Sabtu, 29 November 2014

MENABUNG ATAU INVESTASI?




Menabung atau Investasi? Jika penulis ingin bertanya hal tersebut, menurut Anda apa jawaban yang bisa Anda berikan atau apakah ada perbedaan di antara keduanya?
Sebelum saya membahas tentang Menabung dengan Investasi, izinkan penulis menyampaikan beberapa hal terlebih dahulu. Penulis teringat pada masa kanak-kanak dahulu bagaimana orangtua mengajarkan arti menabung, yaitu dengan menempatkan dana pada “celengan” dan ketika sudah penuh maka kita bisa mengambil uang yang sudah terkumpul setelah periode waktu tertentu.
Ketika beranjak dewasa, kita mulai mengenal dengan istilah Bank, di mana kita menyetor sejumlah uang tertentu dan kita diwajibkan membuka suatu rekening di bank tersebut. Setelah sekian lama menabung di bank dan bahwa sebenarnya Menabung bukanlah Investasi. Mengapa demikian?
Dalam sepengetahuan penulis saat ini ketika artikel ini dibuat, bunga bank sekarang berkisar antara 3-4% untuk tabungan dan sekitar 6-8% untuk deposito. Pertanyaan saya selanjutnya, apakah Anda tahu mengenai inflasi?
Penulis yakin Anda pernah mendengar kata inflasi, namun apakah Anda benar-benar mengetahui arti sesungguhnya arti inflasi yang sebenarnya? Secara sederhana, inflasi berarti kenaikan harga di dalam suatu perekonomian negara.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, rata-rata inflasi Indonesia antara 2005-2010 berkisar 8% hingga 9%. Artinya setiap tahun terdapat kenaikan harga sebesar 8%-9% pada kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Pengertian lainnya, kita harus membayar “lebih mahal” untuk kebutuhan pokok tersebut setiap tahunnya. Misalnya, harga beras saat ini Rp100.000/kg dengan inflasi 9%, maka kita harus membayar lebih mahal sebesar Rp109.000/kg.
Jika Anda bandingkan suku bunga bank saat ini dengan inflasi, menurut Anda saat ini apakah uang yang sudah Anda tabung setiap tahunnya mengalami kenaikan atau penurunan? Penulis yakin jawaban pertanyaan tersebut adalah penurunan.
Itulah sebabnya bank saat ini bukan tempat yang aman untuk kita berinvestasi. Bank hanya bisa digunakan untuk emergency fund (akan dibahas lebih lanjut pada artikel selanjutnya) atau kebutuhan sehari-hari dalam jangka waktu pendek.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana jika kita ingin mengembangkan uang kita? Maka jawaban yang paling tepat adalah INVESTASI. Masalahnya, bagaimana kita berinvestasi? Produk apa yang tepat untuk kita investasi?
Jika kita mengingat orang-orang zaman dahulu bahkan sampai sekarang, maka jawaban yang umum adalah tanah dan emas. Mengapa? Jawaban sederhananya adalah jumlah populasi yang bertambah menyebabkan harga tanah menjadi naik, sedangkan emas adalah sumber daya alam yang habis terpakai. Artinya, suatu saat supply emas akan habis, padahal emas merupakan produk investasi yang sering digunakan untuk investasi jangka panjang, tidak goyah terhadap inflasi dan sebagai perhiasan.
Masalah umum yang terjadi yaitu, kita membutuhkan modal yang umumnya relatif besar untuk investasi tanah dan penyimpanan jika kita berinvestasi pada emas.
Itulah sebabnya, penulis juga ingin menambahkan ada produk investasi lainnya, yaitu produk-produk yang terdapat di Pasar Modal misalnya Obligasi, Reksa Dana maupun Saham.
Yang terpenting adalah bagaimana kita mau mengubah mindset kita dari banking minded menjadi investment minded. Jika Anda setuju dengan tolok ukur inflasi sebagai benchmark untuk menumbuhkan uang Anda dan Anda bersedia membuka diri dan pikiran terhadap produk-produk investasi lainnya.

Baca: APA MAKSUD ANDA BERINVESTASI?





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 26 November 2014

BAGAIMANA KARAKTER SEORANG PEMENANG?




“Bukan pekerjaan, status ekonomi dan sosial, atau kedudukan tinggi yang menjadi ukuran besarnya nama seseorang,
namun karakternya.”
(Anonim)


Tahukah Anda, seorang Pemenang mempunyai ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh seorang Pecundang?

Pemenang berkata, “Mari kita cari tahu.”
Pecundang berkata, “Tak seorang pun akan tahu.”

Ketika seorang Pemenang membuat kesalahan dia akan berkata, “Saya salah.”
Ketika seorang Pecundang membuat kesalahan dia akan berkata, “Itu bukan salah saya.”

Pemenang menyelesaikan suatu masalah.
Pecundang menghindar dan tidak pernah menyelesaikannya.

Seorang Pemenang mencoba belajar dari orang-orang yang lebih tinggi darinya.
Seorang Pecundang selalu menjatuhkan orang yang lebih baik darinya.

Pemenang berkata, “Pasti ada jalan yang lebih baik untuk melakukannya.”
Pecundang berkata, “Begitulah caranya, selalu dilakukan begitu di sini.”

Memiliki karakter seorang Pemenang tidak dapat dimiliki dalam sekejap. Semuanya membutuhkan waktu dan proses.

Seperti yang dikatakan oleh Letnan Jenderal A.G. Troudeau, “Karakter adalah jumlah total dari ribuan upaya harian untuk berupaya sebaik-baiknya yang ada dalam diri kita.”

Kita perlu memupuk sikap tersebut setiap harinya. Bahkan, untuk melihat karakter kita yang sebenarnya. Ujian, rintangan, tantangan, atau masalah hidup akan selalu datang. Ketika sedang berada dalam masalah dan kesulitan, apakah kita tetap bersyukur? Atau malah mengeluh dan bersungut-sungut?

“Bukan posisi Anda dalam hidup ini, melainkan karakter Andalah yang akan mengubah posisi Anda,” demikian ujar Dr. David McKinley.

Jadi, kembangkanlah selalu karakter yang excellent. Cepat atau lambat, karakter yang positif akan membawa kita ke tempat yang tinggi.
Untuk kehidupan yang lebih baik, indah, dan menarik…

Baca: APA BEDANYA REPUTASI DAN KARAKTER?





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 25 November 2014

RAHASIA SUKSES RICHARD BRONSON




Richard Branson merupakan salah satu orang super kaya yang memulai kerajaan bisnisnya dari kecil. Ia memulai bisnisnya tahun 1970 dengan membuka toko rekaman bernama Virgin Record, setelah beberapa tahun sebelumnya drop out dari sekolah.
Kini, kekayaan pemilik Virgin Group ini mencapai 5,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 61,2 triliun (kurs 1 dollar AS = Rp 12.000), dan menjalankan lebih dari 400 perusahaan di seluruh dunia.
Delapan dari ratusan perusahaanya tersebut, menyumbang lebih dari 1 miliar dollar AS dalam pendapatan tahunan miliarder asal Inggris ini.
Selama 40 tahun terakhir, Branson nmempelajari seluk-beluk bisnis melalui trial and error. Pria yang pernah menjadi pramugara AirAsia akibat kalah bertaruh dengan CEO AirAsia Tony Fernandes ini, menemukan cara untuk terus membangun kerajaan bisnisnya yang inovatif.
Dalam bukunya yang berjudul "Like a Virgin: Secrets They Won’t Teach You at Business School,” Branson membagi lima rahasianya untuk memulai bisnis. Berikut tips dari Branson.
1. Jika Anda tak menikmatinya, jangan dilakukan
"Saat memulai Virgin di sebuah basement di London barat, saya tidak mempunyai rencana atau strategi besar. Saya tidak bertujuan untuk membangun kerajaan binis. Keinginan saya sederhana saja, ingin membuat orang menikmatinya, bersenang-senang mengerjakannya, dan pada akhirnya berdoa hal itu bisa menghasilkan uang untuk membayar tagihan," tulis Branson.
2. Inovatif 
Mulai dari saat dia memutuskan nama perusahaannya Virgin, sebuah nama yang agak berisiko di tahun tahun 1970-an, Branson selalu menantang dunia. Dia menulis, bahwa tahun 1984 dirinya mendirikan Virgin Atlantic, sebagai maskapai yang mempunyai layanan konsumen yang bagus. Menurut dia, hal ini merupakan terobosan baru di saat tahun 80-an. Saat ini ini, Branson sedang menyiapkan Virgin Atlantic, sebagai perusahaan pertama yang menawarkan perjalanan untuk orang sipil ke luar angkasa.
3. Hargai karyawan
"Bagi saya tidak ada yang lebih menyedihkan saat mendengar sesorang menyesali tempat mereka bekerja," tulis Branson. Pemilik bisnis yang sukses menyadari, bahwa karyawan adalah aset yang paling berharga, dan membuat mereka merasa dihargai.
4. Memimpin dengan mendengarkan
Manajer yang bagus menyadari bahwa mereka tidak mempunyai semua jawaban. Kerjasama tim dapat mendorong pertumbuhan perusahaan. "Tentu, Anda perlu mengetahui kemauan Anda sendiri, tapi tidak ada gunanya memaksakan pendapat Anda pada orang lain, tanpa perdebatan dan konsesus bersama," sebut Branson.
5. Terlihatlah
Para pendiri perusahaan tidak menutup diri dari karyawannya, baik mereka yang baru memulai perusahaan, ataupun para konglomerat yang telah menghasilkan miliaran dollar. Mereka selalu menjalin komunikasi terbuka dengan para manajer, maupun karyawan level bawah.

(Sumber: kompas.com)

Baca: MAU SUKSES, HARUS BAYAR HARGA!





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

APA MANFAAT BERSYUKUR?




“Jika satu-satunya doa yang Anda katakan dalam hidup Anda adalah ‘terima kasih’, itu sudah cukup.
(Meister Eckhart)


Bersyukur berarti mengucapkan terima kasih, menghitung berkat-berkat Anda, memperhatikan keceriaan-keceriaan kecil, dan mengakui segala sesuatu yang Anda terima. Hal ini berarti belajar untuk menjalani hidup seolah-olah segala sesuatu adalah keajaiban, dan menyadari secara terus menerus berapa banyak Anda telah diberi.


Kebiasaan bersyukur akan menggeser perhatian dari bagian hidup Anda yang kurang kepada kelimpahan yang saat ini Anda miliki. Selain itu, penelitian perilaku dan psikologis telah menunjukkan adanya perubahan hidup secara mengejutkan yang berasal dari praktek bersyukur. Mengucap syukur membuat orang lebih bahagia dan lebih tangguh, memperkuat hubungan, meningkatkan kesehatan, dan mengurangi stres.


Penelitian Menunjukkan Bersyukur Meningkatkan Kualitas Hidup

Dua psikolog, Michael McCollough dari Southern Methodist University di Dallas, Texas, dan Robert Emmons dari University of California di Davis, menulis sebuah artikel tentang percobaan yang mereka lakukan pada rasa syukur dan dampaknya terhadap kesejahteraan. Penelitian ini melibatkan beberapa ratus orang yang dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda dan semua peserta diminta untuk membuat catatan harian. Kelompok pertama membuat catatan harian dari peristiwa yang terjadi pada siang hari tanpa diberitahu secara khusus untuk menulis tentang hal-hal yang baik atau buruk, kelompok kedua diminta untuk merekam pengalaman tidak menyenangkan mereka, dan kelompok terakhir diperintahkan untuk membuat daftar harian terkait hal-hal yang mereka syukuri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan bersyukur harian menghasilkan tingkat yang lebih tinggi untuk kewaspadaan, antusiasme, tekad, optimisme, dan energi. Selain itu, mereka dalam kelompok syukur mengalami tingkat depresi dan stres yang kurang, lebih mungkin untuk membantu orang lain, berolahraga lebih teratur, dan membuat kemajuan yang lebih besar untuk mencapai tujuan pribadi.
Baca: FOKUS PADA HAL-HAL BAIK


Dr. Emmons – yang telah mempelajari rasa syukur selama hampir sepuluh tahun dan dianggap oleh banyak orang sebagai otoritas terkemuka di dunia pada rasa syukur – adalah penulis buku, “Thanks!: How the New Science of Gratitude Can Make You Happier”. Informasi dalam buku ini didasarkan pada penelitian yang melibatkan ribuan orang yang dilakukan oleh sejumlah peneliti yang berbeda di seluruh dunia. Salah satu hasil penelitian ini adalah bahwa dengan berlatih bersyukur dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan sekitar 25%. Hal ini penting, mengingat ada beban tertentu yang terasa alami untuk tubuh Anda dan berusaha untuk dipertahankan untuk mencapai kebahagiaan, yang disebut “tingkat dasar kebahagiaan”. Jika misalkan sesuatu yang buruk terjadi pada Anda suatu hari, kebahagiaan Anda dapat menurun sebentar, namun kemudian akan kembali ke “tingkat dasar kebahagiaan”. Demikian juga, jika sesuatu yang positif terjadi pada Anda, tingkat kebahagiaan Anda akan naik, dan kemudian kembali lagi pada “tingkat dasar kebahagiaan”. Praktek bersyukur akan meningkatkan “tingkat kebahagiaan dasar” ini, sehingga Anda dapat tetap pada tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi terlepas dari apapun keadaan di luar.


Selain itu, penelitian Dr. Emmons menunjukkan bahwa mereka yang mempraktekkan rasa syukur cenderung lebih kreatif, bangkit kembali lebih cepat dari keterpurukan, memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, dan memiliki hubungan sosial yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak berlatih bersyukur. Ia lebih jauh menunjukkan bahwa “Untuk merasa bersyukur bukan berarti mengatakan bahwa segala sesuatu dalam hidup kita terasa luar biasa. Ini berarti bahwa kita menyadari berkat-berkat kita.”

Perhatikan dan Hargai Pemberian Setiap Hari


Orang-orang cenderung untuk tidak memperhatikan hal-hal baik yang sudah ada dalam hidup mereka. Ada latihan bersyukur yang menginstruksikan Anda harus membayangkan kehilangan beberapa hal yang tidak terlalu Anda perhatikan selama ini, seperti rumah Anda, kemampuan Anda untuk melihat atau mendengar, kemampuan Anda untuk berjalan, atau apapun yang saat ini memberikan Anda kenyamanan. Kemudian bayangkan mendapatkan masing-masing hal tersebut kembali satu per satu, dan pertimbangkan untuk mengucapkan syukur dan terima kasih untuk masing-masing hal tersebut. Selain itu, Anda perlu memulai menemukan sukacita dalam hal-hal kecil, bukan hanya pencapaian-pencapaian besar – seperti mendapatkan promosi, menikah, melahirkan, dan sebagainya.


Cara lain mengucapkan terima kasih untuk lebih menghargai hidup adalah dengan menggunakan rasa syukur dalam membantu Anda meletakkan segala sesuatu dalam perspektif yang tepat. Ketika hal-hal tidak berjalan seperti Anda harapkan, ingat bahwa setiap kesulitan membawa manfaat yang sama besarnya. Dalam menghadapi kesulitan tanyalah pada diri sendiri: “Apa yang baik tentang hal ini?”, “Apa yang bisa saya pelajari dari hal ini?”, dan “Bagaimana saya bisa mendapatkan keuntungan dari ini?”


Ada Banyak Cara untuk Bersyukur dan Mengucapkan Terima Kasih

Sebuah metode umum untuk mengembangkan praktek syukur adalah dengan membuat jurnal rasa syukur, sebuah konsep yang dikenalkan dalam buku Sarah Ban Breathnach “Simple Abundance Journal of Gratitude”. Latihan ini pada dasarnya terdiri dari menuliskan setiap hari daftar tiga sampai sepuluh hal yang Anda syukuri. Anda dapat melakukan hal ini di pagi hari atau sebelum tidur di malam hari. Kegiatan lainnya yang dapat Anda coba adalah menulis surat terima kasih kepada orang yang telah memberikan pengaruh yang positif dalam hidup Anda, namun Anda belum benar-benar mengucapkan terima kasih. Beberapa ahli menyarankan Anda untuk mengatur pertemuan dengan orang-orang tersebut dan membacakan suratnya kepada mereka face to face.


Kesimpulan

Setelah Anda berorientasi mencari hal-hal untuk Anda syukuri, Anda akan menemukan bahwa Anda mulai menghargai keceriaan-keceriaan kecil dan hal-hal yang sebelumnya tidak Anda perhatikan. Bersyukur bukan hanya reaksi ketika Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan, namun bersyukur setiap saat, bahkan ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Hari ini, mulailah mengucapkan syukur dan terima kasih kepada setiap pengalaman yang Anda dapatkan, jangan menunggu pengalaman positif terlebih dahulu untuk merasa bersyukur. Dengan cara ini, Anda akan berada di jalan untuk menjadi seorang guru rasa syukur.

Baca: BELAJAR SELALU BERSYUKUR





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Jumat, 21 November 2014

TAHAPAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN





Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:

FASE PERTAMA
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri. Pada fase ini, kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut:

1. Bagian yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut dengan attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di kemudian hari. Unsur-unsur itu adalah struktur dasar kepribadian (basic personality structure) dan capital personality. Kedua unsur ini merupakan sifat dasar dari manusia yang telah dimiliki sebagai warisan biologis dari orangtuanya.

2. Bagian kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari.

FASE KEDUA
Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini diawali dari usia dua sampai tiga tahun. Fase ini merupakan fase perkembangan di mana rasa aku yang telah dimiliki seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada di lingkungannya, termasuk struktur tata nilai maupun struktur budayanya.
Fase ini berlangsung relatif panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut ini:

1. Dorongan-dorongan (drives). Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan. Drives ini dibedakan atas kehendak dan nafsu-nafsu. Kehendak merupakan dorongan-dorongan yang bersifat kultural, artinya sesuai dengan tingkat peradaban dan tingkat perekonomian seseorang. Sedang nafsu-nafsu merupakan kehendak yang terdorong oleh kebutuhan biologis, misalnya nafsu makan, seksual, amarah, dan yang lainnya.

2. Naluri (instinct). Naluri adalah suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat makhluk hidup. Misalnya seorang ibu mempunyai naluri yang kuat untuk mempunyai anak, mengasuh, dan membesarkan hingga dewasa. Naluri ini dapat dilakukan pada setiap makhluk hidup tanpa harus belajar terlebih dahulu seolah-olah telah menyatu dengan hakikat makhluk hidup.

3. Getaran hati (emosi-EQ). Emosi atau getaran hati adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada jiwa manusia, seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.

4. Perangai. Perangai adalah perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsur dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasi oleh orang lain.

5. Intelegensi (IQ). Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang. Sesuatu yang termasuk dalam intelegensi adalah IQ, memori-memori pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama melakukan sosialisasi.

6. Bakat (talent). Bakat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang, berpolitik, dan lainnya. Bakat merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam pengembangkan keterampilan-keterampilan yang ada pada seseorang. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama.

FASE KETIGA
Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terakhir yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga terjadi perkembangan yang relatif tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak. Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu sebagai berikut:

1. Kepribadian normatif (normative man). Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, di mana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumnya. Seseorang memiliki kepribadian normatif apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi dari orang lain.

2. Kepribadian otoriter (otoriter man). Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri daripada orang lain. Situasi ini sering terjadi pada anak tunggal, anak yang sejak kecil mendapat dukungan dan perlindungan yang lebih dari lingkungan orang-orang di sekitarnya, serta anak yang sejak kecil memimpin kelompoknya.

3. Kepribadian perbatasan (marginal man). Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relatif labil di mana ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya sering kali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah seseorang mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualisme budaya, misalnya karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya masyarakat yang berbeda.

Baca: APA KENDALA ORANG TIDAK SUKSES?






Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 19 November 2014

HARI TERAKHIR...




Alkisah, ketika Confusius tengah berkumpul dengan murid-muridnya, berkatalah ia kepada mereka: "Murid-muridku, kalian boleh berbuat apa saja semau kalian, seumur hidup kalian. Pokoknya apa saja!"

Salah seorang muridnya bertanya, "Guru, kok enak sekali, ya. Tapi, apakah ada syaratnya?"

Confusius menjawab, "Syaratnya sangat ringan, kok. Kalian memang boleh berbuat semau kalian seumur hidup, tetapi cukup Satu Hari saja sebelum meninggal dunia, jadilah orang baik!"

Murid yang lain segera menanggapi, "Tapi Guru, kita kan tidak tahu kapan kita akan meninggal dunia?"

Lebih lanjut Confusius berkata, "Karena itu, anggaplah Besok kamu akan meninggal dunia. Jadilah orang baik hari ini...!!! Mudah, bukan? Jalanilah...."

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Confusius, mari kita sama-sama belajar untuk mengisi hari-hari kita dengan kebaikan demi kebaikan, seakan saat itu adalah hari terakhir kita di muka bumi ini.

Jika Anda ingin kehidupan yang positif, baik, dan bahagia, berbagilah hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan dengan orang lain…

Baca: BERHUTANG PADA KEHIDUPAN





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Minggu, 16 November 2014

APAKAH ANDA SEORANG YANG PEDULI?



Alkisah, ada seorang penjahat yang baru meninggal, dan diadili di gerbang maut. Ia ‘dinyatakan’ bersalah dengan kejahatan-kejahatan yang pernah ia lakukan dan dimasukkan ke dalam api neraka. Ketika disiksa di dalam api neraka yang menyala-nyala, ada seekor laba-laba di surga yang mendengar teriakan penderitaannya. Tergeraklah hati si laba-laba untuk menolong. Sebab sewaktu masih hidup, penjahat itu pernah menolong laba-laba itu dari bahaya maut. Laba-laba itu menurunkan jaringnya dari surga untuk penjahat tersebut. Si laba-laba berseru kepada penjahat, agar naik melalui jaring yang sudah diulurnya. Si penjahat pun dengan semangat mulai memanjat. Para penjahat lain yang melihat aksi ini rupanya ikut-ikutan juga menyelamatkan diri mereka lewat jaring itu. Ketika si penjahat telah berada separuh jalan, ia melihat ke bawah dimana banyak penjahat lain bergelantungan di jaring itu. Mulailah ia berteriak-teriak dengan marah, “Hei, jaring ini hanya untukku! Nanti jaring ini putus. Hanya aku yang punya hak untuk melalui jaring ini!” Ketika ia sibuk berteriak mengusir, pegangan tangannya mengendur. Ia pun terjatuh, menimpa penjahat lainnya di bawah. Jaring laba-laba itu terputus selamanya. Menyadari betapa egoisnya si penjahat, laba-laba itu akhirnya pergi meninggalkannya di api neraka.

Egoisme sering menjadi akar penyebab kesulitan dan penderitaan yang dialami oleh manusia. Banyak ajaran agama mengingatkan bahwa keserakahan adalah sumber mala petaka dan penderitaan lahir batin manusia. Ketika kita terlalu memikirkan diri sendiri, segalanya tak pernah cukup. Semakin kita menginginkan, semakin rakuslah diri kita. Kita pun terjebak dalam penderitaan cinta diri yang berlebihan.

Keserakahan pada dasarnya adalah wujud dari emosi kekhawatiran. Kekhawatiran bahwa dirinya tak akan cukup, yang akhirnya membuat seseorang ingin meraih dan meraih lebih banyak lagi secara tak terkendali. Pada ujungnya, keserakahan itu sendirilah yang menjeratnya.

Mengikuti apa yang dikatakan oleh Stephen Covey, mereka yang serakah selalu memiliki mentalitas kekurangan (scarcity mentality). Sedangkan mereka yang tidak serakah cenderung memiliki mentalitas kelimpahruahan (abudance mentality).

Lawan dari keserakahan adalah kepedulian. Kepedulian berarti belas kasihan dan perhatian yang kita berikan kepada orang lain. Inilah yang membuat hidup ini menjadi penuh makna. Albert Einstein berkata, “Hanya kehidupan yang diperuntukkan bagi orang lainlah yang layak untuk dijalani.”

Anthony Robbins, penulis buku best seller “Unlimited Power” mempunyai kisah pribadi yang sangat menyentuh tentang makna kepedulian yang mengubah hidupnya. Ketika ia masih kecil kehidupan ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan. Orang tuanya bekerja keras untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, tetapi tetap saja tidak cukup. Pada suatu hari Thanksgiving, saat mereka tidak mempunyai uang untuk membeli makanan, seseorang mengetuk pintu rumah mereka dan memberikan sekeranjang makanan dan masakan kalkun khas Thanksgiving. Orang itu mengatakan bahwa makanan itu berasal dari seseorang yang tidak mereka kenal. Si orang tak dikenal itu merasa, keluarga Anthony Robbins tidak akan menerima kiriman makanan itu jika ia sendiri yang mengantarkannya. Ia hanya berharap keluarga Robbins dapat ikut bersuka cita merayakan Thanksgiving.
Hingga dewasa Anthony Robbins tak bisa melupakan pengalaman itu. Di perayaan Thanksgiving setiap tahunnya Anthony Robbins melakukan hal yang sama. Ia membeli berkeranjang-keranjang makanan lau menugaskan orang lain untuk membagi-bagikannya kepada mereka yang membutuhkan. Di setiap keranjang ia hanya meninggalkan tulisan, “Ini adalah bingkisan dari seseorang yang mengasihi dan peduli kepadamu. Mudah-mudahan saat kamu sudah memiliki berkat yang lebih baik, kamu akan melakukan hal yang sama untuk mereka yang juga membutuhkannya.”

Baca: Jadilah orang baik dan teruslah berbuat baik!





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan