Minggu, 30 Agustus 2015

TERLAMBAT SUDAH...




Seorang raja muda ingin menjadi orang baik dan bijaksana serta memerintah rakyatnya menurut kehendak Tuhan. Dia mengumpulkan semua orang paling bijaksana dari seluruh kerajaan dan memerintahkan mereka untuk mengumpulkan semua kebijaksanaan ke dalam buku sehingga dia dapat membaca dan belajar sendiri bagaimana cara memerintah dengan baik.

Orang-orang bijaksana itu segera memulai proyek raksasa itu, dan sesudah tiga puluh tahun pekerjaan itu baru selesai. Satu barisan kuda panjang membawa lima ribu jilid buku berjalan menuju istana. Raja pada waktu itu sudah berusia hampir lima puluh tahun, dan dipenuhi dengan banyak rencana dan tugas kerajaan. Dia melihat kuda-kuda yang bermuatan buku itu dan berkata, “Saya terlalu sibuk untuk membaca begitu banyak buku. Bawa semua buku ini dan ringkas lagi untuk saya.”

Pekerjaan meringkas memakan waktu lima belas tahun, dan kemudian orang-orang bijaksana itu dengan bangga menghasilkan lima ratus jilid buku. Raja itu mengatakan, “Bukunya masih terlalu banyak. Ringkas menjadi lima puluh buku cukup.” Banyak orang bijaksana telah meninggal tetapi para pengganti mereka meneruskan proyek itu dan dalam waktu sepuluh tahun mereka membawa lima puluh buku kepada raja.

Pada saat itu raja sudah tua dan kelelahan. Raja berkata, “Kalian harus meringkasnya ke dalam satu buku.” Mereka dapat menyelesaikannya dalam waktu lima tahun. Tetapi ketika mereka membawa buku yang sangat berharga itu kepada raja, itu sudah terlambat, sebab raja sudah terbaring di ranjang kematian.

Baca: KELOLA WAKTU ANDA!





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Sabtu, 29 Agustus 2015

UANG: ILUSI, BAYANG-BAYANG DAN SESUATU...




Langkah pertama untuk menjadi kaya ialah mengetahui secara tepat apakah kekayaan itu. Dan sedikit orang yang mengetahui apakah sebenarnya kekayaan itu ada di dalam dan di luar dirinya. Apakah kekayaan itu? Apa yang menyebabkannya? Apa yang memicu penyebabnya? Mari kita mulai dengan, uang, sesuatu yang dikenal luas sebagai simbol kekayaan, dan lalu kita akan bergerak lebih jauh.
Uang tidaklah nyata.

Uang hanyalah alat pertukaran legal, peranti tukar-menukar. Kita menggunakannya untuk bertukar nilai. Uang mewakili sebuah nilai.
Uang adalah “tubuh” dari nilai. Uang merupakan sensasi fisik dari nilai yang timbul dan tenggelam dalam diri kita. Bukan dalam “segala sesuatu” di luar kita, melainkan di dalam diri kita. Karena tanpa kita, apa arti nilai sebuah mobil? Tak ada, setidaknya bagi kita. Dengan kata lain, kitalah, sang pengamat, yang menempatkan nilai pada sesuatu, namun nilai itu benar-benar nilai yang ada dalam diri kita: kita memberi nilai kepada benda-benda material. Benda-benda material tidak memiliki nilai “uang” dalam diri mereka – kitalah yang memberi nilai semacam itu. Itu sebabnya, uang adalah representasi fisik eksternal dari sebuah bagian tertentu dari nilai internal kita, di dalam diri kita. Itulah kenapa sebuah rumah atau bagian saham yang saat ini bernilai satu juta dolar dapat menjadi turun menjadi hanya setengah juta dolar pada keesokan harinya ketika kecemasan meliputi hati orang-orang yang terlibat dalam transaksi tersebut. Rasa takut membunuh sebagian dari nilai-nilai internal para partisipan dan hal itu dicerminkan dalam bentuk kertas uang, “tubuh” dari nilai.

Ada contoh lain: bahkan kertas mata uang tidak sepenuhnya mewakili uang secara penuh. Benda itu tidak dapat benar-benar mewakilinya. Menurut taksiran (dan ini berbeda-beda di setiap negara), hanya 4 persen uang yang tersimpan di bank yang berwujud uang kontan. Bayangkanlah seberapa banyak kapas, linen, bubur kertas, dan logam yang dibutuhkan dunia untuk membuat uang yang dimiliki seseorang di rekeningnya jika berbentuk uang kertas. Jika seandainya Anda menumpuk uang kertas bernilai 1 dolar sebanyak satu juta dolar, maka berat keseluruhannya akan mencapai satu ton dan tingginya mencapai 36 kaki. Uang juga tidak berwujud dalam cadangan emas. Ini juga disebabkan oleh alasan yang sama – sejak tahun 1970-an kita tidak lagi memakai emas sebagai patokan.

Lalu apa sebenarnya yang berwujud, apakah uang seperti yang kita risaukan setiap hari? Baiklah, uang adalah onggokan ilusi besar. Itu hanyalah angka-angka yang dituliskan pada selembar kertas dan peranti penyimpanan komputer dan ditugaskan kepada manusia dan pelbagai entitas, semisal perusahaan atau lembaga investasi, atau lebih akurat, untuk mencatatnya! Dengan kata lain, untuk setiap 100 dolar atau nilai yang setara dalam mata uang lain, hanya sekitar empat dolar yang berwujud sebagai mata uang kertas dan logam, sementara sisanya sekitar 96 dolar hanya berbentuk angka-angka yang dituliskan pada kertas atau komputer di bank-bank, perusahaan, atau lembaga-lembaga lain. Satu-satunya alasan mengapa sistem ini tidak mengalami keruntuhan ialah karena kita semua mempercayainya. Terakhir kali sejumlah besar orang tidak mempercayai sistem ini ialah sebelum terjadinya Depresi di mana sejumlah besar orang menarik dana dari bank-bank dan mendapati bahwa tidak semuanya bisa mendapatkan uang mereka. Peristiwa ini bukanlah penyebab dari Depresi Besar, namun peristiwa inilah yang mempercepatnya.

Uang tidaklah nyata – sesuatu yang lainlah yang nyata. Uang hanyalah bayang-bayang dari sesuatu itu. Langkah pertama untuk menjadi kaya ialah mengetahui apakah sebenarnya uang itu, atau lebih tepat, apakah yang diwakili olehnya. Belajarlah untuk tidak melihat uang seperti yang kita kenal sekarang ini – kontan, rekening bank, ongkos, dan lain-lain. Ini hanyalah bayangan dan bukan benda yang asli. Mengamati bayangan itu, bentuk fisik uang, sebagaimana akan kita ketahui, adalah sesuatu yang sangat tidak bijak dan tidak sehat bagi diri dan kondisi finansial kita.

Sebaliknya, inilah nilai yang ada dalam diri kita dan dalam diri orang lain, dan alirkan dan tukarkan nilai ini dengan orang lain. Nilai internal kita adalah bayangan dari nilai internal kita. Kembangkan nilai internal ini sehingga uang dan kekayaan eksternal kita serta merta akan meningkat.

Ketahuilah, uang mewakili sebuah aspek dari nilai dalam diri manusia, namun ini tidak berarti bahwa uang mewakili seluruh nilai manusia ini. Ini sangat penting. Ini bukan mengenai harga diri. Uang hanya mewakili aspek dari nilai internal yang berkenaan dengan kekayaan. Itu sebabnya, kita tak bisa mengatakan bahwa orang kaya mempunyai harga diri dan nilai yang lebih tinggi dari orang miskin.

Sebaliknya, kita harus mengatakan bahwa segala hal yang berhubungan dan berkaitan dengan uang disebut sebagai Kesadaran Kaya. Ini dimiliki setiap orang dan dapat dikembangkan oleh dan dalam diri setiap orang. Sebagaimana hal-hal lain yang penting bagi kehidupan kita semisal udara, kesadaran kaya juga gratis. Kita bebas memilih mengembangkannya atau tidak, menumbuhkannya atau tidak. Kita juga bebas mengubah pilihan dan tak ada yang mempu menghentikan kita.

Kita tidak memerlukan hal-hal lain di luar diri kita untuk mengingkatkan kesadaran kaya, apalagi uang kita. Semua yang dibutuhkan sudah ada di dalam diri kita. Barangkali itu sudah terlupakan, namun hal itu berada dalam diri kita. Kita akan mengingatnya. Dan langkah pertama ialah selalu mengingat bahwa uang tidak nyata; uang adalah bayangan dari sesuatu yang lain.

Dan ini rahasia yang lain: kesadaran kaya hanyalah ekspansi kesadaran ke dalam sisi kekayaan dari diri kita. Itulah kenapa segala hal yang kita butuhkan untuk meningkatkan kesadaran kaya sudah tersedia dalam diri kita. Kita sebenarnya sudah kaya, tetapi kita terbiasa diajari untuk memilih mengabaikan kekayaan kita. Wawasan seperti ini mengubah segala sesuatu. Sebagaimana orang kaya, kita bisa mengetahui bagaimana cara menjadi kaya dan memilih untuk mulai merasakan kekayaan.

Kita memiliki lebih banyak kemampuan menjadi kaya di dalam diri ketimbang kekayaan yang kita rasakan. Kita harus berlatih untuk tidak khawatir bahwa kita telah mencapai batas-batas kekayaan. Kita tidak perlu mencari tahu cara mengubah kesadaran kaya menjadi uang kontan – seperti yang akan kita lihat, itu akan terjadi secara otomatis. Satu-satunya hal yang harus dilakukan ialah memperluas kesadaran kaya dan melatihnya, bertindak sesuai dengannya, menjelmakannya, sehingga kita beroleh situasi dan kesempatan untuk mengubahnya menjadi uang kontan.

Tak ada seorang pun di antara orang-orang kaya di dunia yang mempunyai, di saat mereka belum sekaya seperti saat ini, kemampuan untuk meramalkan dan merencanakan secara tepat rangkaian peristiwa yang dapat menyebabkan mereka sekaya sekarang ini. Umumnya mereka hanya mempunyai segudang cita-cita dan rencana, namun banyak dari mereka akan mengatakan kepada kita bahwa mereka sering mengalami “kebetulan” dan beroleh peluang yang sebelumnya tidak pernah mereka ramalkan. Tujuan mereka adalah satu-satunya hal yang mereka kerjakan, namun jalan yang mereka tempuh untuk mewujudkannya merupakan kecerdasan yang mengangumkan, walau tanpa diduga-duga. Sekarang kita dapat melihat bagaimana hal semacam itu bisa terjadi dalam kehidupan kita – mungkin kita tidak sanggup meramalkan rangkaiannya namun mampu membuat “keberuntungan yang kebetulan” ini kita alami setiap hari.

Tetapi bukan hanya kertas uang saja yang tak nyata. Banyak hal di sekeliling kita dikira sangat nyata ternyata tidaklah nyata. Kita harus turut serta dalam perjalanan yang indah, menguatkan, dan membebaskan apa yang akan memperlihatkan kepada kita bagaimana rupa sesungguhnya dari dunia ini dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Inilah perjalanan yang akan membuka mata dan mengepakkan sayap-sayap kita. Kita harus melihat sesuatu “di bawah tabir” kehidupan; kita harus mempelajari cara menciptakan kehidupan yang sesuai dengan diri sendiri.

Kita harus mencapai Kesadaran Kaya kita. Ketika kita melakukannya, maka menolak kesuksesan dan kekayaan akan menjadi hal yang sulit dilakukan. Ya, kita membacanya dengan tepat. Sewaktu memiliki kesadaran untuk menjadi kaya, akan sangat sulit bagi kita untuk tidak sukses dan kaya. Keberhasilan dan kekayaan secara otomatis akan mengikuti kemana pun kita pergi. Kita tidak perlu lagi terombang-ambing mencari keduanya, sebaliknya merekalah yang akan mencari kita. Kita akan bebas mengalami aspek-aspek lain dari kehidupan yang mungkin bahkan tidak pernah kita impikan, dimensi diri dan kehidupan yang benar-benar menakjubkan. Hal yang sama juga terjadi pada kebahagiaan.
(Sumber: “Money, An Illusion, a Shadow of Something Else”, David Cameron Gikandi)

Baca: UANG BUKAN SEGALANYA, TAPI...





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Rabu, 26 Agustus 2015

JEJAK YANG INGIN ANDA TINGGALKAN




Sepanjang perjalanan hidup yang telah, sedang, dan akan kita lalui, banyak orang masuk ke dalam kehidupan kita. Satu demi satu datang dan pergi silih berganti. Ada yang tinggal untuk sementara waktu ada yang meninggalkan jejak di dalam hati kita, dan tidak sedikit yang membuat kita menjadi berubah. Demikian, berlaku sebaliknya…

Alkisah, hiduplah seorang tukang lentera di sebuah desa kecil. Setiap petang lelaki tua ini berkeliling desa membawa sebuah tongkat obor penyulut lentera dan memanggul sebuah tangga kecil. Ia menghampiri setiap tiang lentera, menyandarkan tangganya, lalu naik, dan menyulut sumbu di dalam kotak kaca lentera. Kemudian ia pun turun, memanggul tangganya lagi, dan berjalan menuju tiang lentera berikutnya.

Begitu seterusnya sampai akhirnya ia menghilang dari pandangan, ditelan kegelapan malam. Namun, siapa pun akan selalu tahu kemana lelaki tua itu pergi dari lentera yang dinyalakannya.

Seperti halnya perjalanan si lelaki tua dari satu lentera ke lentera berikutnya, dan meninggalkan jejak…
Kemana pun kita melangkah dan pergi, tentu akan meninggalkan jejak. Sikap, perkataan, dan perbuatan kita adalah jejak-jejak yang kita tinggalkan bagi setiap orang yang ada di sekitar kita.
Tujuan yang jelas dan besarnya rasa tanggung jawab atas pekerjaan kita adalah jejak-jejak yang akan diikuti oleh tim kerja kita.

Tinggalkanlah jejak yang bermakna, yang secara otomatis bermakna untuk diri sendiri dan bagi mereka yang mengikutinya, sehingga kita pantas mendapatkan ucapan penuh penghargaan:
“Saya tahu kemana ia akan pergi dari jejak-jejak yang ditinggalkannya...”

Baca: BERBAGI KASIH - MENGUMPULKAN HARTA DI SURGA





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Sabtu, 22 Agustus 2015

CARA BEKERJA DENGAN BAIK?





Jika pertanyaan di atas saya tanyakan kepada Anda, jawaban apa yang akan Anda berikan...

Mungkin jawaban Anda adalah salah satu dari berikut ini:
1. Anda setiap hari hadir di tempat kerja (ada absennya).
2. Anda setiap bulan menerima gaji.
3. Anda punya penghasilan untuk keluarga.
4. Perusahaan mendapatkan keuntungan.



Mari kita tinjau lebih dalam kemungkinan jawaban tersebut di atas:
    1. Absensi adalah bukti kehadiran Anda di kantor, bukan merupakan bukti bahwa Anda bekerja.
    2. Gaji adalah bukti bahwa perusahaan percaya kepada Anda, dan sebagai kewajiban perusahaan kepada karyawan.
    3. Penghasilan yang diterima juga sama, yaitu bukti bahwa perusahaan percaya kepada Anda.
    4. Keuntungan perusahaan adalah hasil kerja team atau modal perusahaan, jadi tidak membuktikan bahwa Anda telah bekerja.

Boleh jadi saat ini Anda sedang berpikir keras, apa sebenarnya yang dapat dijadikan sebagai “bukti” bahwa Anda benar-benar telah bekerja?

Nah…, jika Anda tidak dapat menunjukkan bukti bahwa Anda telah bekerja, “jangan-jangan gaji yang Anda terima saat ini ‘kegedean’, terus apa dasarnya minta kenaikan gaji?”
Hehehe…

‘Kembali ke laptop’, balik ke pertanyaan di atas:
“APA BUKTI BAHWA ANDA TELAH BEKERJA?”

Jawaban yang benar adalah:
SAYA BUKTIKAN DENGAN PRESTASI KERJA!

Ironisnya, banyak orang yang tidak menyadari hal itu, sehingga tidak dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Lebih banyak orang yang mengukur “telah bekerja” dari gaji yang mereka terima. Padahal gaji yang diterima adalah hasil dari prestasi kerja di masa lalu, minimal 1 bulan yang lalu bukan?


Agar lebih mudah, saya berikan ilustrasi berikut…

Sebutlah seorang bos bernama Acoy, pengusaha berhasil yang sering pulang ke rumah terlambat, rata-rata jam 9 malam. Ketika sampai rumah, Bos Acoy melihat pembantu rumah tangga (PRT) nya sedang santai membaca majalah sambil nonton TV LED berukuran besar-60 inch, milik Bos Acoy.
Saat ditanya, bagaimana perasaan Bos Acoy sebagai pemilik rumah tapi yang menikmati adalah PRT-nya? Tentu saja Bos Acoy merasa sebal melihat hal itu! Ketika Bos Acoy ditanya lagi, bagaimana kemungkinan menaikkan gaji PRT itu, spontan Bos Acoy menjawab, “kemungkinan besar saya tidak akan menaikkan gajinya, malah akan saya tambah dengan pekerjaan lain.”
Padahal, sang PRT telah menyelesaikan pekerjaan rutin hariannya dengan baik, namun Bos Acoylah yang sering pulang kemaleman.
Hihihi…

Banyak orang yang mengukur kerja berdasarkan lamanya jam kerja yang telah mereka gunakan, bukan atas hasil atau prestasi kerjanya.
Padahal, efektivitas kerja seharusnya dilihat dari seberapa besar hasil atau manfaat dari pekerjaan yang telah dilakukannya, yang meningkatkan kinerja bagi dirinya, Tim Kerjanya, dan untuk Perusahaan.

Andai saja PRT tersebut saat Bos Acoy tiba dan berinisiatif menyampaikan hal demikian: “Selamat malam, Bos Acoy, seharian ini saya telah selesai mengerjakan a, b, dan c. Apakah ada hal lain yang harus saya kerjakan? Jika tidak, bolehkah saya membaca majalah dan nonton TV?”
Kemungkinan besar Bos Acoy akan menjawab, “YA, BOLEH…”
Hhmmm…

Kurang lebih, seperti itulah yang dinamakan UNJUK PRESTASI, bukan “unjuk rasa”, minta naik gaji dengan ngaku-ngaku sudah melakukan banyak pekerjaan, tapi tidak ada hasil nyata yang positif untuk perbaikan.

Orang-orang yang benar-benar bekerja, dengan ‘pola kerja’ yang bisa saja masing-masing berbeda, cepat atau lambat waktu akan menunjukkan dan membuktikan, bahwa pekerjaannya telah memberikan NILAI TAMBAH bagi dirinya dan untuk orang-orang yang ada disekitarnya-Tim Kerja, yang pada ujungnya tentu untuk kemajuan dan perkembangan perusahaan.
Itulah PRESTASI KERJA, BUKTI BAHWA ANDA TELAH BEKERJA!

Siapa pun Anda, posisi apa pun Anda saat ini, carilah hal yang positif dan berikanlah yang terbaik yang ada di dalam diri Anda.
Hal itu tidak pernah sia-sia! Niscaya, kehidupan Anda pun akan semakin baik, indah, dan menarik…
Karena jika tidak, tanpa sadar Anda telah menyia-nyiakan masa depan Anda.

“Pada setiap orang terdapat sedikit perbedaan, namun perbedaan yang sedikit itu akan menjadi besar. Perbedaan yang sedikit itu adalah sikap, sedangkan perbedaan yang besar adalah sikap itu positif atau negatif.”
(Clement Stone)

Baca: APA BAHAN BAKAR UTAMA DALAM BEKERJA?






Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Kamis, 20 Agustus 2015

BEKERJA DENGAN MEMBUAT NILAI TAMBAH




Suatu hari, seorang motivator terkenal membuka seminarnya dengan cara unik...

Sambil memegang selembar uang Rp 100.000,-, ia bertanya kepada hadirin, “Siapa yαηg mau uang ini?”
Tampak banyak tangan diacungkan, pertanda banyak yαηg minat.

“Saya akan berikan uang ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini.”
Ia berdiri mendekati hadirin.
Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat-lipat dan menjadi lusuh.

Lalu bertanya lagi, “Siapa yαηg masih mau uang ini?”
Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

“Baiklah, apa jadinya bila saya melakukan ini?”, ujarnya sambil menjatuhkan uang ke lantai dan menginjak-injaknya dengan sepatunya.
Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor, lusuh dan tak mulus lagi.

“Nahh..., apakah sekarang masih ada yang berminat?”

Tangan-tangan yαηg mengacung masih tetap banyak.
“Hadirin sekalian, Anda baru saja mendapatkan sebuah pelajaran penting. Apa pun yang terjadi dengan uang ini, Anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang ini tetap bernilai Rp 100.000,-”

Dalam kehidupan ini, kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat kekurangan dan kesalahan dari keputusan dan pilihan yαηg kita buat serta situasi sulit yang menerpa kita.

Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berarti dan putus asa. Padahal apa pun yang telah terjadi, Anda tidak pernah kehilangan nilai di mata mereka yαηg peduli dan mencintai Anda.
Jadi, setiap kali Anda merasa diri tak berharga, ingatlah akan selembar uang Rp 100.000,- tersebut.



DALAM HIDUP INI, YΑNG PALING PENTING ADALAH NILAI YΑNG ADA DI DALAM DIRI ANDA, BUKAN YΑNG "MEMBUNGKUSNYA"!

Apakah Anda memang layak mendapatkan nilai yang tinggi atau sebaliknya?
ITULAH PILIHAN HIDUP ANDA!

Masa lalu Anda tidaklah penting, yang paling penting adalah bagaimana masa depan Anda...

Dalam bekerja, apakah Anda terus berusaha membuat nilai tambah untuk diri sendiri dan juga bagi orang lain, khususnya untuk Tim Kerja Anda?

Baca: NASIBMU BERAWAL DARI PIKIRANMU!





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Senin, 17 Agustus 2015

PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI




Hasil survei dari program Partnerships with People dengan 100 Best Companies to Work For (Department of Trade and Industry-UK, 2004) menyebutkan bahwa untuk menjadi inspirational leadership terdapat enam unsur dasar yaitu genuinely care about their people, involve everybody, show lots of appreciation, ensure work is fun, show real trustdan listen a lot.

Pertama, genuinely care about their people
Kepedulian Pemimpin pada orang lain dilakukan dengan tulus dan sungguh-sungguh, sehingga dapat dirasakan oleh orang yang ada di sekitarnya. Seorang Pemimpin yang inspirasional akan mampu menunjukkan hal tersebut walau tanpa bahasa verbal. Sikap dan perilakunya membuat orang yang ada di sekitarnya akan merasakan kesungguhan dan ketulusannya.
Baca: MENJADI SEORANG PEMIMPIN

Kedua, involve everybody
Dalam pelaksanaan memimpin suatu organisasi apa pun, seorang Pemimpin tentu membutuhkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kesuksesan Pemimpin sangat dipengaruhi oleh peran serta orang-orang yang ada di bawah kepemimpinannya. Keterlibatan orang yang ada dalam timnya merupakan bagian dari kunci suksesnya. Untuk dapat melibatkan orang lain, seorang Pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang yang membantu dan mendukungnya, sehingga dapat membuat kedua pihak memiliki keterlibatan dalam melakukan tugas pekerjaan.
Baca: MEMBANGUN TIM YANG SOLID

Ketiga, show lots of appreciation
Pemimpin yang menginspirasi memiliki kecenderungan untuk selalu memberikan apresiasi kepada orang yang dipimpinnya. Bentuk apresiasi yang sepatutnya ditunjukkan oleh seorang Pemimpin tidak terbatas hanya yang sifatnya material, meskipun memang diakui hal tersebut juga merupakan bentuk reward yang penting. Akan tetapi, seorang Pemimpin juga memberikan apresiasi yang sifatnya lebih kepada behavior dalam arti yang luas, seperti sikap, dan motivasinya kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Baca: MEMOTIVASI BAWAHAN

Keempat, ensure work is fun
Bekerja merupakan hal yang menyenangkan, itulah yang perlu ditularkan oleh seorang Pemimpin. Seorang Pemimpin seharusnya sudah lebih dulu memandang dan bersikap bahwa dia menikmati pekerjaan yang dilakukannya. Behaviour atau perilaku yang ditunjukkan oleh Pemimpin tersebut akan menginspirasi dan menjadi role model bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Baca: CARA BEKERJA DENGAN BAIK?

Kelima, show real trust
Pemimpin yang menginspirasi mampu untuk memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Kepercayaan yang perlu ditunjukkan sesuai dengan tanggung jawab yang menjadi tugas dari orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini, berarti si Pemimpin pun harus memahami apa yang akan, dan sedang dilakukan bawahannya sehingga dia tahu seperti apa hasilnya. Melalui kepercayaan yang diberikan oleh seorang Pemimpin, ini menunjukkan bahwa Pemimpin pun harus memiliki keyakinan dengan kualitas dan kredibilitas bawahannya. Bila hal tersebut dirasakan oleh orang-orang yang dipimpinnya, maka dapat menginspirasi mereka menjadi sesuai atau lebih dari yang diharapkan oleh Pemimpinnya.
Baca: BAGAIMANA MENJADI ATASAN YANG BERKUALITAS?

Keenam, listen a lot
Mendengarkan merupakan faktor utama bagi seorang Pemimpin. Mendengarkan tidak selalu yang berkaitan dengan bahasa verbal, tetapi bahasa non verbal juga sangat penting untuk dipahami. Bahkan, seorang Pemimpin harus mampu menjadi pendengar yang baik agar dapat mendengar kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya.
Baca: BELAJAR MENDENGAR





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Sabtu, 08 Agustus 2015

APA ITU KECERDASAN EMOSIONAL?




Selama ini emosi diasosiasikan dengan sesuatu yang kurang baik. Apalagi jika dikaitkan dengan “emosional”. Padahal, sebenarnya jika dikelola dengan baik, emosi bisa menjadi sesuatu yang sangat positif bagi kehidupan kita.
Emosi yang sehat mendukung perilaku yang sehat pula. Perilaku yang sehat pada akhirnya akan menuntun kita kepada jiwa dan watak pemenang.
Bagaimana Anda memiliki kecerdasan emosi dan memanfaatkannya sebagai mesin pendorong untuk meraih kesuksesan…
Untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, indah, dan menarik!


Perhatikan cerita singkat berikut ini:
Alkisah, di Jepang ada samurai yang suka bertarung. Samurai ini menantang seorang guru Zen untuk menjelaskan konsep surga dan neraka. Tetapi, pendeta itu menjawab dengan nada menghina, “Kau hanyalah orang bodoh, aku tidak mau menyia-nyiakan waktuku untuk orang seperti kamu!”
Merasa harga dirinya direndahkan, samurai itu naik darah. Sambil menghunus pedangnya ia berteriak, “Aku dapat membunuhmu karena kekurangajaranmu itu!”
“Nah,” jawab pendeta itu dengan tenang, “Itulah neraka.”
Takjub melihat kebenaran yang ditujukan oleh sang guru akan amarah yang menguasai dirinya, samurai itu menjadi tenang, menyarungkan pedangnya, dan membungkuk sambil mengucapkan terima kasih kepada pendeta itu atas penjelasannya.
“Dan,” kata sang pendeta, “Itulah surga.”

Baca: BAGAIMANA CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL?


Perhatikan pula cerita singkat yang berikut ini:
Alkisah, ada seorang ulama melihat seorang pencuri sandal di masjid. Ia segera mengejar pencuri itu, dan akhirnya tertangkap basah. Dalam situasi seperti itu, ulama tersebut bisa saja mengumpat dan memaki-maki, bahkan memukuli si pencuri itu. Namun, ulama itu dapat mengendalikan emosinya dengan nalarnya.
Dengan suaranya yang tinggi ulama menghardik si pencuri:
“Saya tidak suka kamu mengambil sesuatu yang bukan milikmu, nista sekali! Sekarang kembalikan sandal itu ke masjid, dan ini uang buat kamu untuk membeli sandal baru. Berjanjilah, kamu tidak akan mengulanginya lagi.”


“Siapa pun bisa marah, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal yang mudah.”
(Aristoteles)

Baca: WINNER vs LOSER






Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

AJAIBNYA KEKUATAN PIKIRAN




Semua orang pasti memiliki kekuatan pikiran yang membuat mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika Anda benar-benar percaya pada diri sendiri dan memiliki sikap mau berusaha, maka apa yang Anda inginkan dapat menjadi kenyataan.

Adapun beberapa cara menggunakan kekuatan pikiran untuk mewujudkan sebuah impian menjadi kenyataan adalah sebagai berikut:

Percaya pada Diri Sendiri
Pejamkan mata, tarik nafas yang dalam beberpa kali dan ingat saat Anda merasa benar-benar senang dengan diri Anda sendiri. Saat Anda berhasil mengatasi sebuah masalah dengan baik, menyelesaikan sebuah proyek besar di tempat kerja atau Anda berhasil menyelenggarakan jamuan makan malam. Saat Anda membuka mata, maka Anda akan dipenuhi rasa percaya pada diri sendiri.
Hal ini mengingatkan bahwa Anda telah mendapatkan segala yang Anda inginkan dalam hidup ini, karena Anda pernah melakukannya sebelumnya dan dapat melalukannya lagi. Tingkatkan khasiat dengan mencari ungkapan ajaib dan mengulanginya di dalam hati. Katakan pada diri Anda bahwa Anda percaya pada diri sendiri, Anda memiliki kekuatan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Atau Anda katakan bahwa tiap hari Anda adalah yang paling hebat.
Jika Anda terus mengulangi dorongan positif seperti ini kepada diri sendiri, maka akan mendorong otak mengelurkan hormone serotine dan endorphin, sehingga menimbulkan rasa senang. Anda akan langsung merasa lebih percaya diri sendiri dan merasa senang dengan apa yang dapat Anda lakukan dalam hidup ini.

Mimpi Besar
Bila Anda menginginkan rumah baru yang indah, maka telusuri lingkungan perumahan yang Anda sukai daripada lingkungan yang sesuai dengan jangkauan Anda. Melamar pekerjaan benar-benar menyenangkan Anda daripada pekerjaan yang pasti bisa Anda dapatkan. Meski sekilas mengesankan bahwa Anda menempatkan diri pada posisi yang bisa mengecewakan, Anda sebenarnya membuka diri terhadap peluang-peluang yang jika tidak maka kemungkinan akan lari melewati Anda.
Apabila Anda mencari rumah yang harganya di luar jangkauan Anda, maka Anda tidak akan menemukan rumah yang bisa Anda beli. Bicarakan apa yang Anda inginkan seakan Anda sudah memilikinya. Daripada berkata bahwa Anda ingin terbebas dari hutang sebaiknya katakan bahwa Anda menciptakan kebebasan finansial atau Anda menciptakan tubuh yang Anda sukai. Cara ini menarik impian Anda keluar dari masa depan ke dalam masa kini. Hal ini juga meyakinkan alam bahwa sadar bahwa Anda tidak bisa menunggu hingga besok untuk mewujudkan impian Anda.

Wujudkan Kenyataan
Telepon teman yang memulai usaha rumah dan lihat saran apa yang bisa diberikannya kepada Anda. Kirim email romantis kepada pasangan Anda dan lihat apakah dia akan membalasnya dengan yang sejenis. Jika Anda meluangkan waktu tiga menit sehari pada impian Anda, maka Anda akan mendapatkan hasilnya. Orang-orang yang hanya membuat sebuah gerakan kecil ke arah tujuannya berkemungkinan lebih besar mencapainya daripada orang yang berpikir harus melakukan upaya lebih besar dan berani.

Katakan pada diri Anda bahwa ini mudah dan ulangi ungkapan ini setiap kali ada keraguan memasuki pikiran Anda. Jika Anda berkata kepada diri sendiri bahwa masalah ini sulit, maka kemungkinan akan menjadi sulit. Tapi jika Anda percaya, maka segalanya akan menjadi mudah.

Baca: APA ITU SELF TALK?





Salam Sejahtera & Sukses Selau!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Kamis, 06 Agustus 2015

MEMBANGUN INTEGRITAS




Di kampus kehidupan saya belajar bahwa setiap orang perlu membangun integritas dirinya, agar ia dimungkinkan membangun integritas kelompok dan organisasi di mana ia berada, yang pada gilirannya dapat pula menyumbang ke arah pembentukan integritas masyarakat bangsa.

Caranya adalah dengan:
Pertama, menunjukkan kejujuran dan berani berbicara sesuai kenyataan;
Kedua, menepati janji atau melakukan apa yang dijanjikan dan tidak membocorkan rahasia; dan
Ketiga, bertindak konsisten dalam arti menyatukan kata dengan perbuatan.
Di kampus kehidupan pula saya belajar bahwa secara praktik barangsiapa yang pernah berbohong; atau pernah ingkar janji; atau pernah mengkhianati kepercayaan orang lain, memenuhi syarat untuk disebut munafik.

Tiga ciri manusia munafik adalah: apabila ia berbicara, ia bohong; apabila ia berjanji, ia ingkar; dan apabila ia diberi kepercayaan, ia berkhianat. Dan saya merasa bahwa penjelasan mengenai tiga ciri kemunafikan itu begitu operasional dan praktis.
Sedemikian operasionalnya pengertian orang munafik di atas, maka setiap orang langsung dapat menjawab apakah ia PERNAH munafik, KADANG-KADANG munafik, SERING munafik, atau SELALU munafik. Ibarat warna, putih seratus persen dapat dianggap simbol orang yang tidak munafik; abu-abu untuk yang PERNAH berbohong; agak hitam untuk yang SERING berbohong; dan hitam legam untuk yang SELALU berbohong.


Apa hubungan antara integritas dan kemunafikan?
Mungkin ini, integritas adalah musuh kemunafikan, atau sebaliknya. Artinya, saya tidak bisa membangun integritas sambil mempertahankan kemunafikan saya. Saya harus meninggalkan yang satu untuk mengembang-kan yang lain. Seumpama menentukan arah berjalan, saya tidak bisa memilih ke timur dan barat sekaligus.

Lebih lanjut, pembelajaran di kampus kehidupan memperhadapkan saya dengan kenyataan ini: tidak sulit untuk bersepakat bahwa integritas adalah salah satu karakter terpuji, sementara munafik adalah salah satu karakter tercela; yang sulit adalah mendemonstrasikan karaker terpuji secara konsisten dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan lain perkataan, menjadi seseorang yang punya integritas tinggi (baca: nyaris tak pernah berdusta; selalu menepati janji dan menjaga rahasia; dan memegang teguh amanah dari orangtua/atasan/ organisasi/dsb), itulah yang sulit.

Baca: BAGAIMANA KARAKTER DIRI ANDA?





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan