Selasa, 30 Juni 2015

APA BAHAN BAKAR UTAMA DALAM BEKERJA?




Bagi saya, kunci sukses seseorang bukanlah karena kepintarannya, bukan karena penampilannya, bukan pula karena bokap-nyokapnya kaya raya minta ampun. Siapa bilang pintar, penampilan keren, tajir tidak penting untuk kesuksesan. Itu semua penting, tapi tak menjamin sukses seseorang.

Menurut saya: kunci utama kesuksesan seseorang adalah PASSION, titik.

Sekitar 15 tahun lalu saya kuliah di jurusan teknik mesin UGM Yogyakarta. Saya memilih jurusan itu karena waktu di SMA jurusan itulah yang paling keren, paling bergengsi, dan paling cepat diterima kerja. Tapi celaka, di bangku kuliah saya nggak betah belajar teknik mesin. Pelariannya, seringkali saya berbulan-bulan nggak kuliah sibuk menjadi aktivis: lontang-lantung menjadi wartawan kampus dan demonstran.

Bukannya sibuk dengan diktat kuliah perteknikmesinan, saya justru menekuni dunia manajemen dan marketing secara autodidak. Saya ingat betul, saat itu waktu lebih banyak saya pakai mengunjungi perpustakaan fakultas ekonomi ketimbang teknik. Waktu lulus pun (hehehe... dengan IP pas-pasan) saya pun merasa lebih kompetitif bersaing dengan lulusan manajemen/marketing ketimbang teknik.

Karena alasan itu pula kemudian saya memutuskan bekerja di dunia manajemen/ marketing, menjadi penulis dan konsultan manajemen/marketing. Amazing..., karena saya mencintai dunia ini, karier, capaian, karya yang saya hasilkan maju pesat tak terbendung. Karena menemukan dunianya, saya bekerja amat keras, namun di balik kerja keras itu saya justru merasakan layaknya sedang bermain: asyik bukan main!

Sebelum saya menikah, sampai seminggu bahkan dua minggu saya nggak pulang ke rumah, sibuk menulis dan mengerjakan laporan. Musuh saya satu waktu itu: satpam. Ya, karena untuk bisa tidur terus-terusan di kantor selama 1-2 minggu harus adu mulut dengan satpam tiap malam. Orang dari kantor sebelah mengira saya menjadi pekerja rodi. 100% keliru! Tak ada seorang pun yang meminta saya lembur! Saya menikmati pekerjaan itu, saya melakukannya dengan exciting, dan karena itu hasil-hasil yang saya capai juga extraordinary-luar biasa.

Saya mengalami kondisi “kesurupan” yang oleh Mihaly Csikszentmihalyi, pakar psikologi, disebut sebagai “FLOW”, yaitu kondisi dimana saya hanyut dan terhisap (immersed & absorbed), menikmati kesenangan (joy) dan mencapai totalitas (total concentration) dalam melakukan pekerjaan itu. Buahnya: produktifitas kerja yang berlipat-lipat.

Yaa…, itu terjadi karena SAYA MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN PASSION!

Passion memberi kita optimisme luar biasa yang memungkinkan kita menuai capaian-capaian yang extraordinary. Passion memunculkan produktivitas luar biasa, produktivitas di luar batas kemampuan kita. Passion membalik beban dan stress menjadi energi kerja luar biasa. Passion memberikan kita keyakinan dalam mencapai apa-apa yang kita inginkan. Passion memicu kita untuk memiliki daya kreasi yang tak mengenal batas.

Berkat Twitter, saya mendapatkan sebuah blog post berjudul, “Pursuing Passion” ditulis oleh John Hagel yang secara khusus melakukan studi mengenai seluk-beluk passion. Dari studi tersebut, ia menemukan beberapa tesis menarik.
Berikut saya ambil beberapa di antaranya:

Passion is about performance.
Orang yang memiliki passion akan memiliki senses of achievement dan selalu tergoda untuk menciptakan karya dan capaian luar biasa. Ia selalu mencari tantangan dan peluang untuk mewujudkan capaian-capaian di luar zona kenyamanan yang melingkupinya. Dalam mewujudkan capaian yang luar biasa mereka tidak memerlukan penghargaan atau dorongan dari luar, karena energy untuk mencapai yang terbaik selalu datang dalam dirinya sendiri: “Pasiion is ultimately driven by intrinsic motivation rather than extrinsic rewards”.

Passion is about risk-taking.
Bagi orang yang memiliki passion, gelas yang terisi air setengahnya, akan dikatakan gelas itu “setengah penuh”, bukannya “setengah kosong”. Segala bentuk tantangan dan risiko akan mereka lihat sebagai “jembatan” untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang sebelumnya tak pernah ada. Karena itu orang yang memiliki passion selalu bisa lepas dari segala bentuk krisis dan ketidakmenentuan. “For passionate, risk becomes reward. They see that risk is the only way to discover new things and explore new territories.”

Passion is about connecting.
Orang yang memiliki passion selalu mencari orang lain yang memiliki passion yang sama untuk berbagi dan bersama-sama mewujudkan apa yang ingin mereka capai. Ia selalu menyadari bahwa cara terbaik untuk mewujudkan tujuan dan misi adalah dengan berhimpun, berbagi, dan belajar dengan orang lain. “Passion lead us to seek out and connect with others sharing our passion. A passionate person is not a lone hero”.

Passion is about authenticity.
Passion datang dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa dibuat-buat, tanpa direkayasa. Ia merupakan “suara hati” yang memberi energi dan tenaga hidup luar biasa. Ketika seseorang memiliki passion terhadap sesuatu hal, maka sesuatu hal itu memberinya makna hidup dan indentitas hakiki, dan dengan itu mengabdikan dan mengkontribusikan seluruh hidupnya untuk orang banyak. Dalam The 8th Habit, Stephen Covey menyebutnya sebagai ‘voice”. Kata Covey: “Find your voice, and inspire others to find theirs’.

Abraham Lincoln is a passionate person!
Bill Gates is a passionate person!
Einstein is a passionate person!
Mahatma Gandhi is a passionate person!
Mohammadad Yunus is a passionate person!
Mother Theresa is a passionate person!
Soekarno is a passionate person!

Saya berani bertaruh: “Orang hebat pasti memiliki PASSION yang luar biasa!!!
(Sumber: Yuswohady – penulis lebih dari 40 buku)

Baca: TEMUKAN GAIRAH HIDUP ANDA!





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan