Orang kaya memiliki cara berpikir yang berbeda dari orang miskin dan
kelas menengah. Mereka memikirkan uang, kekayaan, diri mereka sendiri, orang
lain, dan kehidupan dengan cara yang berbeda. Mari kita pelajari enam perbedaan
penting di antara cara pikir orang kaya serta orang miskin dan kelas menengah.
Dengan begitu, kita akan punya banyak alternatif. Dan dengan cara ini
Anda dapat mengoreksi cara berpikir Anda dan dengan cepat mengubahnya menjadi
cara berpikir orang kaya. Ingat, keyakinan tidaklah menentukan benar, salah,
asli, atau palsu; keyakinan hanyalah opini masa lalu yang bisa diubah. Anda dapat
MEMILIH cara berpikir yang bisa mendukung Anda atau cara berpikir yang tidak
mendukung Anda.
1)
Orang Kaya Percaya “Aku
menciptakan hidupku sendiri”. Orang Miskin Percaya “Hidup sudah digariskan”.
Apabila Anda ingin menciptakan kekayaan, penting untuk diyakini bahwa
Andalah pemegang kemudi kehidupan Anda sendiri; Andalah yang menciptakan setiap
peluang dalam kehidupan Anda, terutama kehidupan finansial. Apabila Anda tidak
mempercayai hal ini, pastilah Anda yakin bahwa Anda hanya mempunyai sedikit
daya dalam mengendalikan arah hidup. Itu sebabnya, dapat dipastikan Anda tidak
akan bisa berhasil secara finansial. Hal semacam itu bukanlah sikap yang benar.
Orang-orang miskin lebih senang memainkan peran sebagai korban, bukan selalu
pemegang tanggung jawab atas apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Dengan sudut
pandang sebagai “korban” semacam itu, maka yang muncul ialah ungkapan “malangnya
diriku”. Dan, sim salabim, kemalangan ini pun berimbas pada kondisi keuangan
mereka.
Ada beberapa hal yang saya jamin dapat mengubah kehidupan Anda. Sepanjang
tujuh hari ke depan, saya tantang Anda agar tidak mengeluhkan apapun. Bukan hanya
di bibir, melainkan juga di dalam hati dan benak Anda. Saya telah mengajukan
tantangan ini kepada ribuan orang dan beberapa ratus di antaranya mengatakan
bahwa latihan ini berhasil mengubah kehidupan mereka. Saya jamin, Anda akan
terkejut melihat perubahan hidup Anda ketika tidak fokus lagi pada “keluhan”.
Sekarang waktu untuk memutuskan. Silakan memilih menjadi korban ATAU
menjadi kaya, atau Anda tidak memilih keduanya. Inilah saat untuk beroleh
kembali kekuatan dan mengetahui fakta bahwa Andalah pencipta setiap peluang
dalam hidup Anda. Bahwa Anda menciptakan segala sesuatu dalam kehidupan Anda
dan segala sesuatu yang tak ada dalam kehidupan Anda. Bahwa Andalah yang
menciptakan kekayaan Anda. Bahwa Andalah yang membuat diri Anda miskin.
2)
Orang Kaya Bermain untuk
Beroleh Kemenangan. Orang Miskin Bermain agar Tidak Kalah.
Orang miskin bermain dengan cara bertahan tidak menyerang. Saya bertanya.
Kalau Anda memainkan suatu permainan atau olahraga dan sepenuhnya bertahan,
apakah Anda berkesempatan untuk memenangi permainan itu? Banyak orang bilang:
kecil sekali dan tidak. Tepat! Seperti itulah banyak orang memainkan uang
mereka. Tujuan utama mereka adalah bertahan dan aman, bukan kaya dan berlimpah.
Maka, apa tujuan Anda? Apa tujuan Anda sebenarnya? Apa tujuan hakiki Anda?
Tujuan terbesar orang-orang kaya ialah meraup kekayaan yang besar dan
berlimpah. Tujuan terbesar orang-orang miskin ialah memiliki “uang yang cukup
untuk membayar bermacam tagihan…” Sekali lagi, perkenankan saya mengingatkan
tentang pentingnya kekuatan tekad. Ketika tujuan Anda ialah memiliki cukup uang
untuk membayar bermacam tagihan, sebesar itulah yang akan Anda dapatkan; hanya
cukup untuk membayar tagihan.
Anda mendapatkan apa yang Anda tekadkan. Kalau ingin kaya, Anda bertekad
untuk menjadi “kaya”. Bukan sekedar membayar bermacam tagihan dan bukan
semata-mata menciptakan kenyamanan. Namun kaya, perhatikan, menjadi kaya!
3)
Orang Kaya Berusaha
Menjadi Kaya. Orang Miskin Tidak Berusaha Menjadi Kaya.
Sebagian dari kita memiliki alasan yang bagus seperti betapa menariknya
menjadi kaya, namun bagaimana tentang sisi lain dari koin? Apakah alasan
menjadi kaya adalah hal yang sangat besar atau mendorong proses untuk beroleh kekayaan?
Masing-masing dari kita memiliki ingatan-ingatan tentang kekayaan di dalam otak
kita. Memori ini berisi keyakinan pribadi kita yang di dalamnya terdapat
pertanyaan mengapa menjadi kaya adalah hal yang luar biasa. Namun, bagi
sebagian besar orang, ingatan mereka juga berisi informasi seperti mengapa
menjadi kaya bukanlah hal yang luar baisa. Orang-orang ini mencampurkan
pesan-pesan internal tentang uang dan kekayaan.
Salah satu bagian berkata, “Punya banyak uang menjadikan kehidupan lebih
menyenangkan”. Namun bagian yang lain lantas berseru, “Ya, tapi aku harus bekerja
seperti kuda! Kegembiraan macam apa itu?” salah satu bagian lagi berkata, “Aku
akan bisa berkeliling dunia”. Satu bagian yang lain menanggapi, “Ya, dan semua
orang di dunia ini mengharapkan sesuatu dariku”. Pesan-pesan yang bercampur
baur ini adalah hal utama yang menjadikan seseorang tidak bisa beroleh
kekayaan.
Faktanya, hal utama yang menyebabkan banyak orang tidak sanggup
mewujudkan keinginan ialah karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka
inginkan. Orang kaya bener-benar tahu bahwa mereka menginginkan kekayaan. Mereka
tak pernah meragukan keinginan ini. Mereka benar-benar seirus dalam menciptakan
kekayaan. Mereka akan menempuh “beragam cara” untuk mendapatkan kekayaan sepanjang
tidak bertentangan dengan moral, hukum, dan etika. Orang kaya tak akan
mengirimkan pesan-pesan bertentangan kepada alam semesta, sedangkan orang
miskin melakukannya.
Saya tidak mau menyampaikan berita ini kepada Anda, tetapi menjadi kaya
bukanlah seperti “jalan-jalan di taman”. Ini memerlukan fokus, keterampilan,
100% usaha, dan ketekunan yang “pantang menyerah”. Anda harus benar-benar
memiliki keteguhan hati, baik secara sadar maupun tidak. Anda harus meyakini
bahwa Anda sanggup melakukannya dan layak mendapatkannya. Jika tidak
berkomitmen penuh untuk menciptakan kekayaan, Anda tidak akan pernah
mendapatkannya.
4)
Orang Kaya memikirkan
Hal Besar. Orang Miskin Memikirkan Hal Kecil.
Pernah ada seorang mentor di salah satu seminar yang memiliki
penghasilan bersih sebesar 250 ribu dolar sampai lebih dari 600 juta dolar
hanya dalam waktu tiga tahun. Ketika kami tanya apa resepnya, dia menjawab, “Segalanya
berubah saat suatu hari saya memikirkan hal-hal besar”. Dalam buku Speed Wealth, dibahas tentang “Hukum
Pendapatan” yang menyatakan bahwa “Anda akan dibayar dengan proporsi yang tepat
dengan nilai yang Anda berikan kepada pasar”. Cara lain untuk memahami hal ini
ialah menjawab pertanyaan berikut: seberapa banyak orang yang benar-benar
menggunakan atau terpengaruh?
Siapakah Anda? Bagaimana Anda hendak menjalani kehidupan? Bagaimana Anda
ingin bermain? Apakah Anda hendak bermain dalam persaingan besar atau kecil,
dalam kompetisi besar atau kecil? Akankah Anda memainkan peran besar atau
kecil? Semua ini berada di tangan Anda.
Namun perhatikan. Ini bukan tentang Anda. Ini tentang bagaimana
menuntaskan misi Anda. Ini tentang bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan
tujuan hidup. Ini seperti menambahkan sebuah bagian dari diri Anda ke dalam
dunia. Ini tentang melayani orang lain. Sebagian besar dari kita terjebak dalam
ego dan merasa bahwa segala sesuatu berkeliling dan mengelilingi “diriku,
diriku, dan diriku”. Tetapi, sekali lagi, ini bukan tentang Anda, ini tentang
menambahkan nilai pada orang lain. Ini pilihan. Satu jalan menuju kesengsaraan
dan kesedihan. Satu jalan lain menuju uang, makna, dan pemenuhan diri.
Inilah waktu untuk berhenti menyembunyikan diri dari memulai. Inilah waktu
untuk berhenti menuntut dan mulai memimpin. Inilah waktu untuk mulai menjadi
bintang. Inilah waktu untuk membagikan hadiah dan nilai Anda dengan cara yang
BESAR.
Mungkin ada ribuan bahkan jutaan orang yang akan mengawasi Anda. Apakah Anda
akan mampu mengatasi tantangan? Mari berharap demikian.
5)
Orang Kaya Lebih
Besar dari Persoalan Mereka. Orang Miskin Lebih Kecil dari Persoalan Mereka.
Menjadi kaya tidak mudah seperti berjalan-jalan di taman. Ini adalah
perjalanan yang penuh dengan rintangan, tikungan, dan labirin. Sederhananya,
keberhasilan merupakan hal yang rumit. Jalan untuk sampai di sana penuh jebakan
dan itulah yang menyebabkan banyak orang tak pernah melaluinya. Mereka hendak
bertikai, sakit kepala, dan bertanggungjawab. Ringkasnya, mereka tidak ingin
menghadapi persoalan.
Di situlah letak perbedaan terbesar antara orang kaya dan orang miskin. Orang
kaya dan sukses selalu lebih besar dari persoalan mereka, sedangkan orang
miskin dan gagal selalu lebih kecil ketimbang persoalan mereka.
Orang miskin akan senantiasa menghindari segala sesuatu yang tampak
seperti masalah. Mereka menghindari tantangan. Ironisnya, ketika menghindari
persoalan inilah mereka justru dihantam persoalan besar: mereka miskin dan
menderita. Rahasia menuju keberhasilan ialah tidak menghindari atau menarik
diri dari persoalan; persoalan justru akan menumbuhkan diri Anda sehingga Anda
lebih besar dari persoalan apapun.
Bayangkanlah ada seseorang dengan karakter “berlevel 2” hendak mengatasi
masalah “level 5”. Akankah persoalan ini lebih besar atau kecil? Jawabanya:
dari sudut pandang orang “berlevel 2”, persoalan “berlevel 5” akan tampak
BESAR.
Sekarang bayangkan seseorang dengan karakter “berlevel 8” dan menghadapi
persolan “level 5”. Dari sudut pandang orang ini, bagaimana persoalan itu
terlihat? Tentu saja, persoalan itu kini terlihat sebagai persoalan KECIL.
Dan bagi orang dengan karakter “level 10”, persoalan “level 5” bukanlah
persoalan yang perlu dirisaukan. Hal itu hanya dianggap sebagai peristiwa
biasa, layaknya berpakaian atau menyikat gigi.
Apakah Anda orang kaya atau miskin, bermain besar atau kecil, yang jelas
Anda tidak dapat menghindar dari masalah. Sepanjang masih bernapas, Anda akan
selalu menemui apa yang disebut sebagai “persoalan”. Yang penting ialah
menyadari bahwa ukuran dari persoalan bukanlah hal penting. Yang penting adalah
ukuran diri Anda! Topik utamanya ialah cara menumbuhkan diri Anda, menempatkan
bermacam masalah yang menghadang sewaktu berupaya menjadi kaya.
Orang kaya tidak akan menghindari masalah, tidak mundur dari persoalan,
dan tidak mengeluh karena persoalan. Orang kaya adalah prajurit finansial, dan
ketika seorang prajurit berhadapan dengan tantangan, mereka berseru: BAWA
KEMARI!
6)
Orang Kaya Berfokus
pada Peluang. Orang Miskin Berfokus pada Masalah.
Orang kaya melihat pertumbuhan peluang. Orang miskin melihat hilangnya
peluang.
Orang kaya berfokus pada hasil. Orang miskin berfokus pada resiko.
Ada pertanyaan klasik, apakah gelas ini setengah penuh atau setengah
kosong? Di sini tidak hanya berbicara soal “berpikir positif”, kita berbicara
soal kebiasaan dalam memandang dunia. Kemiskinan bersumber dari ketakutan. Pikiran
orang miskin terus memindai apa yang salah atau hal-hal yang berpotensi salah. Pandangan
utama mereka ialah “bagaimana seandainya kalau tidak berjalan dengan baik?”
atau malah “bagaimana kalau tidak berjalan?”. Orang kaya, seperti yang kita
ulas sebelumnya, mengambil tanggung jawab untuk menciptakan kehidupan mereka
dan berasal dari pandangan “hal itu akan bekerja dengan baik karena aku akan
membuatnya berhasil”.
Di dunia finansial, sebagaimana pada banyak bidang lain, resiko setara
dengan ganjaran; secara umum, kian tinggi hasil, kian tinggi resikonya. Orang bermental
kaya cenderung berani mengambil resiko.
Orang kaya mengharapkan keberhasilan. Mereka sangat percaya pada
kemampuan mereka, percaya pada kreativitas mereka, dan percaya bahwa mereka
akan senantiasa mampu mendapatkan kembali uang mereka atau berhasil dengan cara
lain.
Di sisi lain, orang miskin justru mengharapkan kegagalan. Mereka kurang
mempercayai diri dan kemampuan mereka sendiri, dan cenderung berpikir tentang
kegagalan, yakin bahwa kegagalan adalah bencana. Anda harus melakukan sesuatu,
membeli sesuatu, atau memulai sesuatu agar bisa berhasil secara finansial. Anda
harus melihat pelaung keuntungan di sekeliling, bukan malah fokus pada cara-cara
kehilangan uang.
(Sumber: “Six Ways of
Thinking Rich”, T. Harv Eker)Baca: AMBIL KEPUTUSAN UNTUK MENCOBA LAGI
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan