Sabtu, 20 Agustus 2016

APA PENYEBAB GAGALNYA SEORANG PEMIMPIN?




Membangun dan menjalankan sebuah organisasi atau perusahaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan ada banyak kendala dan masalah yang harus dihadapi, dan akan menjadi sangat kompleks apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak solid. Perbedaan pendapat, masalah keuangan, ide-ide yang berseberangan, eksekusi sebuah proyek, dan lain-lain, bisa memicu timbulnya keretakan yang akan menghambat laju perkembangan perusahaan tersebut. Semua masalah akan semakin rumit, apabila seorang pimpinan tidak mampu mengatasi sekecil apapun masalah yang timbul di antara orang-orang yang dipimpinnya. Dalam situasi dan kondisi seperti itulah dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki keterampilan non teknis (soft skills) agar mampu menyelesaikan berbagai kendala dan masalah perusahaan. Jika tidak, kegagalan sudah ada di depan mata.


Berikut ini keterampilan non teknis (soft skill) yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin:

Jujur
Tidak bisa dipungkiri, bahwa sikap anggota tim di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, mencerminkan perilaku pimpinannya. Jika sang leader bisa bersikap jujur dalam setiap aspek kehidupannya, maka ia akan meraih simpati dari banyak pihak. Pemimpin adalah “jendela” sebuah perusahaan atau organisasi. Kejujuran seorang pemimpin akan menciptakan iklim kerja yang sehat, saling menghargai, dan memacu produktifitas seluruh tim yang terlibat di dalamnya.

Komitmen
Satu-satunya cara yang bisa menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan, adalah dengan memberi contoh. Seorang pimpinan harus bisa melakukan perbuatan yang bisa menggerakkan orang lain dengan berkomitmen terhadap suatu sikap atau perbuatan. Ketidakkonsistenan sikap dan perbuatan seorang leader, tidak akan memengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan baik. Reputasi baik seorang pemimpin tidak hanya ditunjukkan dengan kerja keras, melainkan juga dengan sikap, kata, dan perbuatan yang selaras dan komitmen. Dengan demikian ia akan meraih respek dari seluruh orang yang dipimpinnya.

Komunikasi
Sehebat apapun sebuah ide, tidak akan dipahami oleh orang lain jika seorang leader tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Brian Tracy, seorang penulis, mengatakan bahwa, “Communication is a skill that you can learn, Its like riding a bicycle or typing. If you are willing to work at it, you can rapidly improve the quality of every part of your life.”
Memahamkan orang lain atas apa yang ada di benak seorang pemimpin, membutuhkan komunikasi yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Seorang pimpinan perlu untuk memahami karakter setiap orang di dalam timnya, lalu mencari cara komunikasi yang paling efektif yang dapat diterima dan dipahami. Hanya dengan komunikasi yang baik, produktifitas kerja akan meningkat dan suasana kerja akan menjadi makin kondusif.


Percaya diri
Setiap perusahaan atau organisasi, pasti pernah mengalami masa kritis. Saat perusahaan dihantam gelombang krisis ekonomi, tekanan publik yang meningkat, dan regulasi sistem yang mendadak berubah, adalah sebagian masalah yang mungkin dihadapi. Pada saat kritis seperti ini, seorang pemimpin harus tetap bisa bersikap tenang dan percaya diri. Sikap seperti ini, bisa menularkan ketenangan dan juga percaya diri ke seluruh anggota tim. Dengan sikap tenang dan rasa percaya diri, setiap masalah dapat diatasi dan tidak akan menimbulkan kepanikan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Sikap Positif
Menyapa dan sesekali bercanda dengan anggota tim, memberi ucapan selamat ulang tahun, sesekali mengajak seluruh anggota tim makan bersama, adalah sebagian dari sikap dan perilaku positif seorang pemimpin yang bisa membangun atmosfir kekeluargaan dan kebahagiaan di dalam timnya. Hanya dengan membuat mereka bahagia di lingkungan pekerjaannya, seorang leader bisa mengharapkan mereka loyal, berenergi positif, dan sanggup melewati semua tekanan dalam mensukseskan sebuah proyek yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kreatif
Pada saat menghadapi masa-masa kritis dan tekanan yang tinggi dalam mencapai sebuah tujuan, seluruh pandangan anggota tim tertuju pada orang yang memimpin. Tanpa memiliki kreatifitas, seorang pemimpin akan mati gaya dalam menangani sebuah masalah, tidak hanya di saat kritis. Kreatifitas seorang leadermenentukan arah perkembangan perusahaan atau organisasi itu sendiri. Pemimpin yang kreatif, akan menyerap aspirasi anggotanya, kemudian diolah menjadi sebuah keputusan yang memandu banyak orang.

Intuitif
Mengutip Indira B.Widjanarko, founder Sebangsa, sebuah platform media sosial dalam negeri, “Seorang leader harus tahu, apakah sebuah proyek dapat dijalankan dan berhasil dengan baik atau tidak. Untuk itu diperlukan intuisi yang baik.” 
Pada saat menghadapi suatu masalah, seorang pemimpin harus bisa berpikir runut sebagai bagian dari mengasah intuisinya. Ia harus memercayai intuisi yang didapatnya dari mengolah rasa dan pikiran berdasarkan data-data valid yang ia dapatkan. Pemimpin yang mampu mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu proyek atau pekerjaan, akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari anggota timnya.


Menginspirasi
Menjalankan sebuah perusahaan atau organisasi, membutuhkan kemampuan untuk bisa menginspirasi banyak orang. Terutama di awal berdirinya. Seorang leader harus mampu meyakinkan orang-orang di sekitarnya akan visi dan misi yang telah ditetapkan. Dengan melakukan suatu hal yang baik, yang menginspirasi banyak orang untuk berbuat sesuatu, seorang pemimpin telah menciptakan sebuah iklim di mana setiap orang merasa terlibat. Merasa memiliki andil dalam mencapai setiap tujuan.

Pendekatan Personal
Setiap orang memiliki karakter, latar belakang, pendidikan, dan berasaal dari keluarga dan budaya yang tidak sama. Seorang leader harus bisa melakukan pendekatan personal terhadap seluruh anggota timnya dengan memerhatikan hal-hal khusus tersebut. Efek baik dari pendekatan yang sifatnya personal, membuat setiap orang merasa dihargai, disayangi, diperlakukan istimewa, dan pasti akan menimbulkan respek yang dalam terhadap pimpinannya . Dengan demikian tidak sulit menggerakkan mereka untuk bersama-sama mencapai tujuan sesuai visi dan misi perusahaan.

Mendelegasikan pekerjaan
Mengerjakan sendiri seluruh pekerjaan di dalam sebuah perusahaan meskipun mampu, tidak serta merta menjadikan seorang leader nampak hebat di mata seluruh timnya. Jika sang pemimpin tidak memiliki rasa percaya terhadap timnya, maka ia tidak akan mencapai kemajuan yang diharapkan. Memercayai anggota tim adalah sebuah kekuatan yang bisa membuat setiap proyek berjalan dengan baik. Mampu mendelegasikan ide-ide pemikiran, dan eksekusi di lapangan adalah skill yang harus dimiliki oleh seorang leader. Rasa percaya terhadap orang-orang yang dipimpinnya, lahir dari atmosfir kejujuran yang ada di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.






Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan