Dalam dunia kerja yang sangat kompetitif seperti sekarang ini, mempunyai bawahan yang
tepat dan produktif adalah hal yang mutlak. Sumber daya manusia yang tepat merupakan aset yang paling berharga bagi sebuah perusahaan agar tetap langgeng.
Namun, tidak
bisa dipungkiri bahwa dalam kenyataannya sering dijumpai model bawahan yang cenderung menjadi beban daripada aset bagi perusahaan.
Sebagai pemimpin atau pimpinan, Anda perlu mengenali model bahwahan yang justru membuat perusahaan jalan di tempat.
1. Si pembuat ulah: Dengan semua masalah dan
tantangan yang sudah muncul, tipe karyawan seperti ini masih saja membuat
masalah. Kerap biaya yang harus dibayar akibat masalah yang dibuatnya lebih
besar daripada keuntungan yang ia datangkan bagi perusahaan.
2. Si pengobral janji: Sebagian orang memiliki 'keahlian'
membuai atasannya dengan memberikan janji. Mereka ingin menyita perhatian
dengan memberikan janji bombastis dan sering kurang serius dalam mencapai
target yang telah ditetapkan. Tipe ini mengagungkan ego mereka dan bisa
menyeret perusahaan ke ambisi mereka yang tidak berujung tetapi memiliki
realisasi hampir nol.
3. Si pengabai konsumen: Bisnis pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan
dan mempertahankan konsumen. Jadi, jika karyawan Anda bersikap pedas dan abai
pada konsumen, hati-hati. Bisa jadi ia memang bukan karyawan aset perusahaan yang
harus dipertahankan.
4. Si penghindar pekerjaan: Kewajiban Anda sebagai atasan
adalah memberikan deskripsi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan
menyediakan alat dan pelatihan yang dibutuhkan sebelum karyawan melakukan
pekerjaanya sesuai permintaan Anda. Namun, karyawan penghindar pekerjaan ini
tidak suka mencoba bahkan setelah Anda memberikan beberapa kali kesempatan.
5. Si kurang teliti: Ada sebagian lain yang tidak bisa
diandalkan untuk menyelesaikan pekerjaan karena hampir selalu melupakan
detil-detil penting pekerjaan mereka. Untuk itu, Anda terpaksa harus terus
mengingatkan.
6. Si pengklaim hak: Sekelompok karyawan memiliki
keberanian dan etika yang di luar batas. Mereka bahkan tidak ragu mengklaim
yang sebenarnya bukan hak mereka dan mengambil langkah hukum untuk itu.
7. Si pelanggar aturan: Aturan apapun di perusahaan dan
budaya yang ditumbuhkan di dalamnya, Anda sebagai pemimpin harus menegakkannya
dengan menjadi teladan nyata dan konsisten. Karena itu, jika Anda sudah menjadi
teladan yang maksimal, Anda berhak menuntut segenap bawahan mengikuti imbauan
Anda. Dan jika mereka melanggar, jangan segan untuk bertindak tegas. Terlebih
jika pelanggaran itu berulang-ulang dan fatal.
Baca: MEMOTIVASI BAWAHAN
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777Drs. Johanes Budi Walujo
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan