Setiap orang pasti memiliki rencana dalam hidupnya. Salah satunya, tentang bagaimana ia akan menikmati hari tua kelak. Apa alternatif yang bisa dipilih? Dengan mengumpulkan cukup simpanan dana pensiun atau memiliki usaha sendiri yang cukup menghidupi.
Namun
adakalanya, tidak perlu menunggu hari tua untuk memulai usaha sendiri. Beberapa
orang memutuskan untuk memiliki usaha sendiri ketika masih di usia produktif.
Mana yang lebih tepat?
Berikut tips agar
tidak terjerumus pada keputusan yang kurang tepat sebelum memutuskan mengakhiri
karir dan memulai usaha sendiri.
1) Baca Peluang
Pada
dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarier atau wirausaha, bukan
sekadar peluang. Peluang itu akan selalu ada. Tapi yang paling penting untuk
diperhatikan adalah apakah peluang itu bisa menjadi prospek yang bagus untuk
masa depan kita?
Pahami
jika ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Semua pilihan pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Cara
terbaik mengetahui pilihan yang tepat adalah dengan membuat pertimbangan
peluang bisa memberikan prospek yang bagus bagi diri kita ke depan. Bila
prospeknya bagus dan hal itu bisa terjadi, maka apapun pilihannya takkan jadi
masalah.
2) Fokus pada Tujuan
Sebelum
memilih untuk berwirausaha, pahami bila pada setiap usaha pasti akan mengalami
masa sulit. Tanamkan dalam pemikiran, usaha adalah proses. Di dalam proses
tersebut, selalu ada saat yang bagus namun ada juga yang tidak bagus.
Apabila
datang masa yang sulit, cobalah ingat kembali jika salah satu alasan memilih
berwirausaha, karena prospeknya ke depan kita nilai lebih menjanjikan. Paling
tidak akan lebih baik dari kondisi saat ini. Hal penting lain yang patut
dicatat, selalu fokus pada tujuan di masa depan. Mungkin akan selalu ada
goncangan kecil dalam perjalanan mencapai tujuan, tapi jangan sampai
menghancurkan keyakinan. Apalagi hingga menghilangkan harapan pada tujuan di
depan.
3) Bisa Kapan Saja
Pilihan
berwirausaha sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Apakah ketika masih di usia
produktif, maupun ketika sudah memasuki masa pensiun. Prinsipnya bila merasa
pilihan dan peluang yang diberikan bisa mendatangkan prospek bagus, mengapa
tidak? Prospek yang baik ini bukan hanya dilihat dari kekayaan atau
kesejahteraan yang bisa dicapai, namun juga memberikan aktualisasi diri.
Mengenai
penentuan kapan berwirausaha dapat dimulai, lebih cepat dimulai tentu lebih
baik. Ingat, wirausaha adalah sebuah proses, bukan seperti bekerja dan menerima
gaji secara langsung setelah 1 bulan kita menerima pekerjaan. Hasilnya baru
akan dipetik setelah usaha membuahkan hasil dan keberhasilan itu datang tidak
dapat diprediksi. Bisa cepat, bisa juga lambat. Tergantung bagaimana seseorang
menjalani proses tersebut.
4) Asuransi Usaha
Semua
kegiatan pasti ada risikonya, termasuk juga usaha. Dan, saat ini, Anda dapat
memilih menanggung risiko itu sendirian dengan kekayaan pribadi, atau dengan
meletakkan risiko tersebut ke orang lain dengan asuransi.
Memang,
pada dasarnya usaha tidak dapat diasuransikan, namun aset usaha sangat bisa
diasuransikan. Aset usaha berupa tempat usaha, barang dagangan, atau jenis aset
lainnya, masih bisa diasuransikan. Caranya, dengan menghubungi perusahaan asuransi
kerugian. Bersama mereka, dapat dihitung berapa besaran aset yang dapat
diasuransikan. Selain itu, konsultasikan mengenai produk yang paling sesuai
dengan risiko yang paling mungkin terjadi terhadap usaha.
5) Kesungguhan dan Disiplin
Sebenarnya
tidak ada patokan berapa besar modal uang yang dibutuhkan, tapi yang paling
utama adalah modal kesungguhan dan disiplin menjalani proses. Namun, tidak
mungkin bisa menjalankan usaha tanpa ada uang sama sekali. Tetap dibutuhkan
perhitungan modal sebelum menjalankan usaha.
Nah,
besaran modal yang dibutuhkan tersebut sangat tergantung dengan jenis dan
besaran usaha yang akan dijalankan. Kalau dimulai dari usaha yang kecil, hanya
dengan dana Rp 100 ribu pun sudah bisa memulai usaha. Begitu pula untuk usaha
yang lebih besar.
Tapi,
dengan dana Rp 100 juta, modal usaha juga bisa kurang jika digunakan untuk
usaha jenis lain. Jadi modal usaha memang sangat tergantung jenis dan skala
besaran usahanya. Sebaiknya kalkulasikan dengan baik sasaran usaha yang akan
dilakukan dan sisihkan dahulu penghasilan sebagai modal usaha kelak. Berapa
dana yang disisihkan? Minimal sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk
dikumpulkan sebagai modal usaha. Anggaplah usaha ini kelak sebagai investasi di
masa depan.
Baca: MODAL UANG BUKAN SAYARAT MUTLAK UNTUK BERBINIS!
Baca: MODAL UANG BUKAN SAYARAT MUTLAK UNTUK BERBINIS!
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan