“Menurut
pengamatan saya, kebanyakan orang maju karena mereka menggunakan waktu yang
justru disia-siakan oleh orang lain”.
(Henry Ford)
Apakah Anda sadar atau tidak, setiap hari Anda
mempunyai waktu 86.400 detik yang dapat Anda habiskan sesuka hati Anda. Dan
jika Anda gagal memanfaatkan detik-detik itu, maka waktu yang telah berlalu itu
tidak akan kembali lagi. Orang-orang yang sukses menyadari pentingnya waktu.
Benyamin Franklin mengatakan, “Apakah Anda mencintai kehidupan? Kalau jawabannya adalah ‘YA’, maka
Anda jangan membuang waktu, karena waktu adalah kehidupan”.
Kehidupan kita di muka bumi ini dibatasi oleh waktu.
Kita semua tahu bahwa waktu sangat berharga bagi kehidupan kita. Tetapi tanpa
disadari banyak dari kita sering terlena sehingga sering membuang-buang waktu
dengan sia-sia.
Terinspirasi dari buku “Kisah Rp 10.000 Yang Mengubah
Hidupku” – Josef Bataona, kita semua sama-sama punya waktu 24 jam dalam
sehari, tapi kenapa banyak orang yang mengeluh “tidak punya waktu” atau tidak punya cukup waktu untuk
menyelesaikan tugas hari ini.
Mari kita kelompokkan 24 jam sehari, seperti ini:
·
Waktu yang di atur oleh orang lain:
jam kantor.
·
Waktu yang tergantung orang lain,
misalnya jadwal meeting yang harus disesuaikan dengan atasan atau perusahaan.
·
Waktu yang wajib kita jadwalkan:
jam makan dan jam tidur.
·
Waktu yang dapat kita sesuaikan
sendiri: di luar jam kantor.
Tentunya kita akan kesulitan jika secara matematis
harus menentukan berapa jam masing-masingnya. Namun, tentunya kita harus
mengatur jadwalnya secara disiplin.
Berdasarkan pengelompokkan tersebut di atas, saya
mencoba menjadwalkannya sebagai berikut:
ð
Jam
07.15: saya usahakan sudah tiba di kantor. Sesaat duduk di
belakang meja kerja, saya melakukan ‘ritual’ membaca “IKLAN DIRI 60 DETIK”, dilanjutkan dengan mempersiapkan agenda kerja
dan berkas kerja yang akan saya lakukan pada hari itu serta “materi training by email”.
ð
Jam
08.00 – 12.00: waktu kerja yang saya sesuaikan dengan meeting yang
sudah dijadwalkan sebelumnya, termasuk meeting mendadak dengan manajemen.
ð
Jam
12.00 – 13.00: adalah waktunya makan siang dan ‘mengistirahatkan
pikiran saya’.
ð
Jam
13.00: kembali duduk di belakang meja kerja, termasuk
meeting lanjutan sampai dengan jam 17.30 atau 18.00, dan diusahakan tidak lebih
dari jam itu.
ð
Jam
18.00 – 19.00: sekitar 1 jam perjalanan pulang ke rumah. Kemacetan
menjadi kurang terasa dengan mengemudikan mobil sambil mendengarkan music dan bernyanyi.
ð
Jam
19.00 – 23.00: adalah waktu 4 jam yang saya sesuaikan untuk:
o
Mandi malam.
o
Makan malam di rumah atau undangan
makan malam di rumah kawan, dilanjutkan dengan ‘kongkow’ sampai dengan jam
22.00.
o
Nonton TV/film DVD/’sharing’ dengan
keluarga.
o
Membaca buku atau browsing, dan
menyiapkan bahan untuk ‘broadcast kalimat positif – motivasi dan inspirasi’.
ð
Jam
23.00: waktunya saya tidur.
ð
Jam
05.45 – 06.45: saya bangun, berdoa, olah raga ringan, mandi pagi,
sarapan, dan meninggalkan rumah menuju kantor.
ð
Jam
06.45 – 07.15: sekitar 30 menit sepanjang perjalanan dari rumah menuju
kantor adalah waktunya saya menikmati keindahan di pagi hari, dan mendengarkan music
dan bernyanyi di dalam mobil.
Demikian secara garis besar saya membagi waktu
rutinitas kerja yang saya lakukan secara disiplin, di luar weekend atau hari
libur…
Salah satu milik Anda yang paling berharga dalam hidup
ini adalah waktu 24 jam yang ada di hadapan Anda. Sudahkah Anda mengembangkan
sebuah strategi yang akan memungkinkan Anda untuk menggunakan waktu Anda itu
sebaik-baiknya?
“Salah
satu cara terbaik untuk menghemat waktu adalah berpikir dan membuat perencanaan
ke depan, dengan berpikir lima menit saja, seringkali kita menghemat waktu
kerja selama satu jam”.
(Charles C. Gibbons)
Baca: TIME MANAGEMENT
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777Drs. Johanes Budi Walujo
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan