Apa yang bisa kita pelajari dari para ahli okultisme Eropa tentang
kekuatan terbesar yang dimiliki manusia ialah keinginan yang diproyeksikan
dengan benar. Kini, kita mungkin tidak banyak memikirkan kekuatan keinginan. Namun,
inilah kekuatan yang digunakan para ahli sihir kuno untuk mencetuskan pelbagai
peristiwa adikodrati dalam kehidupan mereka. Perbedaan antara keinginan dan
tujuan ialah: bagi banyak orang tujuan hanyalah sebuah aksi mental – sejenis khayalan
– dimana kekuatan keinginan yang diproyeksikan dari kesadaran terdiri dari
bukan hanya pikiran-pikiran dan hasrat, melainkan juga gairah dari kekuatan
hidup kita. Keinginan kita, yang diproyeksikan secara benar, akan mengandung ramuan-ramuan
penting, yaitu jiwa kita, yang merupakan hal penting esensial dari keberadaan
kita.
Kekuatan jiwa itu, yang didefinisikan secara jelas, akan memusatkan
perhatian Anda pada keinginan, dengan konsentrasi yang diasah hingga sedemikian
rapi dan murni yang memotong realitas dan melontarkan seluruh kekuatannya
kepada beragam sasaran. Ingat, kesadaran Anda berada dalam samudera kesadaran
yang merupakan seluruh energi dan bentuk pemikiran dari dunia di sekeliling Anda.
Energi manusia di sekeliling kemungkinan sangat lemah. Kekuatan kecil yang
mereka miliki kerap berkurang akibat adanya letupan emosi.
Di tengah orang-orang yang diamuk emosi, datanglah orang yang
berkeinginan kuat: dia tegar, penuh keyakinan, digeluti hasrat dan imajinasi. Dengan
menyingkirkan emosi dia berdiri pada landasan yang tampak serupa anak tangga atau
berada dua kali lebih tinggi dari kerumunan manusia, paham benar bahwa
kekuatannya tidak dapat dihentikan.
Apakah Hukum Alam sanggup meniadakan sosok ini? Tidak. Kekuatannya terlalu
besar. Keinginannya tidak dapat dijinakkan oleh gagasan-gagasan tentang
kepantasan, baik dan buruk, memiliki atau tidak memiliki. Kekuatannya terpusat
semata-mata pada apa yang dia inginkan. Hasratnya bersumber dari kekuatan
keinginan. Kekuatan murni berasal dari keinginan, karena pikiran itu telah
terpendam dalam keinginan, diteguhkan oleh jiwa keberadaan, yang tak dapat
menyingkirkannya.
Ketika pertama kali berhadapan dengan gagasan ini, saya secara alamiah
melawan agresi yang dibutuhkan untuk meraih tingkat intensitas tersebut. Bagi saya,
“salah” kalau kita memakai istilah gaib untuk menjelaskan kekuatan seseorang,
memaksa kehidupan agar bersedia menggenggam setiap keinginan dan tingkah
seseorang. Namun secara perlahan-lahan saya mulai terbiasa dengan gagasan itu
dan mengembangkan teori mengenai moralitas dengan cara saya sendiri. Saya segera
menyadari bahwa apa yang penting bagi saya ialah pencapaian, dan saya tahu,
saya harus meraihnya dalam masa hidup saya ini. Bagaimana saya bisa mendapatkan
hal itu, menyediakan sesuatu yang tidak menyakiti orang lain, adalah hal yang
tak relevan.
Yang harus disadari ialah apa yang Anda inginkan dan seberapa besar energi
yang dipersiapkan untuk mewujudkan keinginan itu? Apabila semangat Anda
biasa-biasa saja, boleh dipastikan bahwa sebenarnya Anda tidak menghendaki apa
yang Anda kerjakan, atau pencarian Anda tidaklah penting bagi Anda. Tetapi jika
beberapa aspeknya sangat spesial bagi Anda, maka hal itu akan menjadi hal yang sakral.
Selanjutnya, seberapa besar komitmen merupakan soal penting, karena Anda tahu
bahwa alasan hidup terdapat dan berada dalam satu pencarian atau pencapaian
tersebut.
Kalau begitu, Anda harus memanfaatkan setiap bagian dari keberadaan Anda,
melalui upaya fisik, ketajaman mental atau kekuatan yang kasat mata, untuk
berfokus pada tujuan. Di suatu tempat dalam kehidupan barangkali ada penolakan
atas petualangan, bagian-bagian dari hasrat Anda yang tak dapat disingkirkan
dari esensi keberadaan Anda. Apakah Anda bermaksud mencampakkannya ataukah
bersiteguh pada komitmen dan cukup percaya diri untuk menuntut hidup,
orang-orang, atau lingkungan agar mewujudkan keinginan Anda, tanpa penyesalan,
alasan, ataupun dalih, ketimbang apa yang dituntut?
Inilah poinnya: seandainya tujuan Anda sangatlah kuat dan keinginan Anda
benar-benar mampu menggerakkan orang-orang mewujudkan apa yang Anda inginkan,
maka Anda harus percaya diri. Anda harus yakin kepada kekuatan diri sendiri. Apabila
ada sedikit keraguan, hal itu dengan cepat akan melemparkan Anda dari tempat
yang berkemungkinan tak terbatas ke tempat yang berkemungkinan lebih terbatas.
Bayangkanlah seekor macan di tengah hutan, apakah ia akan heran seandainya
rusa yang dikejarnya adalah miliknya? Adakah pernyataan tentang kebermaknaan
dirinya sebagai macan? Menjadikan segala sesuatu saling berhubungan adalah cara
Tuhan mengatur alam. Mahluk kecil memberikan dirinya kepada seekor macan
seperti alam memberikan dirinya demi kehidupan mahluk hidup. Keseimbangan sempurna
terpelihara.
Satu-satunya hal yang harus diwaspadai ialah bahaya berada di puncak dan
merebut kesempatan orang lain atau hanyut oleh bisikan ego. Di dunia dimana
setiap orang memanfaatkan atau mengendalikan orang lain, bukankah mengasikkan
kalau kita bisa sukses tanpa harus memakai cara-cara kotor?
Takala berkonsentrasi pada kehidupan dan diri sendiri, kita dengan cepat
akan menjadi lebih kuat dibandingkan 99 persen orang yang kita hadapi. Kita harus
berhati-hati terhadap energi amarah kita dan tidak terhanyut oleh kemapanan
atau posisi yang ada. Seandainya tidak berhati-hati, cepat atau lambat kita
akan merusak diri sendiri. Atau yang terburuk, kita barangkali bisa mewujudkan
segenap keinginan. Tetapi saat melihat masa silam, kita melihat kejahatan,
melihat bahwa kita berhasil menerjemahkan pencarian kita ke dalam lingkup material
namum gagal menerjemahkan keuntungan-keuntungan material itu menjadi kode
kehidupan yang luhur atau esensi spiritual.
Kita bisa duduk bersama sang kekasih dan membicarkaan
kebutuhan-kebutuhan finansial sehingga kita dapat merumuskan apa yang
diinginkan dan apa yang dituju. Kemudian kita bisa menyesuaikan keinginan dan
impian kita agar sesuai dengan maksud dan tujuan sehingga menjadi cukup kuat
untuk mengirimkan apa pun yang kita kehendaki.
Apabila tujuan kita tidak setinggi itu, kita harus bisa menerima hal itu
sebagai fakta dan boleh jadi kita harus mengatur alternatif, kita bisa bekerja
sesuai dengan tujuan melalui konsentrasi dan disiplin agar dapat membuatnya
lebih kuat. Lantas, di saat hal itu sudah cukup kuat, kekuatan proyeksi
keinginan akan menjamin terwujudnya gairah kita.
(Sumber: “The Force of Your Will
Projected”, Struat Wilde)Baca: APA VISI DAN MISI HIDUP ANDA?
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan