Washington DC sangat tidak menyenangkan. Sewaktu duduk di sebuah bangku
untuk menunggu bus, saya tidak sabar untuk segera kembali ke Lousiana yang
dipenuhi hutan-hutan. Saya seperti duduk di kolam darah yang berada di ujung
bangku tersebut dan saya bersiap-siap pergi. Saya benar-benar berharap bahwa
orang-orang yang berkujung ke negeri ini tidak menjadikan Washington DC sebagai
salah satu tujuannya.
Namun sebelum bus yang saya tunggu datang, saya didekati seorang lelaki
tua berpakaian rapi yang menanyakan alamat. Saya katakan bahwa saya tidak
mengetahui tempat yang ia cari karena saya sendiri adalah pendatang. Sampai hari
ini saya tidak yakin mengapa, namun mulai berbicara seolah-olah kami sudah
saling mengenal selama bertahun-tahun.
Kami berbincang-bincang tentang kehidupan, manusia, dan akhirnya percakapan
itu berubah menjadi percakapan bisnis. Disinilah lelaki itu melihat sesuatu
dalam diri saya, saya kira, yang membuatnya merasa ingin mengungkapkan rahasia
besar yang sebelumnya belum pernah dia ceritakan. Ia bilang, banyak orang telah
mendengarkannya, namun hampir tak ada yang benar-benar menyimak cerita
tersebut, meski hal itu dapat menemukan keuntungan berlimpah kepada oaring-orang
yang memanfaatkannya.
Telinga saya mulai bekerja. Sesuatu dalam suaranya seakan-akan
menegaskan bahwa ia mengetahui apa yang tengah ia ucapkan. Dan saya sangat
ingin mengetahui rahasia apa yang hendak ia ungkapkan. Dia tentu saja merasakan
keingintahuan saya karena pada saat itu dia memberi peringatan yang nyaris
terdengar seperti sebuah cacian.
Saya berusaha menuliskan kembali percapakan itu sebaik mungkin yang saya
ingat…
Lelaki tua: “Jangan membuat kesalahan dengan menghiraukan apa yang saya ucapkan
karena mungkin Anda sudah pernah mendengarnya. Saya yakin, setidaknya Anda
sudah mendengarkannya satu kali sepanjang hidup. Malah mungkin Anda sudah
sangat sering mendengarkannya. Apakah Anda punya keberatan tertentu terhadap
agama?”
Saya: “Tidak. Saya tidak mempercayai kata-kata para pengkhotbah atau apa yang
mereka sampaikan, tapi saya tahu bahwa Injil mengandung banyak sekali
pengetahuan berharga.”
Lelaki tua: “Bagus. Saya tidak mau Anda memotong kata-kata saya karena hal itu tidak
berasal dari Injil namun terapannya menjangkau ke balik apa yang dapat dipahami
banyak orang. Ini membutuhkan pemikiran yang cermat, pertimbangan yang seksama,
agar kekuatannya bisa dirasakan.”
“Rahasia sederhana ini, ketika
diterapkan pada dunia bisnis, akan mendatangkan uang. Dengan sangat mudah. Seperti
air yang mengalir ke bawah gunung. Bahkan orang yang tolol pun dapat
mempraktekkannya dan menjadi kaya. Ketika ini diamalkan pada suatu hubungan,
rahasia ini akan menciptakan banyak sekali teman ketimbang yang dapat Anda
dapatkan.” (Tersenyum dengan tulus)
Saya: “Apakah itu? Saya sangat penasaran.”
Lelaki tua: “Sabar Bung, sabarlah. Saya tidak akan tergesa-gesa mengungkapkannya
karena rahasia ini selalu diulang oleh orang-orang tolol yang tidak mau
menghormati atau mengetahui maknanya. Tidak. Saya akan mengungkapkannya dengan
cara yang lain. Apa bisnis Anda?”
Saya: “Baiklah. Saya ini tengah mencoba bisnis Penjualan Lewat Surat. Saya memasang
iklan dan menjual buku.”
Lelaki tua: “Bagus. Bagus. Saya akan mengatakan kepada anda cara untuk meraup
keuntungan dalam bisnis ini. Satu-satunya hal yang Anda butuhkan ialah
menciptakan produk yang ingin Anda beli.”
Saya: “Saya kurang paham.”
Lelaki tua: “Anda akan memahaminya.”
“Ketahuilah, Anda adalah sasaran
pemasaran bagi diri Anda sendiri. Apa pun yang Anda inginkan, ada ribuan orang
yang juga menginginkan hal yang sama. Produk yang Anda cari itu adalah juga
produk yang dicari ribuan orang lain.”
“Yang harus dilakukan ialah menciptakan
produk yang ingin Anda beli, produk yang dicari oleh diri Anda sendiri. Ketika Anda
memiliki produk ini, kata-kata apakah yang ingin Anda dengar dari para sales
sehingga Anda tahu bahwa inilah produk yang selama ini Anda cari?”
“Kalau ada orang lain yang
menjual produk ini, iklan macam apa yang hendak Anda lihat, apa yang mendorong Anda
membeli produk ini? Ketika Anda menemukan jawabannnya, seperti itulah iklan
yang ingin Anda buat.”
Saya: “Saya mengerti.” (agak ragu)
Lelaki tua: “Anda lihat penjual yang ada di seberang jalan itu? Pizza. Saya melipatkan
keuntungan bisnis tersebut tiga kali lipat hanya dalam waktu sepuluh menit. Itulah
cara saya menjalankan bisnis.” (tersenyum)
“Yang akan saya lakukan ialah
mendekati penjual itu seperti layaknya pembeli. Saya akan duduk di sana dan
membayangkan segala sesuatu yang dapat saya lakukan agar dapat menjaring
pelanggan setia. Apa yang saya lakukan agar dapat seperti itu?”
“Ketika saya punya jawaban atas
pertanyaan itu, saya akan menerapkannya. Tiap pelanggan akan saya perlakukan
dengan cara yang sudah saya bayangkan. Saya jamin, penjualan itu akan meraup
keuntungan tiga kali lipat dari pada sekarang.”
Saya: “Saya kira saya tahu…”
Lelaki tua: “Sabar. Anda bahkan belum tahu apa-apa. Itulah yang sering saya temui
pada banyak orang. Mereka memotong sesuatu karena melihat dari mana hal itu
datang atau karena mereka sudah sering mendengarkannya. Jangan lakukan apa yang
dilakukan orang-orang tolol itu. Anda tidak ingin ‘mengetahuinya’ sampai Anda
benar-benar mempertimbangkan dan memanfaatkannya.”
Saya: “Baiklah.”
Lelaki tua: “Apa yang saya katakan mengandung kekuatan tersembunyi. Kata-kata
sederhana yang digunakan untuk menggambarkannya tidak dapat sepenuhnya
menampungnya. Jangan menghakimi, jangan samakan hal itu dengan kata-kata dari
para pengkhotbah yang cerewet yang setiap saat mengeluarkan kata-kata bijak tanpa
satu pun orang yang peduli.”
“Apa yang tidak diketahui banyak
orang ialah cara mengamalkan Hukum itu pada segala sesuatu. Rahasia ini dapat
diterapkan pada tiap langkah yang Anda ambil, segala sesuatu yang Anda
kerjakan, tiap kata yang Anda ucapkan, dan siapa pun yang mengamalkannya akan
beroleh keuntungan.”
“Kalau Anda seorang penulis,
tulislah apa pun yang hendak Anda tulis.”
“Kalau Anda seorang sales,
juallah apa pun yang hendak Anda jual.”
“Kalau Anda seorang pembicara,
utarakanlah apa pun yang hendak Anda utarakan.”
“Kalau Anda menginginkan lebih banyak
cinta, maka diri Anda menjadi teman yang Anda inginkan.”
“Sewaktu menerapkan rahasia ini
pada segala seuatu yang Anda lakukan, maka akan muncul sebuah keajaiban yang Anda
lakukan. Bisnis Anda menguasai pasar, buku yang Anda tulis menjadi buku laris. Kalau
Anda pemimpin, Anda akan menarik banyak sekali pengikut yang setia.”
“Apakah Anda menyukainya?”
“Apakah Anda akan meresponnya?”
“Apakah Anda merasakannya?”
“Itulah serangkaian pertanyaan
yang harus Anda ajukan setiap kali Anda
mengerjakan atau membuat sesuatu. Anda akan dapat menelusupkan pengaruh Anda ke
dalam hati dan benak setiap orang jika Anda terlebih dahulu mempertimbangkan
apa pun yang hendak Anda lakukan.”
“Saya rasa Anda sudah mengetahui
ungkapan Alkitab yang saya maskud. Tapi kita tak perlu mengulangnya. Cukup pertimbangkan
dan amalkan.”
Saya: “Ya saya tahu. Tapi saya tidak pernah membayangkan kalau hal itu bisa
diterapkan pada segala hal. Saya juga termasuk golongan orang tolol yang
mengabaikannya tanpa pernah memikirkannya sekali pun. Saya betul-betul ingin berterima
kasih kepada Anda karena sudah bersedia membagi rahasia ini.”
Lelaki tua: “Sangat menyenangkan berbicara dengan Anda, Bung.
Semoga selamat tiba di rumah.”
Dan dia pun pergi. Hal yang mengecewakan ialah ketika saya berada di
dalam bus untuk pulang, saya menyadari bahwa saya tidak mengetahui namanya,
atau bahkan memperkenalkan nama saya kepadanya. Barangkali dia melihat nama
yang tertempel pada tas saya. Saya tidak yakin. Tetapi tidak masalah. Berkat nasihat
yang dia berikan, sepanjang 15 tahun ini saya selalu memetik keuntungan bisnis.
Kendati saya tidak begitu menguasai apa yang dinasihatkan oleh si lelaki
tua itu, saya tetap dapat menarik banyak keuntungan. Terutama dari internet. Internet
menjadi salah satu sarana tempat pengetahuan ini dapat dipraktekkan dengan
baik. Banyak orang bertanya apa rahasia saya: “Bagaimana mungkin saya bisa tetap bertahan di sini, dengan produk yang
sama, dengan menghadapi seluruh persaingan yang kian ketat, selama
bertahun-tahun?”
Rahasia sederhana itu terkait pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang senantiasa saya ajukan kepada diri saya sendiri: bagaimana saya akan
memperlakukan perusahaan ini? Bagaimana saya akan memandangnya? Apa yang hendak
saya dapatkan? Bagaimana saya mengurusnya?
Pertanyaan-pertanyaan sederhana itulah satu-satunya hal yang harus
dijawab. Ketika Anda sudah beroleh jawaban, praktekkan jawaban itu dan tunggu apa
yang terjadi.
Buatlah sendiri situs yang Anda cari.
Tulislah sendiri buku yang ingin anda baca.
Juallah sesuatu yang ingin Anda beli.
Berbicaralah tentang apa yang hendak Anda dengarkan.
Uruslah sesuatu yang hendak Anda urus.
Buatlah sesuatu untuk orang lain apa yang ingin Anda ciptakan untuk diri
sendiri.
Timbulkan gairah pada diri orang lain dengan sesuatu yang menggairahkan Anda.
(Sumber: “A Millionaire’s Secret”,
Allen Says)
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777Drs. Johanes Budi Walujo
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan