Minggu, 31 Agustus 2014

MENGHINDARI KESALAHAN DALAM MEMBUAT PROPOSAL BISNIS




Sebagai pengusaha, tentunya menginginkan keberhasilan dalam mengembangkan usaha yang telah dirintis, dengan cara memiliki banyak sorotan dari para investor, mitra, bahkan karyawan dalam perusahaan. Hendaknya Anda memiliki sebuah perencanaan yang kuat dalam mengelola suatu usaha.
Hal demikian karena dengan adanya perencanaan tersebut akan menjadi salah satu faktor penting dan sangat berpengaruh sekali terhadap besar kecilnya hasil bisnis yang Anda raih. Namun dalam hal pembuatan perencanaan kerja atau proposal ini, terkadang masih banyak beberapa kesalahan yang kerap dilakukan. Sehingga hal itu bisa menjadi salah satu penyebab usaha yang telah dirintis menjadi sulit maju dan berkembang.
Inilah beberapa kesalahan utama yang harus Anda hindari dalam membuat proposal usaha:
1. Sering mengabaikan bagian utama
Pada bagian utama yang ada pada proposal ini sangatlah penting. Namun seringkali beberapa orang  kurang teliti dalam menentukan isi dari proposal tersebut. Dan perlu anda ketahui bahwa proposal usaha ini, memang bisa dibuat sesuai dengan kreatifitas yang ada. Hal demikian karena  isi yang tercantum di dalamnya sangatlah menentukan akan bisa diterima dan tidaknya proposal tersebut. Yang mana, hendaknya di dalam proposal usaha tersebut berisi tentang proyeksi pertumbuhan, target pasar, yang semuanya itu menjadi faktor penting akan diterimanya proposal usaha yang anda buat. Selain itu, hendaknya anda bisa membuat isi proposal tersebut secara gamblang dan detail, agar nantinya mudah diterima. Hal demikian karena bila isi dari proposal tersebut kurang lengkap, maka kemungkinan besar proposal  bisa didiskualifikasi tanpa adanya tindakan lebih lanjut. Oleh karena itulah  bagian utama, atau isi dari proposal usaha tersebut harus anda perhatikan dengan cermat.
2. Mengabaikan hal detail
Dalam hal ini, sering terjadinya proposal yang kurang kondusif dengan realitas yang ada. Oleh karena itu, hendaknya konsep yang telah anda buat, sesuaikan dengan realitas yang ada. Sehingga dengan begitu akan bisa menjadikan anda lebih diterima dan para investor yang membaca / mempelajari bisa lebih tertarik dengan konsep proposal yang anda buat. Dan hendaknya anda jangan menulis tentang konsep yang masih dalam bayangan anda, yang mana dalam membuat proposal tersebut ada bayangan dalam benak pikiran tentang produk sempurna, namun belum menjadi realitas. Hal tersebut karena fakta yang ada nantinya akan bisa menjadi bukti yang tidak bisa dibantah. Sehingga bisa memperkuat proposal usaha yang anda buat bagi para investor yang cukup kredibel. Selanjutnya anda bisa meluangkan waktu untuk melakukan penelitian tentang target demografi, kemampuan pesaing, serta proyeksi tingkat pertumbuhan industri secara detail dan gamblang.
3. Satu sudut pandang
Pada proses pembuatan proposal usaha, hendaknya jangan melihat dari satu sudut pandang saja. Dan hal ini biasanya kerap dilakukan dalam pembuatan proposal, sehingga hasilnya pun kurang maksimal. Oleh karena itu, jika memiki sebuah ide bisnis yang sedang diluncurkan, setidaknya anda bisa mendukungnya dari berbagai sisi, layaknya merambah ke media online untuk menemukan data pendukung, memasukkan opini dari luar, serta melakukan survei dan penelitian. Yang semuanya itu akan menjadikan proposal usaha anda memiliki nilai jual yang tinggi di mata investor dan mitra bisnis anda.
4. Membosankan
Perlu anda tahu, bahwa biasanya istilah rencana bisnis ini memang terdengar cukup membosankan. Oleh karena itu, hendaknya anda bisa membuat proposal usaha tersebut dengan menggunakan cara yang sekiranya bisa memicu gairah para investor, namun tetap  disesuaikan dengan realitas yang ada. Dengan cara menulisnya menggunakan bahasa sehari-hari dan cenderung informal, hal demikian bisa membuat para investor lebih memahaminya. Akan tetapi, bila dalam proposal yang anda buat tersebut sebagian besar hanya berisi angka-angka, maka bisa membuat orang cenderung mengabaikannya. Oleh karena itu, buatlah proposal yang memiliki kesan menarik bagi pembaca terutama investor, mitra dan lainnya.






Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 27 Agustus 2014

BAGAIMANA MENJADI ATASAN YANG BERKUALITAS?




Salah satu kriteria seorang atasan yang berkualitas adalah kesuksesannya dalam memotivasi bawahan. Motivasi yang berkembang dikalangan bawahan merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.
Sebagai seorang atasan, hendaknya menanamkan dalam hatinya anggapan bahwa dirinya tidak akan berarti tanpa bawahan. Atasan yang jenius sekalipun tetap membutuhkan bawahan, karena bagaimana ia dapat merealisasikan program-programnya jika tidak didukung oleh para bawahannya.


Seorang atasan hendaknya mampu menempatkan dirinya dengan baik. Di mana pun ia berada, seharusnya mampu membangun motivasi bawahannya. Seperti falsafah yang kita kenal selama ini, “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberikan dorongan.”



Ing Ngarso Sung TulodoIng Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah di samping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan dari belakang agar orang-orang di sekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat, sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

Sebagai atasan yang baik, tidak akan memberikan kesan arogan, yang menempatkan dirinya lebih tinggi dari bawahannya sehingga mereka menjaga jarak. Pandanglah bawahan sebagai orang penting dan berarti sehingga mereka memiliki kepercayaan diri yang kuat. Jika rasa percaya diri itu sudah tumbuh, mudah mengarahkan kemana mereka akan melangkah.

Baca: CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG BURUK






Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Jumat, 22 Agustus 2014

PENTINGNYA VISI HIDUP ANDA




“Dunia orang buta terbatas pada sentuhannya, dunia orang bodoh ditandai dengan keterbatasan pengetahuannya, dunia orang besar tak terhalang oleh keterbatasan pandangannya”.
(E. Paul Hovey)
  

Makna Sebuah VISI

Dalam kamus Bahasa Inggris karangan Webster kata vision didefinisikan sebagai “sesuatu yang tidak terlihat penglihatan biasa, yakni kemampuan untuk melihat sesuatu yang sebenarnya belum nampak nyata”. Orang-orang tertentu dapat mengasah visi itu dengan menggunakan kepekaan mental, kemampuan antisipasi serta kekuatan atau daya imajinasi.

Visi dapat diartikan juga kemampuan untuk melihat lebih jauh ke depan, jadi bukan hanya sekedar yang terdapat di hadapan kita.
Seseorang yang tidak memiliki visi hanya melihat apa-apa yang bisa dilihatnya dari dekat dan yang bisa diraihnya dengan mudah. Sedangkan orang yang memiliki visi akan merasa bahwa dunia ini seakan-akan terbuka lebar dihadapannya.
Orang yang akhirnya mampu mewujudkan keinginannya adalah orang yang memiliki visi.

Seperti dikatakan oleh Kattherine Logan, “Suatu visi bisa memberitahukan kepada kita tentang apa yang akan bisa menjadi milik kita. Dengan kata lain, visi ini juga merupakan semacam ajakan untuk melakukan sesuatu. Melalui sikap mental kita yang sehat, kita bisa meraih setiap keinginan yang ingin kita wujudkan, tentunya dengan mengerahkan segenap potensi yang kita miliki, sebagai penunjang ke arah hasil yang lebih besar, lebih baik, dan lebih memuaskan. Dengan cara ini kita akan memiliki nilai-nilai tersembunyi yang akan selamanya melekat pada diri kita”.

Orang yang paling patut dikasihani bukanlah orang yang tidak memiliki uang, seperti anggapan banyak orang, melainkan orang yang tidak memiliki visi.
Baca: APA IMPIAN HIDUP ANDA?


Beberapa hal penting dari sebuah visi:

    1.  Visi membuat semua pekerjaan jadi menyenangkan
Keberhasilan membuat hidup semakin indah. Ketika Anda berhasil menyelesaikan sebuah pekerjaan, tentu sangat menyenangkan. Lebih-lebih lagi bila keberhasilan-keberhasilan kecil tadi merupakan jalan untuk meraih suatu tujuan yang lebih besar lagi, yang tentunya ditopang dengan keinginan mewujudkan visi menjadi kenyataan, maka gairah kita untuk bekerja semakin meningkat.

    2.  Visi memberikan nilai tambah bagi pekerjaan kita
Bila kita menganggap bahwa hasil pekerjaan kita adalah perolehan yang kita dapatkan melalui visi kita, setiap pekerjaan akan memiliki nilai bagi kita. Bahkan hasil pekerjaan yang paling sederhana sekalipun bisa memberikan kepuasan bagi Anda, sebab dari sana sudah terlihat pekerjaan besar yang akan dicapai.
Ini seperti cerita seorang yang sedang berbincang-bincang dengan tiga orang tukang batu di sebuah pembangunan gedung. Ia bertanya pada tukang batu pertama, “Apa yang sedang Anda kerjakan?” Tukang batu itu menjawab, “Saya sedang mencari nafkah”. Ketika ia menanyakan pertanyaan yang sama kepada tukang batu kedua, jawabnya: “Saya sedang menyusun batu bata untuk membuat tembok”. Namun saat ia bertanya pada tukang batu ketiga, tukang batu ini menjawab dengan penuh semangat, “Saya sedang membangun sebuah kampus yang akan mencetak para penerus bangsa!” Ketiga tukang batu itu sama-sama sedang melakukan pekerjaan yang sama. Namun dalam hal ini hanya tukang batu yang ketigalah yang didorong oleh sebuah visi. Ia memiliki sebuah gambaran besar, yang pasti akan menambah nilai pekerjaannya.

    3.  Visi dapat meramalkan masa depan Anda
Bila Anda mempunyai visi, dan Anda giat bekerja untuk mencapainya, maka masa depan Anda akan lebih memungkinkan untuk menjadi perwujudan dari visi Anda itu. Memang benar bahwa masa depan Anda belum tentu terjamin secara pasti. Tak seorang pun yang masa depannya terjamin. Namun visi Anda akan sangat berarti dalam meningkatkan peluang menuju sukses.
  
“Hidup tidaklah seperti apa yang kita pikirkan,
Hidup adalah seperti imajinasi kita terhadapnya,
Dan apa yang kita imajinasikan kebanyakan akan menjadi nyata.”
(Charles Bukowski)

Baca: APA ITU VISI?



Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Kamis, 21 Agustus 2014

TOLONGLAH DIRI SENDIRI




Alkisah, seorang pemuda miskin yang sedang kelaparan, duduk menopang dagu di sebuah jembatan mengamati sekelompok pemancing ikan. Sambil menengok ke dalam keranjang-keranjang ikan dan melihat setumpuk ikan di dalamnya, pemuda itu berguman, “Andaikan aku punya ikan sebanyak itu, hidupku tidak akan kacau seperti ini. Aku akan menjualnya, lalu membeli makanan dan pakaian yang pantas.”

Tiba-tiba salah seorang pemancing tua berteriak, “Hei, aku akan memberimu beberapa ikan bila kamu mau melakukan hal kecil untukku.”
“Yah, mengapa tidak?”
“Pegangkan kailku ini sebentar saja. Aku ada keperluan di dekat sini”, kata orang tua itu.
Pemuda itu dengan senang menerima tawarannya. Saat ia merentangkan kail orang tua itu, ada ikan yang menggigitnya, dan ia menangkap ikan demi ikan. Tak lama kemudian wajahnya tersenyum, menikmati kegiatannya.


Ketika pemancing tua itu kembali, ia berkata, “Aku akan memberimu ikan yang kujanjikan. Nah, ambillah semua ikan yang telah kau tangkap untukku tadi. Tetapi aku juga ingin memberimu sedikit nasihat. Lain kali, ketika kamu membutuhkan sesuatu, jangan membuang waktu untuk melamun dan hanya berharap suatu perubahan akan terjadi. Gerakkan dirimu, ambil kailmu sendiri, dan buatlah hal yang kamu inginkan itu terjadi.”

Baca: KITALAH YANG MEMBUAT KEPUTUSAN





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Rabu, 20 Agustus 2014

WUJUDKANLAH IMPIAN ANDA!



Semua orang pasti memiliki impian atau cita-cita, saya yakin akan hal itu. Namun masalahnya, tidak semua orang berhasil mewujudkan impian atau cita-citanya tersebut, atau lebih tepatnya tidak berani (karena tekad kurang) untuk mewujudkan impian-impian terindah dalam hidupnya tersebut. Untuk selanjutnya, agar lebih singkat saya menyebut impian atau cita-cita dengan kata “mimpi” sehingga Anda paham bahwa kata “mimpi” di artikel ini bukan berarti mimpi ketika kita sedang tidur.
Setiap individu yang berbeda pasti memiliki mimpi yang berbeda pula. Jika setiap manusia yang ada di bumi ini memiliki mimpi yang berbeda-beda maka bisa dibayangkan ada milyaran mimpi yang beterbangan di langit bumi ini. Dan setiap manusia pasti juga memiliki mimpi-mimpi indah masing-masing yang ingin terwujud atau diwujudkan ketika masa hidup di dunia ini masih berlangsung. Dengan adanya mimpi yang hendak kita raih akan membuat hidup kita punya arah, tujuan dan tantangan sehingga hidup ini terasa dinamis dan indah. Bagi orang yang tidak punya mimpi karena semua yang ada di dunia ini sudah ada di sekitarnya atau karena memang tidak bisa merangkai mimpi pasti akan merasa jenuh. Walaupun apa-apa dia miliki, tapi tidak ada sesuatu yang membuat hidupnya bergerak, ada dinamika dan nuansa yang berbeda.
Sekarang, pertanyaan saya: sudahkah Anda memiliki mimpi? Kalau sudah, sudahkan mimpi itu Anda raih? Kalau belum, beranikah Anda mewujudkan mimpi itu menjadi nyata? Kapan saat yang tepat? Jawab saya adalah sekarang!
Untuk selanjutnya, kita akan membahas bahwa mewujudkan mimpi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak juga sesulit menemukan formula yang tepat untuk membuat roket yang bisa mengantarkan manusia sampai ke bulan. Apa kunci rahasianya? Mengutip kata Paul Hanna, kuncinya adalah sikap dan keyakinan bahwa You Can Do It! (Anda Pasti Bisa!) atau bisa juga terangkum dalam kalimat berikut: You will see it when you believe it!.
Nothing is Free telah disebutkan di atas bahwa untuk mewujudkan mimpi itu tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Yang harus kita ketahui adalah semua itu butuh pengorbanan, seperti kata seorang sahabat saya, “Nothing is free!” Selalu ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Dan meskipun suatu saat kita mendapatkan sesuatu secara gratis maka pasti ada jasa atau kebaikan yang pernah kita lakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, jangan berharap mimpi Anda akan menjadi nyata sementara Anda hanya diam saja atau seperti mengharap durian runtuh.
Terwujudnya sebuah mimpi tergantung seberapa besar Anda memimpikan impian Anda dan hingga sejauh mana Anda bisa mengedukasi alam bawah sadar bahwa Anda benar-benar menghendaki impiah itu menjadi sebuah kenyataan. Saya biasanya mengedukasi alam bawah sadar dengan cara menceritakan impian-impian saya kepada orang lain; bisa kepada teman dekat, guru atau sahabat pembaca. Dengan begitu diharapkan ada flash back ke dalam diri saya (lebih tepatnya ke bagian alam bawah sadar atau unconscious mind) bahwa saya serius ingin mewujudkan mimpi itu, meskipun semua itu kembali tergantung kehendak Yang Maha Kuasa.
Di samping itu, bisa dipastikan bahwa selalu ada pengorbanan untuk mewujudkan sebuah impian. Satu mimpi dengan mimpi yang lain harga pengorbanannya juga berbeda. Yang jelas, selalu ada yang harus kita korbankan untuk meraih mimpi-mimpi itu. Pengorbanan yang dimaksud bisa berupa waktu, biaya, tenaga, pikiran, perasaan, dll.
Untuk mewujudkan mimpi yang berharga, beranikah Anda keluar dari rutinitas harian Anda yang mungkin nyaman dan tanpa tantangan? Beranikah Anda keluar dari comfort zone (zona kenyamanan) Anda untuk melakukan action-action nyata untuk mewujudkan mimpi Anda?
Jadi, Anda harus berani berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian atau bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Saya juga sangat setuju dengan apa yang diungkapkan Paul Hanna dalam bukunya, Just Do It!, “Orang yang sukses biasanya memahami rasa sakit. Mereka sadar hal itu membawa dampak positif dan merupakan alat untuk mencapai keberhasilan. Mereka membiarkan penderitaan memasuki hidup mereka, karena mereka sadar bahwa kalau mereka berhasil mengatasinya maka rasa percaya diri mereka akan tumbuh. Dari sini, kemampuan mereka untuk menghadapi masa depan tertantang.”
Dengan demikian, sebenarnya sebagian besar penentu mimpi Anda menjadi nyata adalah diri Anda sendiri. Sejauh mana Anda berani bermimpi dan berani mewujudkan impian itu menjadi sebuah kenyataan, meskipun harus menghadapi berbagai hambatan, tantangan dan cobaan.
(Sumber: “Born To Be A Champion”, Agus Riyanto)

Baca: TAKE ACTION!





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Senin, 18 Agustus 2014

CARA MEMOTIVASI DIRI?




Pasti ada satu alasan mengapa banyak orang sering berhenti menyelesaikan suatu proyek atau tugas mereka, entah itu tugas kecil atau besar, pada titik-titik tertentu. Mungkin mereka merasa tugasnya sangat menumpuk atau sangat sulit untuk dikerjakan sehingga mereka frustasi dan stres. Akhirnya mereka berhenti mengerjakannya atau setidaknya mereka berpikir untuk berhenti.
Saat mereka frustasi, otomatis akan tercipta suatu penghalang dalam diri mereka yang menyebabkan motivasi mereka untuk tetap melanjutkan pekerjaan terganggu. Antusiasme mereka yang tinggi saat mereka melakukan tugas tersebut pertama kali akan turun dengan sangat drastis dan kemungkinan mereka berhenti menyelesaikan tugas di tengah jalan sangatlah besar.
Apakah yang biasanya mereka sering lakukan di saat seperti itu?
Mereka akan berjalan dengan menyeret kakinya, membuat kopi dan ketika bertemu dengan seseorang yang ‘tepat’, mereka akan menghabiskan beberapa menit untuk melakukan pembicaraan satu arah, mengeluh tentang proyek atau tugas yang sedang mereka kerjakan. Mungkin secara tidak sadar Anda pernah mengalaminya.
Ketika mereka telah selesai mengeluh, mereka segera kembali pada tugasnya dan berpikir dengan penuh keraguan dan kebencian, bagaimana mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka tersebut.
Daripada Anda jatuh pada keadaan yang lebih sulit lagi dan menambah frustasi Anda, saya akan mencoba berbagi 5 cara bagaimana Anda tetap produktif dan termotivasi untuk menyelesaikan apa yang telah Anda mulai serta antusias terhadap apa yang Anda kerjakan:

1. Pecahlah tugas Anda menjadi beberapa bagian kecil
Anda hanya perlu membagi tugas Anda (break down) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil agar lebih terkendali. Sebagai contoh: Anda memiliki target pribadi untuk membuka sebuah usaha. Jika yang terpikirkan oleh Anda hanya membuka tempat usaha dengan segera, maka Anda bisa-bisa frustasi di tengah jalan. Yang perlu Anda lakukan adalah membagi tugas Anda tersebut menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, seperti : survei lokasi, mencari supplier, mengurus perijinan, mencari pegawai, membeli perlengkapan usaha dan melakukan aktivitas promosi. Bukankah terlihat menjadi lebih mudah?
Dengan membagi tugas Anda menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, akan membuat pekerjaan Anda juga menjadi tidak membosankan. Ketika Anda berhasil menyelesaikan satu tugas kecil, Anda akan merasa terpuaskan dan gembira. Secara psikologi ini merupakan modal berharga untuk melangkah ke tugas kecil berikutnya.
Tetapi sebelum Anda melanjutkan ke tugas berikutnya, ada baiknya Anda memberikan penghargaan untuk diri Anda sendiri, misalkan membeli secangkir kopi starbucks atau apapun yang bisa memanjakan Anda untuk merayakan pencapaian yang telah Anda lakukan.
Ketika perayaan tersebut berakhir, kembalilah pada pekerjaan Anda dan mulai melakukan tugas kecil Anda berikutnya. Saya yakin mood Anda saat itu akan sangat berbeda. Anda akan lebih produktif dan lebih termotivasi dalam bekerja. Di satu sisi Anda akan berusaha mencari lagi penghargaan-penghargaan berikutnya.

2. Manfaatkan efek bola salju
Coba Anda temukan bagian dari tugas Anda yang yang paling menyenangkan dan mulailah dari sana. Anda akan dengan mudah dan cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Mungkin Anda pernah mendengar tips mengerjakan soal ujian : mulailah dari yang mudah terlebih dahulu, tinggalkan dulu yang soal-soal yang sulit. Jika Anda hanya berkutat pada soal yang sulit, Anda akan stress dan kehabisan waktu, sementara masih banyak soal yang belum dikerjakan. Prinsip ini pun sama digunakan dalam menyelesaikan tugas atau proyek Anda.
Ketika Anda selesai mengerjakan bagian dari tugas yang menyenangkan, secara tidak sadar Anda telah selangkah lebih maju menuju penyelesaian tugas atau proyek Anda. Hal ini tentu saja akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi Anda untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya yang lebih sulit. Ketika Anda berhasil kembali menyelesaikan, rasa percaya diri Anda semakin tinggi lagi. Inilah yang disebut efek bola salju.

3. Hindari mengerjakan banyak tugas sekaligus.
Beberapa orang memiliki sifat ingin cepat menyelesaikan pekerjaannya. Sifat ini sebetulnya baik, namun yang kurang baik adalah jika hal itu dipraktekkan dengan melakukan banyak tugas secara serentak. Saya pun dulu suka melakukan kebiasaan yang kurang baik seperti ini. Akhirnya tidak ada pekerjaan yang terselesaikan, justru memakan waktu yang lebih lama. Rasa-rasanya superman pun tidak bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dengan sekaligus.
Fokuslah pada apa yang sudah ada di depan mata Anda. Selesaikan tugas Anda satu per satu. Saya jamin Anda akan lebih produktif, tingkat motivasi Anda akan terus meningkat (seperti telah saya sampaikan pada point 1 dan 2), serta Anda akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat.

4. Beristirahat dan bersenang-senanglah
Ada satu saat dimana motivasi Anda menurun dan Anda merasa tidak bersemangat. Mungkin Anda telah melalui hari-hari yang panjang dan melelahkan, atau tugas yang tersisa begitu beratnya untuk diselesaikan dan memakan waktu yang sangat banyak. Anda bukanlah robot, oleh karenanya saya sangat menyarankan Anda untuk meninggalkan pekerjaan sementara waktu.
Lakukanlah hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton bioskop, pergi ke restoran favorit, chatting, atau berkumpul bersama dengan sahabat-sahabat Anda.
Tujuannya disini adalah mengalihkan perhatian Anda dari tugas-tugas Anda serta mengurangi stress/frustasi yang Anda rasakan. Jadi ketika Anda melakukan hal-hal yang menyenangkan tersebut, jangan terpikirkan mengenai tugas-tugas yang belum terselesaikan. Betul-betul lupakan total! Ketika Anda kembali pada tugas Anda, saya yakin Anda akan lebih santai, segar dan termotivasi untuk melanjutkan.

5. Beristirahatlah sejenak
Beristirahat lagi? Ya, namun kali ini adalah istirahat sejenak. Setelah Anda bekerja selama 40-45 menit, ambillah break ringan selama 3-5 menit. Disarankan Anda sedikit menjauh dari area kerja Anda.
Penelitian mengatakan bahwa setelah Anda bekerja selama 40-45 menit, otak Anda cenderung lelah atau melambat. Mungkin kondisinya tidak memungkinkan Anda untuk menunda atau meninggalkan pekerjaan. Namun intinya adalah ketika Anda merasa sangat lelah atau Anda sudah tidak dapat fokus lagi, beristirahatlah sejenak. Lakukan peregangan, minum segelas air putih, atau berjalan-jalan mencari udara segar. Anda akan mendapatkan energi tambahan secara instan, sehingga Anda akan termotivasi dan bersemangat untuk melanjutkan kembali pekerjaan Anda.
Jadikanlah 5 hal ini menjadi bagian dalam hidup Anda. Jika Anda dapat melakukannya secara konsisten, saya rasa Anda akan lebih produktif, lebih antusias, lebih termotivasi dan memiliki rasa kepuasan diri yang tinggi.

Baca: SOFT SKILL vs HARD SKILL





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!



Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Minggu, 17 Agustus 2014

LEBIH JAUH TENTANG SOFT SKILLS




Kenapa SOFT SKILLS Sangat Penting?

Dalam dunia kerja, tidak dapat dipungkiri bahwa sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah mereka yang bukan hanya memiliki keahlian dalam hard skills, namun juga harus piawai dalam aspek soft skills-nya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis saja (hard skillss), tetapi lebih dipengaruhi oleh kemampuan mengelola dirinya dan orang lain (soft skills). Penelitian ini menyimpulkan, bahwa kesuksesan seseorang hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills, dan sisanya 80% oleh soft skills.



Dalam dunia pendidikan di Indonesia, baik di sekolah maupun di kampus, memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skills, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skills-nya saja. Dengan melihat pada kenyataan seperti di atas, pendidikan soft skills seharusnya menjadi kebutuhan penting dalam dunia pendidikan.

Konsep tentang soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional. Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan di
luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal.

Kecerdasan emosional (emotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaanterhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.


Secara garis besar soft skills bisa digolongkan ke dalam dua kategori: intrapersonal skills dan interpersonal skills.
Intrapersonal skills meliputi: self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skills (improvement, self control, trust, worthiness, time management, proactivity, conscience).
Sedangkan interpersonal skills mencakup: social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skills (leadership, influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

Pada proses
recruitment karyawan, kompetensi akademis dan teknis (hard skills) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai oleh calon karyawan. Sedangkan untuk soft skills biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes tersebut, walaupun tidak menjamin 100% benar, namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right man in the right place’.



SOFT SKILLS Membentuk SDM yang Unggul!

Dewasa ini, hampir semua perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi yang selaras antara hard skills dan soft skills yang harus dimiliki, apapun jabatan atau posisi karyawan tersebut. Di banyak perusahaan yang besar dan maju pesat, pelatihan-training SDM yang hanya hard skills kini sudah ditinggalkan. Percuma saja jika SDM hard skills-nya baik, namun soft skills-nya buruk. Kita perhatikan pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang mensyaratkan kemampuan soft skills, seperi kemampuan komunikasi, kerja sama dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat recruitment karyawan, banyak perusahaan yang cenderung memilih calon karyawan yang memiliki kepribadian lebih baik walaupun hard skills-nya lebih rendah. Alasannya sederhana: memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Hard skills memang penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja lebih ditentukan oleh soft skills-nya.

Berdasarkan hasil penelitian dari Harvard University tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Itulah soft skills.


Baca: TOP 10 SOFT SKILLS

Para ahli manajemen percaya bahwa bila dua orang dengan bekal hard skills yang sama, maka yang akan menang
dalam persaingan dan sukses di masa depan adalah dia yang memiliki soft skills lebih baik. Orang inilah sumber daya manusia yang unggul, yang tidak hanya memiliki hard skills baik tetapi juga didukung oleh soft skills yang tangguh.

Pada
level bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai kendala yang berkaitan dengan soft skills. Masalah soft skills umumnya menjadi lebih kompleks ketika seseorang berada pada posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang dalam struktur organisasi, maka soft skills menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini, dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Di situlah kecerdasan emosionalnya diuji.

Umumnya
, kelemahan di bidang soft skills ini berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Dan diperlukan usaha keras untuk dapat mengubahnya. Namun demikian, soft skills bukanlah sesuatu yang stagnan. Kemampuan soft skills seseorang dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerjanya. Ada beberapa cara untuk meningkatkan soft skills. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu, soft skills juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-training dan seminar manajemen. Sayangnya, masih banyak perusahaan di Indonesia, bahkan perusahaan besar, yang mengabaikan soft skills sumbar saya manusianya…

Baca: SEBERAPA BERPENGARUHNYA ANDA?





Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan