datang, Anda harus memulainya dari sekarang...





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 11 Juni 2014

KOMUNIKASIKANLAH...





Seorang remaja yang terlahir tuli sedang mengunjungi dokter THT untuk pemeriksaan rutin dengan ditemani oleh kedua orang tuanya. Sang dokter dengan bersemangat memberi tahu orang tua si remaja mengenai suatu prosedur pengobatan baru yang baru-baru ini dibacanya dari sebuah jurnal kedokteran. Sepuluh persen dari orang-orang yang terlahir tuli dapat dipulihkan kembali pendengarannya melalui sebuah operasi sederhana dan tidak mahal. Sang dokter bertanya kepada orang tua si remaja apakah mereka ingin mencobanya. Orang tua si remaja dengan segera mengiyakan.

Remaja itu adalah salah satu dari sepuluh persen orang-orang terlahir tuli yang dapat dipulihkan pendengarannya, namun dia menjadi jengkel dan sangat marah kepada kedua orang tua dan dokternya, karena dia tidak mengetahui apa yang mereka rembukkan saat pemeriksaan rutinnya. Tak seorangpun yang menanyakan (mengkomunikasikan) kepadanya apakah dia ingin bisa mendengar. Sekarang dia mengeluh karena harus menahan siksaan suara-suara ribut yang terus menerus, yang mana hanya sedikit saja yang dia pahami. Sebenarnya dia memang tidak pernah ingin dipulihkan pendengarannya.

Kedua orang tuanya dan dokter itu beranggapan bahwa setiap orang pasti ingin mendengar. Kita seringkali berpikir bahwa kita selalu tahu apa yang terbaik untuk orang lain. Kebaikan yang mengandung asumsi (beranggapan) seperti itu sungguh salah dan sangat berbahaya. Hal seperti itu menyebabkan di dunia ini terjadi banyak penderitaan.
Untuk itu, niat baik pun seharusnya dilakukan dengan cara yang benar.
Maka, komunikasikanlah...


Baca: JADILAH PENDENGAR YANG BAIK




Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 03 Juni 2014

JADILAH ORANG BAIK DAN TERUSLAH BERBUAT BAIK!




Tentu kita sering melihat...
Para sopir angkot ngebut dan saling menyalip untuk berebut penumpang.
Namun ada pemandangan yang tidak biasa, di depan angkot yang
 saya tumpangi yang sedang menurunkan penumpang. Ada seorang ibu dengan 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil berdiri di tepi jalan.

Setiap ada angkot yang berhenti dihadapannya, dari jauh saya melihat si Ibu bicara kepada sopir angkotnya, lalu angkot itu melaju kembali.
Dan kejadian ini terulang beberapa kali.


Ketika angkot yang saya tumpangi berhenti di depan si Ibu, si Ibu itu bertanya kepada Sopir angkot:
“Dik, angkot ini lewat terminal bis gak?”, si Sopir menjawab, “Ya”.
Yang aneh si Ibu tidak segera naik. Ia bilang, “Tapi saya dan ke 3 anak saya ini tidak punya ongkos”.

Sambil tersenyum, si Sopir angkot berkata: “Gak pa-pa Bu, naik saja”, ketika si Ibu tampak ragu-ragu, Sopir itu mengulangi perkataannya:
“Ayo Bu, naik saja, gak pa-pa kok”.
Saya terpesona dengan kebaikan Sopir angkot yang masih muda itu, pada jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, si Sopir muda ini malah merelakan 4 kursi penumpangnya untuk si Ibu dan ketiga anak-anaknya.


Sepanjang perjalanan, saya perhatikan wajah si Ibu dan 3 anaknya itu tampak suka cita.
Ketika sampai di terminal bis, 4 orang penumpang 'gratisan' itu turun.
Si Ibu berulang kali mengucapkan terima kasih kepada Sopir angkot atas kebaikan hatinya.

Di belakang Ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp. 20 ribu.
Ketika si Sopir hendak memberi uang kembalian (ongkos angkot hanya Rp. 4 ribu), pria itu bilang bahwa uang kembaliannya untuk ongkos dirinya serta Ibu dan 3 orang anaknya tadi.

“Terus jadi orang baik ya, Dik”, kata pria tersebut kepada Sopir angkot muda itu.

Siang itu saya benar-benar dibuat kagum ϑengαή kebaikan-kebaik­an kecil yang saya lihat.
Seorang Ibu miskin yang jujur, seorang Supir angkot yang baik hati, dan seorang penumpang pria yang budiman.
Mereka saling mendukung untuk kebaikan.
Andai saja banyak orang atau masyarakat di negara kita yang
 tercinta ini seperti mereka, maka negara Indonesia pasti jaya, bangsa Indonesia pasti sejahtera, dan dunia akan 'takluk' kepada kita.

Jadilah orang baik dan teruslah berbuat baik!

Apapun bentuknya dan bagaimanapun caranya, sekecil atau sesederhana apapun yang kita berikan dan lakukan dengan tulus, tentu menjadi sangat berarti untuk orang lain yang membutuhkannya...
(diedit dari kisah seorang kawan)

Sudahkah hari ini Anda berbagi hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan dengαn orang lain???

Baca: TULARKANLAH KEBAHAGIAAN





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan