Pada umumnya, pemimpin atau orang yang sukses, adalah mereka yang senang
berbicara, dan selalu punya bahan yang bisa dikatakan kepada orang lain. Mereka
juga handal menasehati orang tentang apa-apa yang sebaiknya mereka ucapkan. Para
pemimpin baru, atau mereka yang sebenarnya punya potenssi menjadi pemimpin
jarang menganggap kegiatan “mendengarkan” sebagai bagian penting dari tugas
mereka.
Mungkin Anda pernah mendengar pernyataan atau prinsip berikut ini, “Lebih
baik diam dan disangka bodoh daripada berbicar tetapi akhirnya membuka aib
sendiri”. Pernyataan ini mengandung kebenaran.
Kegiatan mendengarkan
memungkinkan seorang pemimpin untuk:
·
Memberikan kesempatan kepada orang lain agar bisa
memberikan kepada Anda data-data atau informasi yang penting.
·
Memberikan pada mereka kesempatan untuk mengungkapkan
perasaan mereka. Hal ini bisa memberikan dampak positif pada hubungan kerja dan
nilai moral secara keseluruhan.
·
Memberikan kesempatan pada orang lain untuk menyatakan
atau mengungkapkan ide-ide kreatif dan pandangan-pandangan mereka yang inovatif
dan kreatif.
Ada nilai yang luar biasa dalam kegiatan mendengar ini!
Saya masih ingat sekali saat pertama kali saya membaca buku karangan
Dale Carnegie, “How to Win Friends and Influence People”. Di dalam buku tersebut terdapat sebuah
pernyataan:
“Anda
bisa mendapatkan banyak teman dalam tempo dua minggu jika mau secara jujur
menunjukkan ketertarikan Anda kepada orang lain. Jumlah teman yang diperoleh
akan lebih banyak daripada Anda mencari teman selama dua tahun dengan berusaha
agar orang-orang lain tertarik kepada Anda”. – Dale Carnegie
Pernyataan tersebut bagaikan siraman air segar bagi saya. Maklum, saya adalah
seorang Sarjana Akuntansi. Sebelumnya, saya berpikir, jika mau meraih sukses
saya harus pandai bicara. Saat itu saya langsung mengubah fokus saya menjadi
orang yang menarik, menjadi orang yang bisa menunjukkan ketertarikan pada orang
lain. Cara terbaik untuk menunjukkan ketertarikan kita pada orang lain dapat
saya simpulkan dalam satu kata saja: MENDENGARKAN.
Saat Anda berusaha mempengaruhi orang lain agar memberi produk atau jasa
Anda, PERTAMA-TAMA:
·
Carilah informasi sebanyak mungkin tentang kebutuhan
dan keinginan pelanggan Anda.
·
Cermatilah kekhawatiran atau keraguan para pelanggan.
·
Temukan cara yang tepat agar kita bisa membantu
pelanggan sebaik-baiknya.
·
Berusahalah mengetahui tujuan akhir dan keinginan
dalam hidupnya.
Satu-satunya cara mendapatkan informasi adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mendengar dengan seksama jawaban-jawabannya.
Pesan Dibalik Pesan
Salah satu hal yang pasti Anda temukan setelah kemampuan mendengar Anda
meningkat adalah adanya pesan dibalik pesan. Kadang-kadang orang tidak mau
mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya. Alasannya, karena mereka khawatir Anda
akan memanfaatkan perasaannya tersebut untuk memanipulasi mereka. Ada juga
orang-orang yang tidak mau mengungkapkan perasaannya karena mereka tidak mau
menyakiti atau menyinggung perasaan Anda.
Dengarkanlah dengan seksama apa yang
dikatakan oleh orang lain kepada Anda, juga cermati hal-hal yang tidak ingin
mereka katakan kepada Anda. Kebanyakan orang lebih senang untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri daripada dinasehati. Mereka enggan didorong atau dipaksa
untuk mengambil keputusan. Anda harus peka melihat tanda-tanda yang disampaikan
orang lain. Apakah mereka ingin dibantu untuk “ditegaskan” atau lebih suka
dibiarkan untuk berpikir dulu untuk sementara waktu?
Baca: APAKAH ANDA SEORANG YANG PEDULI?
Baca: APAKAH ANDA SEORANG YANG PEDULI?
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan