Apabila berpikir gaya hidup hanya sebatas mengikuti
trend terkini, Anda salah! Karena Anda juga harus berpikir tentang masa depan,
yang tentu tidak dapat diprediksi. Pernahkah terbayang oleh Anda bahwa asuransi
pun bisa menjadi asset untuk mempertahankan gaya hidup dalam dalam jangka waktu
panjang?
Baca: Asuransi untuk Pekerja Pemula
Baca:
Asuransi, mendengar istilahnya saja sebagian orang
mungkin akan langsung menutup diri dan beranggapan orang yang diajak bicara
adalah seorang agen asuransi. Beberapa orang memang terkesan “alergi” untuk
membicarakan asuransi. Jangankan memiliki kebutuhan untuk berasuransi,
pengertian asuransi yang seutuhnya saja belum dipahami.
Kesadaran berasuransi dalam masyarakat Indonesia memang
masih terbilang rendah. Menurut data dari AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), penetrasi pasar asuransi di
Indonesia pada tahun 2010 sekitar 4%.
Di antara Negara-negara ASEAN, penetrasi asuransi di
Indonesia pun termasuk sangat rendah. Bandingkan misalnya dengan Singapura
telah mencapai sekitar 6%.
Pertanyaannya, mengapa kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia sangat rendah, padahal ada banyak manfaat yang bisa didapat dari berasuransi?
Baca: Uang Bukan Segalanya, Tapi Segalanya Perlu Uang...
PERSEPSI YANG SALAH
Persepsi adalah akar dari setiap proses pemikiran
seseorang. Menyangkut soal asuransi, persepsi yang berkembang di tengah
masyarakat umumnya terkait dengan produk yang susah dimengerti, proses klaim
yang rumit atau pengalaman negative dengan seseorang agen asuransi karena
terlalu mengejar secara agresif.
Hal itu membuat orang semakin takut dengan asuransi.
Terlebih, manfaat tidak bisa segera dirasakan oleh sang pemegang polis,
melainkan oleh ahli warisnya. Padahal jika dilirik lebih jauh, dewasa ini istilah
asuransi bukan lagi hal yang asing. Ironisnya, para pemegang polis pun sering kali
tidak memahami secara detail produk yang telah dibelinya.
Berdasarkan pengalaman, sering kali pemegang polis
masih tidak tahu detail coverage yang dimilikinya, uang pertanggungannya,
bahkan beberapa juga tidak tahu berapa besar preminya serta tidak memberi tahu
ahli warisnya.
Pada intinya, banyak yang sudah membeli polis asuransi,
tetapi tidak tahu apa yang sebenarnya dibeli. Kalau sudah begini, yang rugi
adalah pemegang polo situ sendiri. Sudah membayar premi secara teratur setiap
bulannya, tetapi akibat ketidak tahuan dan ketidak pedulian, tak bisa
memanfaatkan asuransi dengan maksimal. Bahkan bila terjadi sesuatu dengan diri
sendiri, gara-gara tidak memberitahu ahli waris perihal polis, ahli waris tidak
mendapatkan uang pertanggungannya (santunan kematian) sepeser pun karena
pengurusan klaim tidak pernah dilakukan.
Ini bukan masalah orang tersebut berpendidikan atau
tidak. Masalahnya adalah apakah pembelian polis tersebut terjadi karena merasa
butuh atau karena merasa terpaksa, tidak enak oleh agen yang menawarkannya,
atau sudah lelah dikejar-kejar oleh agen asuransi?
Baca: Agen Asuransi adalah PROFESI MULIA...
Baca: Agen Asuransi adalah PROFESI MULIA...
POTENSI PASAR BESAR
Dengan penetrasi yang masih rendah, pasar asuransi di
Indonesia sangat besar. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, masyarakat
memperlihatkan tedensi untuk memiliki asuransi. Secara perlahan tapi pasti,
memiliki polis asuransi pun telah merasuk menjadi bagian dari gaya hidup dan
semakin member kepercayaan diri untuk merancang masa depan.
Hal ini boleh jadi di dorong oleh perubahan fenomena
yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Kini kita mengenal istilah “sandwich generation”, untuk
menggambarkan kondisi generasi yang terjepit ditengah-tengah. Menghidupi anak
dan keluarga sendiri serta masih harus membiayai kehidupan orang tua.
Otomatis, generasi yang terjepit itu harus lebih
kreatif mengelola keuangan agar segala kebutuhan tetap terpenuhi, tanpa harus
membuat gaya hidup merosot dari biasa yang dinikmati.
Pertanyaan selanjutnya, apabila terjadi sesuatu dengan sang pencari nafkah lalu apa yang akan terjadi dengan keluarga yang ditinggalkan?
MEMPERSIAPKAN DIRI
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa
depan. Panjang pendeknya usia tak bisa diprediksi. Yang bisa dilakukan adalah
mempersiapkan segala sesuatunya jika rencana tak berjalan sesuai harapan.
Terutama bagi kelangsungan hidup orang-orang yang akan ditinggalkan.
Antisipasi, bukan pesimis. Lagi pula bicara asuransi
ada hal lain yang lebih luas yang terkait di dalamnya, yaitu “asurasnsi itu mengenai keeping
your lifestyle dan enjoying your life.”
Seorang ibu beranak dua yang baru saja kehilangan
suaminya akibat sakit kanker, dihadapkan pada kenyataan besarnya biaya
pengobatan selama berbulan-bulan yang harus segera dilunasi. Mengingat biayanya
yang sangat besar, ia terpaksa harus menjual rumah, menguras tabungan, dan
hutang tetap belum terlunasi. Ia terus berusaha mencari pinjaman ke sana kemari
demi melunasi seluruh biaya perawatan suaminya. Bukan hanya kehilangan orang
yang dikasihinya, ia harus pula kehilangan seluruh materi. Kalau sudah begini,
jangankan berpikir untuk menikmati hidup, mempertahankan standar hidup seperti
biasa saja sulit.
Baca: Rumah dan Mobil Harus Dijual...
Baca: Rumah dan Mobil Harus Dijual...
Demikian pula soal pendidikan anak. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa biaya pendidikan terus meningkat setiap tahunnya, bahkan
melebihi angka inflasi. Meski sudah membuat prediksi, jika tak disiapkan secara
pasti dengan perhitungan yang detail, pada saat dibutuhkan ketika anak memasuki
jenjang kuliah, misalnya bisa saja biaya tak mencukupi. Akibatnya, selain harus
mencari pekerjaan tambahan, hidup juga harus lebih irit demi memasukkan anak ke
sekolah berkualitas.
Baca: Pendidikan adalah HAK & KEWAJIBAN Anda!
Baca: Pendidikan adalah HAK & KEWAJIBAN Anda!
Hidup
memang tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan, keinginan dan rencana.
Pertanyaannya, ketika hal itu terjadi, apakah Anda sudah siap???
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan