Kamis, 08 Juni 2017

KECERDASAN EMOSIONAL




Banyak orang mengira IQ adalah ukuran dari kecerdasan seseorang. Namun itu sesungguhnya bukanlah jaminan bahwa kita bisa meraih keberhasilan atau kesuksesan dalam hidup. Kekuatan otak dan kecerdasan adalah dua hal sangat yang berbeda.

Alkisah...
Seorang anak pulang dari sekolah bertanya kepada ayahnya, "Yah, apa sih IQ itu?"

Ayahnya menjawab, "IQ adalah tes untuk mengukur seberapa cerdasnya kamu. Jika kamu IQnya 120an, kamu mungkin bisa masuk universitas. Jika kamu IQnya di atas 140, kamu seorang jenius. Rata-rata orang IQnya 100. Jika kamu IQnya di bawah 80, mungkin kamu bodoh. Dan jika orang IQnya di bawah 60 berarti sangat bodoh, alias idiot, sampai tidak bisa mengikat tali sepatunya sendiri!"

Mendengar hal itu si anak mendapatkan pemahaman, "IQ 60, tidak bisa memakai tali sepatu sendiri." Karena itulah si anak berpikir, kenapa ada orang-orang yang tidak memakai sepatu?

Kisah di atas menunjukkan bahwa kita membutuhkan cara pengukuran intelektual yang lain. Anda mungkin sudah membaca buku Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) karangan Daniel Goleman.
Goleman mengatakan bahwa yang lebih bisa diandalkan untuk mengukur kesuksesan seseorang adalah yang ia sebut dengan kecerdasan emosional, yang menjelaskan bahwa seseorang tidak hanya dituntut kemampuan untuk berpikirnya, namun juga kemampuan untuk merasakan. Apa yang ia amati adalah kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, yaitu kesadaran bahwa seseorang tidak mungkin meraih sukses sendirian...inilah bagian penting dari SOFT SKILLS!






Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/

Rabu, 07 Juni 2017

BAHAGIA KARENA MEMBERI




Baru saja saya nonton Mata Najwa di Metro TV bertema: "MENEBAR VIRUS BACA"

1) Namanya Sugeng Hariyono, asli Ponorogo yang merantau ke Lampung, sebagai Tukang Tambal Ban, dalam 'kaca mata' umum secara materi kekurangan, menjadi Penggerak Motor Pustaka yang berkeliling ke desa-desa untuk meminjamkan buku GRATIS ke anak-anak desa di sekitarnya. Hal itu dia lakukan sejak tahun 2014, berawal dari motor rongsokan.
Beberapa waktu lalu Mas Sugeng diundang oleh presiden Jokowi ke istana untuk menerima penghargaan.

2) Misbah Surbakti asli Karo-Sumatera Utara, merantau ke Papua untuk menjadi guru, dan menggerakan Noken (tas khas Papua) Pustaka. Salah seorang relawannya bernama Agus Mandowen, naik-turun gunung memanggul buku untuk dipinjamkan secara GRATIS ke anak-anak gunung di sekitarnya.

Ketika banyak orang yang secara materi tidak kekurangan bahkan berkelebihan suka atau sering mengeluhkan kehidupannya, orang-orang ini BAHAGIA KARENA MEMBERI.

Mas Sugeng, Pak Misbah, dan Kak Agus ini telah memahami, apa maksud dan tujuan Tuhan menciptakan dirinya hidup di dunia ini...berkarya untuk berbagi hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bunda Teresa pernah berkata:
"Salah satu cara paling pasti untuk menemukan kebahagiaan bagi dirimu sendiri adalah dengan mengabdikan energimu untuk membuat orang lain bahagia."

Boleh jadi itulah kenapa, mereka yang hanya FOKUS pada dirinya sendiri tak pernah merasakan kebahagiaan...







Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/

Selasa, 06 Juni 2017

ADILKAH TUHAN?




Dalam 'sesi konsultasi' seseorang menyampaikan demikian:
"Pak Johanes, saya kira Tuhan itu TIDAK ADIL! Kenapa ada anak yang lahir dari orang tua kaya, dan ada yang miskin? Kenapa ada yang lahir fisiknya sempurna, dan ada yang cacat? Ada yang ganteng atau cantik, dan ada yang tidak?"*
Pernyataannya cukup berat nih, pikir saya. Hhmmm...

Lalu saya beri tanggapan demikian:
"Apakah semua anak yang orang tuanya kaya, fisiknya sempurna, dan ganteng atau cantik hidupnya berhasil/sukses?"
"Apakah semua anak yang orang tuanya miskin, tidak ganteng atau cantik, bahkan fisiknya cacat hidupnya tidak berhasil/gagal?"

Kita tahu atau mungkin kenal ada anak dari orang tua yang kaya, penampilannya ganteng atau cantik, namun gagal, dan hidupnya menjadi malapetaka.
Dan kita juga tahu bahkan kenal ada anak dari orang tua yang miskin, tidak ganteng atau cantik, bahkan fisiknya cacat, tapi sukses, dan hidupnya menginspirasi banyak orang.

Itulah bukti bahwa orang tua kaya, fisik sempurna dan ganteng atau cantik BUKAN MODAL untuk meraih sukses dalam hidup seseorang.

Tuhan Yang Maha Adil TIDAK menciptakan manusia menjadi 2 kelompok: orang sukses dan orang gagal. Tuhan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap manusia… Menjadi orang yang sukses atau gagal itu adalah PILIHAN HIDUP!

Kita tidak bisa mempertanyakan kenapa lahir dari orang tua miskin, tidak ganteng atau cantik, bahkan lahir cacat. Itu adalah hak Tuhan Yang Maha Kuasa.
Yang harus kita yakini yaitu, bahwa Tuhan Sang Maha Pencipta dan Yang Maha Baik TIDAK mungkin salah dalam menciptakan kita, pasti maksudNya baik, dan tentu tujuanNya agung, besar, dan mulia.

Pahamilah tujuan dari penciptaan diri kita hidup di dunia ini...







Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/

Minggu, 04 Juni 2017

KITA SEMUA SAMA!




Tuhan Sang Maha Pencipta dan Yang Maha Kuasa pasti mampu menciptakan kita semua serupa!
Namun, kenapa kita diciptakan berbeda-beda???
Tuhan Yang Maha Baik menciptakan kita berbeda-beda tentu untuk maksud dan tujuan yang baik-demi kebaikan, agar kita satu sama lain saling mengisi dan melengkapi.

Siapapun diri kita, latar belakang apapun adalah sama di mata Tuhan, karena Tuhan Maha Adil.

Di dunia ini tidak ada faktor kebetulan, Tuhan Sang Sutradara Yang Maha Dahsyat telah mengatur segala hal di dunia ini dengan sangat baik. Dan karena Tuhan Maha Kasih, maka manusia diberi 'kebebasan' untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri-sendiri, tidak seperti 'robot'. Namun, karena manusia sering egois, rakus, sombong bahkan suka berniat jahat, maka 'skenario' dari Tuhan menjadi berantakan.
Sebagian orang 'tidak mengerti dan memahami tujuan dari penciptaan dirinya hidup di dunia ini'.

Jika ada pertanyaan: "Untuk apa sih Tuhan menciptakan kita hidup di dunia ini?"
Lalu kita jawab apa???

Nahh..., jawaban dari pertanyaan itulah yang akan 'tercermin' dalam hati, pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan keseharian diri kita. Bagaimana kita mengisi hidup ini? Bagaimana kita menjalani hidup ini?
Orang yang meyakini bahwa hidup ini untuk mengejar materi/ jabatan/ kekuasaan, maka akan terus mengejar itu.
Yang percaya bahwa hidup ini untuk mencari popularitas, maka akan terus mencari itu sepanjang hidupnya.

Yang tidak mau mencari tahu dan berusaha untuk mengerti maksud dan tujuan penciptaan dirinya di dunia ini, maka akan menjalani kehidupan ini apa adanya, tanpa makna, mengalir seperti air.
Yang memahami bahwa Tuhan menciptakan kita hidup di dunia ini untuk kebaikan, maka akan terus berusaha mengisi kehidupan ini dengan menabur kebaikan...
INILAH YANG AKAN MEMBEDAKAN KITA DIMATA TUHAN!

Jadi, untuk apa kita hidup di dunia ini???





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/