Saat mendengar dan membaca berita tentang Akil Mochtar (AM) -
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang tertangkap tangan di
rumahnya, penulis mencari pemahaman: mengapa seorang ketua hakim -
pejabat tertinggi di peradilan bisa melakukan hal itu???
Berikut pandangan pribadi penulis:
=> Dari sisi Akil Mocktar:
- Seorang
intelektual - pintar, ahli dan pakar dibidang hukum, sehingga bisa
terpilih dan menjabat sebagai ketua MK di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini. AM tentu tahu, mengerti, dan paham benar akan
besarnya risiko dan konsekuensi dari perbuatan melawan hukum...
- Pejabat
tertinggi - posisi yang terhormat seperti itu, tentu gaji dan tunjangan
jabatan serta fasilitas yang diberikan oleh negara kepadanya besar dan
banyak. AM pasti sadar bahwa penyalah gunaan jabatan dan wewenang
demi untuk uang itu risiko dan konsekuensinya sangat besar...
- Usianya
yang tidak muda lagi - bahkan relatif sudah tua (di atas 60 tahun),
wawasannya luas dan pengalamannya banyak serta kebijakasanaannya tinggi. AM
sebagai orang beragama dan beriman, tentu punya pemahaman bahwa pada
saatnya nanti dipanggil TUHAN, dia harus mempertanggung jawabkan semua dan
segala sikap, perkataan dan perbuatannya...
Jadi, menurut penulis, AM (dan para koruptor/penerima suap lainnya) adalah seorang tukang judi besar! Dia mempertaruhkan hampir semua dan segala dalam kehidupannya. Perjudian sangat besar yang AM pertaruhkan adalah:
- Nama
baik, kehormatan dan kehidupan pribadinya.
- Kehidupan
keluarga dan sanak saudaranya.
- Jabatan
penting dan posisi terhormatnya.
- Kebahagiaan
dan kebebasannya.
- Seluruh
sisa hidupnya.
Nahh..., bukankah dapat kita simpulkan bahwa AM adalah
seorang tukang judi yang sangat luar biasa!? Seorang
penjudi pasti punya sifat rakus akan kemenangan!
Baca: MUSUH UTAMA Manusia..
Pada dasarnya, manusia adalah tukang judi (pemalas
dan ingin hasil yang instan!)...
Setiap orang, dalam beberapa fase kehidupannya memang
harus melakukan perjudian (membuat sebuah keputusan dan menentukan
suatu pilihan hidupnya), seperti:
- Akan
melanjutkan sekolah/kuliah atau bekerja?
- Milih
akan sekolah/kuliah atau bekerja dimana?
- Selesai
pendidikan mau bekerja atau bisnis?
- Menentukan
pasangan hidup dengan siapa?
- Kapan
mulai membangun keluarga?
- Kapan
saatnya mempunyai anak?
- Dan
lain sebagainya...
=> Dari sisi Pemerintah:
- Pemerintahnya
kurang serius dan kurang tegas dalam memberantas kosupsi. Terbukti,
para koruptor mendapatkan remisi...
- Hukumannya
tidak membuat jera para koruptor dan calon koruptor. Terbukti,
secara periodik kasus korupsi bermunculan silih berganti...
- Sistem
peradilannya tidak menjunjung rasa keadilan. Terbukti, seorang
maling sandal jepit dihukum tidak sebanding dengan perbuatannya...
Sebagai tukang judi, setiap koruptor atau calon koruptor tentu melakukan kalkulasi:
- Jika
perbuatan buruk dan jahatnya itu tidak ketahuan, dia dapat kartu Joker,
berarti MENANG!
- Jika
ketahuan melakukan korupsi dalam jumlah yang besar, hukuman yang akan
diterimanya relatif ringan, itu masih sebanding dengan besaran uang yang
didapat dari hasil korupsi itu, sehingga pada saat keluar dari penjara,
dia dan seluruh keluarganya masih dapat menikmatinya, berarti MENANG!
- Besarnya
jumlah uang dari hasil korupsi itu tidak akan pernah didapatkan walaupun
dengan cara bekerja sangat keras (seumur hidupnya!), berarti MENANG!
Dengan situasi dan kondisi selalu menang seperti di
atas itu, sebagai tukang judi, tentu AM akan mempertaruhkan semua dan
segalanya!
Untuk itulah, sudah saatnya Indonesia menjatuhkan hukuman seumur hidup, bahkan hukuman mati dan membuat miskin kepada para koruptor! Hukuman yang dapat memberikan efek jera, sehingga para calon koruptor urung melakukan niatnya...
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan