Minggu, 28 Oktober 2012

BAGAIMANA CARA BERPIKIR YANG BENAR?




Karl Wallenda adalah salah satu akrobatik pejalan di atas tali yang meninggal tahun 1978 karena tergelincir dari tali kabel setinggi 22,5m di pusat kota San Juan, Puetro Rico. padahal sebelum-sebelumnya Karl dikenal sangat hebat, sangat ahli, dan sudah terlalu biasa untuk meniti di atas tali. Lalu apa yang membuat atraksinya kali ini berakhir tragis?

Istrinya menceritakan bahwa untuk mempersiapkan pertunjukkan terakhir itu, Karl memang berbeda dari biasanya. Istrinya berkata, "Yang dipikirkan Karl selama tiga bulan terus menerus adalah tentang jatuh, padahal selama ini hal tersebut tidak pernah terlintas di pikirannya. Karl sepertinya mengerahkan seluruh tenaganya untuk tidak jatuh, dan bukannya untuk berjalan di atas tali."

Barangkali apa yang terjadi dengan Karl sangat pas dengan apa yang dikatakan Ayub, "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." Dalam bahasa yang lebih populer, itulah yang disebut dengan The Law of Attraction atau hukum tarik menarik. Apa yang kita pikirkan, itulah yang akan datang kepada kita. Jika kita berpikir tentang ketakutan-ketakutan kita, itulah yang akan menimpa diri kita.

Baca: AJAIBNYA KEKUATAN PIKIRAN

Mustahil sebagai manusia kita tidak pernah merasakan takut. Saya juga pernah dihinggapi rasa takut. Namun, yang perlu saya lakukan adalah tidak membiarkan ketakutan-ketakutan itu menguasai diri saya. Saya harus segera mengganti segala bentuk ketakutan saya dengan hal-hal yang positif. Berbicara soal risiko, saya harus mengganti fokus dari hal-hal yang negatif apa saja yang bakal menimpa diri saya menjadi keuntungan-keuntungan apa saja yang akan saya dapatkan jika saya berani bertindak. Ketakutan-ketakutan kita akan menarik peristiwa buruk terjadi, persis seperti yang kita takutkan. Sebaliknya, jika kita menggambarkan hal-hal yang positif dalam benak kita, itu juga yang akan mendatangi kita. Jika segala sesuatu terjadi sama persis dengan apa yang kita pikirkan, mengapa kita tidak memilih untuk memikirkan hal-hal yang positif?
Apa yang kita takutkan, itulah yang akan terjadi!

Baca: POLA PIKIR POSITIF





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Senin, 22 Oktober 2012

CINTAILAH PEKERJAANMU!



Jika Anda ingin berbahagia selama satu jam, silakan tidur siang.

Jika Anda ingin berbahagia selama satu hari, pergilah piknik.

Jika Anda ingin berbahagia selama satu minggu, pergilah berlibur.

Jika Anda ingin berbahagia selama satu bulan, menikahlah.

Jika Anda ingin berbahagia selama satu tahun, warisi kekayaan.

Jika Anda ingin berbahagia seumur hidup, cintailah pekerjaan Anda!

(Pepatah Cina)


Baca: CARA MENCIPTAKAN KEBAHAGIAAN





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w

Rabu, 03 Oktober 2012

APA ITU KONSEP KAIZEN?




Anda tahu konsep KAIZEN, bagi yang belum tahu, itu merupakan salah satu konsep hidup yang dihayati oleh masyarakat Jepang, yaitu “melakukan perbaikan-perbaikan kecil yang kelihatannya remeh namun berkesinambungan, terus menerus.” Kaizen sudah menjadi budaya bagi bangsa Jepang, dan dengan konsep itulah, Jepang yang hancur di bom atom pada perang dunia II menjadi salah satu negara di Asia yang paling maju.

Sebaliknya, mungkin justru yang sangat kurang pada kita adalah kesetiaan dan ketekunan untuk melakukan hal-hal kecil yang memberikan andil buat perbaikan, yang membuat kehidupan pribadi bertumbuh dan memberikan nilai tambah bagi orang-orang yang ada di sekitar.

Kita terlalu banyak bicara besar, kita terlalu suka mengumbar konsep-konsep canggih. Kita terlalu congkak dengan menebar gagasan-gagasan besar, juga kita terlalu gegabah dengan berteriak hal yang tidak realistis.
Di tengah semua kondisi dan terlalu itu, kita terlalu meremehkan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan secara riil, nyata, realistis, dan dengan demikian juga efektif dan efisien, untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kerja agar lebih produktif, untuk menumbuh kembangkan kehidupan agar lebih positif.
“Melakukan hal-hal kecil”. Rangkaian kata itu boleh kita angkat sebagai sebuah ide yang meningkatkan kita semua yang selama ini terlalu banyak bicara besar, namun terlalu sedikit berbuat riil atau jarang sekali bertindak nyata untuk memperbaiki kehidupan. Membuat kehidupan yang semakin baik, indah dan menarik…
Baca: APAKAH ANDA INGIN BERUBAH?


“Pemberian Anda yang paling berharga kepada orang lain adalah memberi teladan yang baik.”
(Anonim)





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan

Selasa, 02 Oktober 2012

BELAJAR SELALU BERSYUKUR




Suatu ketika seseorang saudagar terkaya di kotanya mengajak putra tunggalnya yang berusia belasan tahun, mengunjungi suatu perkampungan yang letaknya sangat jauh dari peradaban kota tempat mereka bermukim selama ini, dengan tujuan ingin memperlihatkan sisi kehidupan yang mungkin selama ini belum pernah disaksikan oleh putra kesayangannya itu... betapa seseorang mungkin saja hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan. Mereka menginap selama beberapa malam di perkampungan petani dan peternak miskin di perkampungan tersebut.

Pada saat di perjalanan pulang menuju kota tempat mereka bermukim, sang ayah bertanya kepada putranya tersebut:

"Bagaimana pendapatmu dengan perjalanan dan pengalaman kita kali ini, putraku?"

Sang putra pun menjawab: "Wah... ayah, ini perjalanan kita yang sangat luar biasa."

Sang ayah balik bertanya: "Luar biasa menurutmu... hal apa yang membuat kamu bisa berkata seperti itu putraku?"
"Apa kamu sempat saksikan betapa hidup manusia bisa saja hidup sangat miskin dan serba kekurangan, sangat berbeda dengan kondisi kita yang selalu berkecukupan, putraku."

Sang putra menjawab lagi: "Oh iya, tentu saja ayah, saya telah menyaksikan sendiri apa yang telah ayah katakan tadi."

Sang ayah pun bertanya lagi: "Jadi pelajaran apa yang dapat kau peroleh dari perjalanan kita kali ini?"

Kemudian putaranya berujar:
"Kita punya 1 anjing, mereka punya 4 anjing, ayah"
"Kita punya kolam renang yang luas sampai setengah taman rumah kita, mereka memiliki telaga yang tiada batasnya."
"Kita membeli lampion dan lentera dari negeri seberang untuk penerang taman-taman kita, mereka memiliki bintang-bintang di langit pada malam hari."
"Kita memiliki sebidang tanah yang cukup luas, mereka memiliki hamparan ladang yang melampaui pandangan mata kita."
"Kita ada beberapa orang pembantu untuk melayani kita, mereka memiliki lebih banyak lagi sebab mereka saling melayani sesamanya."
"Kita membeli bahan makanan untuk makan kita, mereka menumbuhkannya sendiri."
"Kita membangun tembok tinggi mengelilingi rumah kita untuk melindungi harta kita, mereka membangun persahabatan dan saling melindungi."

Mendengar kata-kata putranya, sang ayah pun tunduk terdiam, kemudian sang putra menambahkan:
"Terima kasih ayah... sebab telah membawa saya dalam perjalanan ini dimana saya baru tersadar bahwa betapa miskinnya kita."
"Betapa seringnya kita melupakan apa yang telah kita miliki dan terus memikirkan hal-hal lain yang belum kita miliki, apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang, mungkin saja merupakan impian dan dambaan bagi orang lain... semua ini berdasarkan pada cara pandang seseorang."

Dan semua ini membuat saya bertanya...
Apakah yang akan terjadi bila kita semua BELAJAR SELALU BERSYUKUR kepada 'TUHAN Yang Maha Pemberi' sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakanNya untuk kita... daripada kita terus menerus merasa cemas dan khawatir bahkan takut akan hari esok, dan selalu memohon agar diberikan lebih lagi dari apa yang telah kita peroleh selama ini...

Baca: KASIH DAN PEBULI





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w