Rabu, 01 Oktober 2014

10 PETUNJUK SUKSES





“Manusia dilahirkan untuk sukses bukan gagal.”

(Henry D. Thoreau)

Sekecil apa pun kesempatan yang tersedia bagi Anda, manfaatkanlah!
Sebesar apa pun rintangan di depan Anda, loncatilah!
Marshall Field, salah seorang pebisnis paling sukses di dunia, menceritakan rahasia suksesnya yang kemudian disebut sebagai “10 Petunjuk Sukses Marshall Field”, yaitu:

1. Nilai waktu, jangan menyia-nyiakannya.
George Downing pernah mengatakan, “Istilah tidak ada waktu jarang selalu merupakan alasan yang jujur karena pada dasarnya kita semua memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat.” Hari ini, sudahkah kita memaksimalkan waktu yang ada untuk menghasilkan karya terbaik demi masa depan kita?

2. Nilai kegigihan, jangan pernah menyerah.
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan karena tidak pernah gagal, tetapi selalu bisa bangkit lagi setiap kali kita jatuh. Sang pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang menyerah tidak akan pernah menang. Jadi, putuskanlah untuk menjadi pemenang sejati dan jangan biarkan apa pun mengalahkan kita.

3. Kenikmatan kerja keras, jangan malas.
Si pemalas dibunuh oleh keinginannya karena tangannya enggan bekerja. Dan, tangan yang lamban membuat miskin. Akan tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Jangan pernah menunda apa yang seharusnya kita lakukan hari ini sebelum datang penyesalan yang tiada akhir.

4. Martabat kesederhanaan, jangan mempersulit.
Hidup ini sudah sulit. Jadi jangan mempersulitnya lagi dengan mengisi hari-hari kita dengan keraguan dan kekhawatiran. Janganlah kita khawatir akan hari esok karena esok memiliki kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

5. Harga watak, jangan curang.
Johan Wolfgang Goethe mengatakan, “Manusia bisa berbuat salah, tetapi berpura-pura itulah yang sebenarnya menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan.”

6. Kekuatan budi baik, jangan masa bodoh.
“Orang tidak peduli berapa banyak yang Anda ketahui sampai mereka mengetahui berapa banyak Anda peduli,” demikian ungkap John C. Maxwell. Kita tak dapat hidup seorang diri di dunia ini. Oleh karena itu belajarlah untuk bersosialisasi dengan sesama. Berikan waktu untuk mendengarkan curahan hati sahabat, terbarkan senyum terbaik kepada setiap orang yang kita temui setiap hari, dan berikan peluk hangat bagi orang-orang yang kita kasihi.

7. Panggilan tugas, jangan menghindari tanggung jawab.
Erich Watson berkata, “Kualitas seseorang tidak hanya dilihat dari kecerdasannya, tetapi juga dari bisa dipercaya atau tidaknya seseorang.” Karena itu, kerjakanlah setiap pekerjaan dan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Ketika kita memberikan yang terbaik, percayalah alam semesta ini pun akan memberi kita yang terbaik pula.

8. Kebijaksanaan ekonomi, jangan boros.
Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya. Belajarlah untuk mengendalikan keinginan mata. Sesuatu yang kita inginkan belum tentu menjadi kebutuhan utama kita. Jadi, bijaklah dalam mengelola keuangan. Dan, yang tidak kalah penting, ingatlah untuk selalu menabung dan berinvestasi untuk hari depan.
Baca: MENABUNGLAH!

9. Kebajikan kesabaran, jangan mudah kesal.
Setiap manusia tidak hanya dituntut untuk bersikap sabar terhadap sesamanya, tetapi juga bersabar terhadap Sang Pencipta dalam menunggu janji-janji-Nya. Jeremy Collier berkata, “Menanti dengan penuh kesabaran kerap kali merupakan jalan terbaik untuk melakukan kehendak Ilahi.”

10. Peningkatan keahlian, jangan berhenti berlatih.
Setiap hari, bertanyalah pada diri kita sendiri, “Bagaimana saya bisa menjadi lebih baik?” Bacalah suatu hal yang positif atau tulislah catatan tentang hal yang positif. Denis Waitley pernah mengatakan, “Pembelajaran berkesinambungan merupakan persyaratan minimum untuk sukses dalam bidang apa pun.”





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan