Rabu, 28 September 2011

APA ITU SUKSES?





Bagaimana mengeja "SUKSES"?


Seleksi tujuan hidup Anda.

Urutkan prioritas dan potensi diri Anda.

Komitmen pada rencana hidup Anda.

Siapkan perjalanan hidup Anda.

Ekspresikan visi dalam tindakan Anda.

Serahkan hasilnya pada Tuhan.




"Sukses itu bangun di pagi hari,
siapa pun Anda,
dimana pun Anda,
entah tua atau muda,
dan bangun dari tempat tidur
karena ada sesuatu di luar sana
yang suka Anda lakukan,
yang Anda percaya,
bahwa Anda ahli di bidang itu -
sesuatu yang lebih besar daripada Anda,
dan Anda tidak dapat sabar menunggu
untuk mengerjakannya lagi hari ini."
(Whit Hobbs)







"Anda tidak akan pernah mengubah kehidupan sampai Anda mengubah apa yang Anda lakukan setiap hari. Rahasia sukses Anda ditemukan di dalam kegiatan Anda sehari-hari."
(John C. Maxwell)

Baca: DULU, SAYA PIKIR...





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 08112332777
WA: 081919132777
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Minggu, 25 September 2011

ANDA DILAHIRKAN UNTUK MENJADI PEMENANG!




ASET YANG PALING BERHARGA!

Pada satu titik dalam kehidupan, kita semua pasti pernah mengalami duka nestapa, kepedihan yang paling dalam atau kegagalan yang paling berat yang harus kita hadapi. Dalam masa-masa paling sulit dan penuh cobaan, pengetahuan, pengalaman, kekayaan bahkan jabatan atau kekuasaan menjadi tidak berarti. Pandangan positif terhadap kehidupan atau 'kekuatan pikiran' terbukti menjadi aset kita yang paling berharga.
Kenapa berharga?
Karena aset itu merupakan kekuatan yang ada di dalam diri kita yang tidak dapat dirampas dari kita. Jika kita belajar berpikir positif, yang pada gilirannya akan membimbing kita pada tindakan positif, kita tidak akan tergantung pada orang lain untuk kesuksesan dan kebahagiaan kita.


HIDUP ADALAH PILIHAN!

Menjadi hak Anda sepenuhnya untuk memutuskan dan menentukan sebuah pilihan: apakah Anda ingin menjadi seorang pemurung yang hanya diisi dengan serangkaian peristiwa yang menyedihkan, atau menjadi si ceria yang percaya pada naik-turunnya gelombang kehidupan dalam menjalani hidup, dengan senyum yang selalu menghiasi wajah dan pikiran positif di dalam benak Anda.
Hal terpenting dalam kehidupan adalah sikap Anda. Pikiran dapat memilih yang positif atau negatif. Jika ingin bisa efektif dalam menghadapi suatu permasalahan, situasi atau peluang, Anda harus berada dalam suasana hati dan pikiran yang positif.
Hanya Anda sedirilah, bukan siapa pun, yang dapat menempatkan diri dalam suasana hati dan pikiran yang positif tersebut. Anda dapat menjadi teman baik atau musuh bagi diri Anda sendiri.


ANDA DILAHIRKAN UNTUK MENJADI PEMENANG!

Anda dilahirkan untuk menjadi seorang pemenang. Untuk itu berpikirlah positif, kreatif, dan inovatif. Jadikanlah hal ini sebagai kunci untuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Anda akan menyaksikan bagaimana sesungguhnya sikap positif dapat memberikan hasil yang menakjubkan baik di rumah maupun di kantor, dalam seluruh kehidupan Anda. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menjalani kehidupan dengan antusiasme, kegembiraan, kejujuran, dan ketulusan. Ini hanya beberapa 'senjata' dari sikap positif yang dapat Anda gunakan untuk 'berperang' dan menang dalam kehidupan. Sikap merupakan pembeda antara seorang pemenang dan seorang pecundang.




Dua ekor katak tanpa sengaja masuk ke dalam dua kaleng susu besar yang sedang diisi sebelum kalengnya ditutup. Katak di dalam Kaleng Nomor Satu berkata, "Ini mengerikan! Aku tidak dapat mengangkat tutup kaleng ini karena amat berat. Aku belum pernah mandi susu sebelumnya, dan aku pun tidak dapat mencapai dasar agar dapat menekan tutup kaleng. Jadi, apa gunanya..." Ia berhenti mencoba dan menyerah! Ketika tutup kalengnya dibuka, ditemukan seekor katak yang sudah menjadi bangkai...
Inilah sang Pecundang!

Kondisi yang sama terjadi pada Kaleng Nomor Dua, tetapi sang katak berkata kepada dirinya sendiri, "Ya..., aku memang tidak dapat mengangkat tutup kaleng karena terlalu rapat dan terlalu berat. Aku tidak dapat melubangi kaleng itu untuk menyelamatkan diri, namun ada satu hal yang dapat kulakukan, yaitu berenang..." Jadi ia berenang, berenang, dan berenang hingga akhirnya mengaduk gumpalan mentega, lalu duduk di atasnya. Ketika tutup kaleng dibuka, ia melompat ke luar...
Dialah sang Pemenang!

Jadi, sang pemenang tidak pernah penyerah, dan orang yang menyerah tidak akan pernah jadi pemenang...

Baca: WINNER vs LOSER



"Hidup kita adalah hasil dari pikiran kita."
(Marcus Aurelius)


Benak kita merupakan pabrik pikiran dan dapat menghasilkan pikiran positif maupun negatif. Hanya kitalah yang dapat memutuskan pikiran yang bagaimana yang akan dihasilkan. Mereka yang ingin bahagia, melatih benak mereka untuk menciptakan pikiran yang bahagia. Orang yang terus menerus menghasilkan pikiran negatif berada di bawah pengaruh yang salah dan bingung dalam menentukan prioritasnya. Mereka tidak pernah memikirkan apa tujuan hidup mereka. Mereka tidak pernah memutuskan kemana tujuan mereka dan karenanya selalu berganti arah. Setiap kali mereka mendapati diri mereka di jalan yang salah, mereka menjadi berpikiran negatif.

Jika kita memikirkan sesuatu yang membahagiakan, kita akan bahagia. Jika memikirkan sesuatu yang menyedihkan, kita akan sedih. Jika memikirkan sesuatu yang menakutkan, kita akan ketakutan.
Jika Anda memikirkan hal-hal yang positif, banyak hal yang akan terjadi dengan sendirinya... 


Baca: BAGAIMANA KARAKTER SEORANG PEMENANG?





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 08112332777
WA: 081919132777
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Minggu, 18 September 2011

BAGAIMANA KARAKTER DIRI ANDA?




Buatlah sebuah penilaian diri yang menyangkut kebiasaan-kebiasaan dan tindakan-tindakan Anda. Ajukan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
  • Apakah Anda menuliskan data yang tidak benar dalam Daftar Riwayat Hidup Anda untuk menutupi kegagalan yang pernah Anda alami?
  • Apakah Anda membanggakan diri karena telah mencapai target, padahal kenyataan hasilnya masih diragukan?
  • Apakah Anda meninggi-ninggikan, membesar-besarkan, atau mengubah hasil-hasil yang sudah dicapai agar kelihatan menarik dan berhasil di mata orang lain?
  • Apakah Anda menceritakan kepada orang lain hal-hal yang bersifat rahasia pribadi?
  • Apakah Anda menerima hadiah atau pujian yang sebetulnya tidak patut diberikan kepada Anda?
Yang dinamakan karakter adalah apa dan siapa Anda pada saat tidak ada orang lain melihat Anda!

Karakter merupakan pondasi dan harga diri. Walaupun Anda bisa mengatakan, “Ah… tidak ada yang melihat ini!”. ANDA lah yang tahu apa yang Anda lakukan. Karakter adalah sesuatu yang membuat Anda menjadi orang yang bisa dipercaya di mata Anda sendiri. Menjadi orang yang bisa dipercaya merupakan faktor yang penting dalam kepemimpinan. Bahkan, kepercayaan merupakan hal yang jauh lebih penting daripada posisi, kepribadian atau kuatnya pengaruh. Pendeknya kepercayaan adalah kunci utama dalam hal kepemimpinan dan pengaruh.


BAHAYA MEMILIKI KARAKTER YANG BURUK
Dahulu, di Eropa hiduplah seorang anak laki-laki bernama Schicklewuber. Ia tidak pernah mendapatkan pelajaran moral untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dia selalu dihina dan direndahkan setiap kali menyatakan cita-citanya untuk menjadi seorang pendeta atau seniman. Tidak pernah ada yang mengajarkan padanya nilai-nilai etika yang baik. Akibatnya, dia menjadi anak yang tidak mengenal nilai-nilai moral. Anak itu merasa orang tuanya tidak mencintainya. Karena itulah dia memutuskan untuk kabur dari rumah. Dia kabur dengan penuh emosi dan ketakutan sambil membawa sifat dasarnya yang buruk. Anehnya, walaupun ia berasal dari lingkungan seperti itu, ternyata ia kemudian tumbuh menjadi orang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar. Dia pun mengubah namanya, dan sejarah mengenalnya sebagai Adolf Hitler.
Hitler memiliki banyak sekali bakat dan kemampuan, terutama kemampuan dalam berkomunikasi. Dia sangat ambisius. Dia memiliki kharisma bawaan dan sangat menarik kalau dilihat dari sisi luarnya. Sifat-sifat buruknyalah yang akhirnya menyebabkan ia tega membunuh jutaan manusia.
Sejarah mencatatat, hampir semua orang yang destruktif dan berjiwa iblis serta memiliki pengaruh yang besar di dunia justru orang-orang yang sesungguhnya mempunyai bakat dan kemampuan yang amat besar untuk menarik dan mempengaruhi orang lain. Mereka giat mewujudkan ambisinya dan selalu melakukan tindakan-tindakan kepahlawanan. Namun, tiba-tiba muncullah karakter mereka yang egois dan nilai-nilai moralnya yang buruk. Karakter buruk yang sudah ada di dalam diri mereka mencuat ke luar. Hal ini tercermin pada tingkah lakunya yang sangat destruktif.
Bakat, kharisma, dan pencapaian TANPA KARAKTER yang baik akan menjadi kombinasi yang membahayakan. Bahaya yang ditimbulkan bukan hanya merugikan orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti itu, tetapi juga merugikan banyak orang.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan karakter, kita harus membentuk nilai-nilai moral dan tingkah laku serta kebiasaan pribadi kita berdasarkan kepercayaan dan rasa hormat pada orang lain. Proses ini berjalan seumur hidup dan harus dilakukan dengan niat sepenuh hati. Karakter yang baik tidak muncul secara kebetulan. Integritas tidak akan muncul secara otomatis dalam jangka waktu tertentu. Anda harus sengaja menentukan pilihan menjadi seseorang yang memiliki integritas dan untuk memperkuat nilai-nilai karakter Anda.

Di mana kita harus memperkuat karakter kita?
Kuncinya ada pada pepatah berikut ini:
Jika kita menanamkan pikiran, kita akan… memetik tindakan.
Jika kita menanamkan tindakan, kita akan… memetik kebiasaan.
Jika kita menanamkan kebiasaan, kita akan… memetik karakter.
Jika kita menanamkan karakter, kita akan… memetik nasib.

Dengan demikian, karakter itu dimulai dari apa yang Anda pikirkan. Karakter itu berakar pada kebiasaan sehari-hari termasuk kebiasaan berpikir. Karakter merupakan hasil dari cara kita berpikir dan bertindak sehari-hari selama bertahun-tahun. Karakter adalah kata lain dari pemikiran jangka panjang dan tingkah laku jangka panjang.

Kemampuan, kepribadian, motivasi yang tinggi, dan bakat bisa saja membawa Anda ke puncak, namun karakterlah yang akan mempertahankan Anda di sana...

Baca: APA BEDANYA REPUTASI DAN KARAKTER?




Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 08112332777
WA: 081919132777
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Minggu, 11 September 2011

DI MANA ADA CINTA, DI SANA TUHAN ADA




Di Mana Ada Cinta, Di Sana Tuhan Ada adalah judul sebuah buku karangan Leo Tolstoy...

Buku itu memuat lima cerita terbaik Leo Tolstoy, sastrawan besar Rusia, yang bertema cinta spiritual—di mana mengasihi sesama adalah kebajikan mulia dan hanya melalui pengabdian tulus kepada sesamalah manusia bisa meraih kebahagiaan sejati.

Cerita pertama yang menjadi judul buku ini mengisahkan seorang tukang sepatu yang kecewa kepada Tuhan karena anaknya mati. Namun, pada masa tuanya ia terpanggil untuk kembali ke jalan lurus dan bercita-cita bertemu Tuhan. Dalam mimpinya, ia diperintahkan Tuhan agar melongok keluar jendela jika ingin bertemu dengan-Nya. Ternyata esoknya yang ditemuinya adalah orang-orang malang yang hidup dalam kesusahan. Karena belas kasih, dengan tulus ia menolong mereka. Barulah ia sadar bahwa sesungguhnya Tuhan memerintahkannya agar berbuat baik kepada sesama jika ingin “bertemu Tuhan”.


Demikian cuplikan cerita pertama dari buku tersebut:

Di kota itu tinggal Martin Avdeich, seorang perajin sepatu. Dia tinggal di sebuah ruang bawah tanah yang memiliki hanya satu jendela. Jendela itu menghadap ke jalan. Dari jendela itu dia bisa mengawasi orang lalu lalang meskipun hanya kaki mereka saja yang terlihat. Namun, dari sepatu mereka Martin bisa mengenali siapa pemakainya. Ia sudah tinggal amat lama di tempat itu dan sudah bertemu dengan banyak orang. Beberapa pasang sepatu di lingkungannya tidak hanya satu dua kali saja ditanganinya. Sebagian di antaranya pernah ia ganti solnya, sebagian ia tambal, sebagian ia jahit sekelilingnya, dan kadang-kadang ia juga mengganti baru bagian atas sepatunya. Dan lewat jendela kaca itu ia sering mengenali hasil karyanya.

Banyak yang harus dikerjakan oleh Martin karena ia perajin yang setia. Ia selalu menggunakan material yang bagus, tidak pernah melebih-lebihkan harga, dan jujur menjalankan apa yang diucapkannya. Jika ia dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tenggat waktu tertentu, ia akan melakukannya. Jika tidak, ia tidak akan menipu, ia akan mengatakan kepada pelanggan sebelum menggarapnya. Semua orang mengenal Martin, dan ia tak pernah tidak bekerja.

Martin selalu menjadi orang yang baik; tetapi saat ia beranjak tua, ia mulai berpikir jauh tentang jiwanya, dan menjadi lebih dekat pada Tuhan. Istri Martin meninggal ketika ia masih tinggal dengan majikannya. Istrinya meninggalkan seorang bocah lelaki berusia tiga tahun, bernama Kapiton. Anak mereka yang lain tidak ada yang hidup. Semua anak yang lebih tua sudah meninggal sejak masih kanak-kanak. Awalnya Martin berniat mengirimkan bocah lelakinya kepada adik perempuannya di desa, tetapi ia kemudian merasakan kasihan kepada putranya itu. Ia berpikir sendiri, "Akan berat sekali bagi Kapiton-ku jika tinggal di sebuah keluarga asing. Aku akan membesarkannya sendiri."

Kemudian Martin meninggalkan rumah majikannya, dan menyewa sebuah tempat dengan bocah lelaki kecilnya. Namun, atas kehendak Tuhan, Martin tidak beruntung dengan anaknya. Saat Kapiton tumbuh lebih besar, ia mulai membantu ayahnya, dan itu menyenangkan baginya, tetapi kemudian ia jatuh sakit, beristirahat di tempat tidur, merana selama seminggu, lalu meniggal dunia. Martin menguburkan putranya dan jadi berputus asa. Begitu terpuruknya ia hingga mulai mengeluh kepada Sang Pencipta. Martin jadi sangat melankolis hingga lebih dari sekali ia berdoa agar Tuhan menghentikan hidupnya. Ia juga mengomel kepada Tuhan karena Tuhan tidak mengambil nyawanya yang seorang tua bangka daripada mengambil nyawa putra satu-satunya yang tercinta. Martin lalu berhenti pergi ke gereja.

Suatu kali seorang lelaki tua berperawakan kecil, yang berasal dari desa, datang dari Biara Trinitas untuk menjenguk karena selama tujuh tahun ia tak pernah datang lagi ke gereja. Martin bicara kepadanya dan mulai mengeluhkan kepedihan hidupnya.

"Aku sudah tak ingin hidup lagi," keluhnya. "Aku hanya ingin mati. Hanya itu yang kupinta kepada Tuhan. Aku seorang lelaki yang tak punya harapan apa pun kini."
Dan lelaki tua berperawakan kecil itu berkata kepadanya, "Kau berkata ngawur, Martin. Kita tidak seharusnya menilai apa yang dilakukan Tuhan. Dunia ini berputar, bukan oleh keahlianmu, melainkan atas kehendak Tuhan. Tuhan berketetapan anak lelakimu meninggal dunia, dan kau tetap hidup. Mungkin memang itulah yang terbaik. Dan kini malah kau berputus asa karena kau ingin hidup untuk kebahagiaanmu sendiri."
"Memang untuk apakah seseorang hidup?" tanya Martin.
Dan si lelaki kecil menjawab, "Kita harus hidup untuk Tuhan, Martin. Tuhan yang memberimu hidup, dan demi kuasa-Nya-lah kau hidup. Ketika kau mulai hidup untuk-Nya, kau tidak akan berduka atas apa pun, dan segalanya akan terasa mudah bagimu."
Sejenak Martin terdiam, kemudian ia berkata, "Tetapi bagaimanakah orang dapat hidup demi kuasa Tuhan?"

Baca: CATATAN DARI MOTHER THERESA





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 08112332777
WA: 081919132777
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Jumat, 09 September 2011

APA YANG DICARI SETELAH KEMATIAN?




Ada sebuah kisah tentang seorang anak muda yang meminta pendapat gurunya yang arif dan bijaksana serta sangat ia percayai. Dia mengatakan kepada gurunya bahwa ia sangat mendambakan kehidupan yang sukses serta signifikan, yakni kehidupan yang "benar-benar bermanfaat"...

Lalu gurunya bertanya, "Apa rencanamu?"

Anak muda itu menjawab, "Saya ingin menyelesaikan pendidikan sampai sarjana."

Guru itu bertanya lagi, "Setelah itu, apa rencanamu?"

Lalu anak muda itu menjawab, "Saya ingin bekerja lalu menikah."

Gurunya bertanya lagi, "Setelah itu apa lagi?"

Anak itu dengan penuh semangat menjawab lagi, "Saya akan bekerja keras agar keadaan ekonomi saya meningkat, kemudian membangun keluarga bahagia dan sejahtera."

Sang guru bertanya lagi, "Setelah itu apa lagi?"

Anak muda itu mulai bingung karena gurunya mengulang-ngulang pertanyaan yang sama. Namun, ia menjawab, "Saya mau menjadi orang kaya sehingga bisa membesarkan dan mendidik anak-anak saya, dan mulai memikirkan masa pensiun saya."

Gurunya bertanya lagi, "Lalu apa lagi?"

Anak muda itu mulai kehilangan kesabaran, namun tetap menjawab, "Saya akan menjadi tua, lalu meninggal."

Gurunya bertanya lagi, "Setelah itu apa lagi?"

Anak muda itu jadi benar-benar kebingungan dan setelah berpikir sejenak, akhirnya ia menjawab, "Wah..., setelah itu saya tidak tahu lagi!"

Sang guru bijak lalu berkata, "Anak muda, kalau kamu bisa menjawab pertanyaan yang terakhir, sebenarnya pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terdahulu menjadi tidak penting."





Apakah kehidupan seseorang hanya dinilai dari keberadaan orang tersebut di dunia. Apakah memang seperti itu? Jika demikian, berarti keberhasilan secara materi merupakan satu-satunya yang dinilai. Kalau uang, kekuasaan, dan popularitas dianggap tujuan utama, berarti cara-cara meraih tujuan tersebut cukup jelas dan tidak terlalu sulit.
Tetapi, jika ada sesuatu yang bisa dicari setelah kehidupan ini…
Jika ada tujuan yang lebih dalam maknanya…
Jika ada nilai-nilai yang lebih dari sekedar kekayaan, jabatan atau ketenaran...
Maka, pertanyaan pertama dan utama yang harus dijawab adalah:
“APA YANG DICARI SETELAH KEMATIAN?”

Baca: BERBAGI KASIH - MENGUMPULKAN HARTA DI SURGA


Seperti apa Anda ingin dikenang oleh orang-orang yang mengenal Anda? Bagaimana Anda ingin dikenang oleh mereka yang mengelilingi Anda ketika Tuhan berkata: "WAKTUNYA KAMU PULANG"...

Baca: PENTINGNYA VISI HIDUP ANDA





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 08112332777
WA: 081919132777
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan