Menabung atau Investasi? Jika penulis
ingin bertanya hal tersebut, menurut Anda apa jawaban yang bisa Anda berikan
atau apakah ada perbedaan di antara keduanya?
Sebelum saya membahas tentang
Menabung dengan Investasi, izinkan penulis menyampaikan beberapa hal terlebih
dahulu. Penulis teringat pada masa kanak-kanak dahulu bagaimana orangtua
mengajarkan arti menabung, yaitu dengan menempatkan dana pada “celengan” dan
ketika sudah penuh maka kita bisa mengambil uang yang sudah terkumpul setelah
periode waktu tertentu.
Ketika beranjak dewasa, kita mulai
mengenal dengan istilah Bank, di mana kita menyetor sejumlah uang tertentu dan
kita diwajibkan membuka suatu rekening di bank tersebut. Setelah sekian lama
menabung di bank dan bahwa sebenarnya Menabung bukanlah Investasi. Mengapa
demikian?
Dalam sepengetahuan penulis saat ini
ketika artikel ini dibuat, bunga bank sekarang berkisar antara 3-4% untuk
tabungan dan sekitar 6-8% untuk deposito. Pertanyaan saya selanjutnya, apakah
Anda tahu mengenai inflasi?
Penulis yakin Anda pernah mendengar
kata inflasi, namun apakah Anda benar-benar mengetahui arti sesungguhnya arti
inflasi yang sebenarnya? Secara sederhana, inflasi berarti kenaikan harga di
dalam suatu perekonomian negara.
Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) Indonesia, rata-rata inflasi Indonesia antara 2005-2010 berkisar 8%
hingga 9%. Artinya setiap tahun terdapat kenaikan harga sebesar 8%-9% pada
kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Pengertian lainnya, kita harus
membayar “lebih mahal” untuk kebutuhan pokok tersebut setiap tahunnya.
Misalnya, harga beras saat ini Rp100.000/kg dengan inflasi 9%, maka kita harus
membayar lebih mahal sebesar Rp109.000/kg.
Jika Anda bandingkan suku bunga bank
saat ini dengan inflasi, menurut Anda saat ini apakah uang yang sudah Anda
tabung setiap tahunnya mengalami kenaikan atau penurunan? Penulis yakin jawaban
pertanyaan tersebut adalah penurunan.
Itulah sebabnya bank saat ini bukan
tempat yang aman untuk kita berinvestasi. Bank hanya bisa digunakan untuk
emergency fund (akan dibahas lebih lanjut pada artikel selanjutnya) atau kebutuhan
sehari-hari dalam jangka waktu pendek.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana
jika kita ingin mengembangkan uang kita? Maka jawaban yang paling tepat adalah
INVESTASI. Masalahnya, bagaimana kita berinvestasi? Produk apa yang tepat untuk
kita investasi?
Jika kita mengingat orang-orang zaman
dahulu bahkan sampai sekarang, maka jawaban yang umum adalah tanah dan emas.
Mengapa? Jawaban sederhananya adalah jumlah populasi yang bertambah menyebabkan
harga tanah menjadi naik, sedangkan emas adalah sumber daya alam yang habis
terpakai. Artinya, suatu saat supply emas akan habis, padahal emas merupakan
produk investasi yang sering digunakan untuk investasi jangka panjang, tidak
goyah terhadap inflasi dan sebagai perhiasan.
Masalah umum yang terjadi yaitu, kita
membutuhkan modal yang umumnya relatif besar untuk investasi tanah dan
penyimpanan jika kita berinvestasi pada emas.
Itulah sebabnya, penulis juga ingin
menambahkan ada produk investasi lainnya, yaitu produk-produk yang terdapat di
Pasar Modal misalnya Obligasi, Reksa Dana maupun Saham.
Yang terpenting adalah bagaimana kita
mau mengubah mindset kita dari banking minded menjadi investment minded. Jika
Anda setuju dengan tolok ukur inflasi sebagai benchmark untuk menumbuhkan uang
Anda dan Anda bersedia membuka diri dan pikiran terhadap produk-produk
investasi lainnya.
Baca: APA MAKSUD ANDA BERINVESTASI?
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan
Baca: APA MAKSUD ANDA BERINVESTASI?
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan