Pada suatu hari seorang anak muda berjalan di sebuah jalan desa. Waktu itu
pagi buta dan dia ingin bertemu dengan beberapa sahabat yang tinggal agak jauh
dari tempat tinggalnya. Dia mengenakan baju berwarna coklat, rambutnya baru dicukur
rapi, dan sandalnya menyeret tanah sehingga debu berterbangan diterpa sinar
matahari pagi.
Sekitar siang hari dia mulai merasa lelah. Sudah waktunya untuk makan
siang tetapi dia lupa membawa bekal. Dia mulai merasa agak kesal, bahkan
sedikit bingung memikirkan perjalanannya yang masih panjang, teriknya matahari
dan “mengapa” dia harus melakukan perjalanan itu.
Dia sama sekali tidak berkonsentrasi ke jalan dan sangat terganggu
kira-kira pada pukul 13.30. Di saat itu dia terantuk pada sebuah batu yang
terletak di tengah jalan. Dia bahkan tidak melihat batu itu karena hanyut oleh
pikiran dan keprihatinannya. Bagaimanapun juga dengan luka pada jari kakinya,
dia baru menyadari akan lingkungannya.
Apa sebab batu ini ada di sini? Pikirannya berpindah pada arah yang
baru. Mengapa batu itu berada di tengah jalan yang dilewatinya? Apakah ada
seseorang yang dengan sengaja meletakkannya di situ? (Batu bertambah besar). Pasti, ada orang yang sengaja menempatkan
batu itu di sana sehingga dia terantuk. (Batu
semakin bertambah besar lagi). Ada orang yang tidak suka dengannya. (Batu itu sekarang menjadi begitu besar
sehingga menutupi seluruh jalan). Pikirannya mulai membuat daftar nama
orang-orang yang tidak menyukainya dan barangkali yang tidak dapat bergaul
dengannya.
Pada saat itu, batu sudah menjadi seperti sebuah gunung yang sangat
besar. Anak muda itu duduk di pinggir jalan di bawah naungan sebatang pohon,
memandang gunung raksasa yang menghalangi semua usahanya dan mengacaukan
rencananya.
Di jalan yang sama itu lewat seorang wanita tua dan melihat anak muda yang
sedang kebingungan. Wanita itu mendekatinya dan menanyakan apa yang menjadi
masalahnya. Anak muda itu mengatakan seluruh cerita tentang keinginannya,
maksud baiknya dan bagaimana dia sudah terluka jari kakinya dan dirintangi oleh
sebuah gunung yang besar yang dipasang seseorang di jalan itu. Wanita tua itu
menyiapkan sedikit waktu untuk bercakap-cakap dengan anak muda itu. Kemudian wanita
itu pergi ke tengah jalan, mengambil sebuah batu kecil dan melemparkan batu itu
ke seberang jalan. Anak muda itu sangat terkejut dan keheranan. Ketika meninggalkan
tempat kejadian dan nasibnya telah bertemu dengan wanita tua tersebut, dia
memperhatikan bahwa gunung yang ada dipikirannya itu hanyalah sebuah batu
kecil, tidak terlalu besar sebenarnya untuk mencegah dia melakukan perjalanan
untuk menjumpai sahabat-sahabatnya.
UNTUK DIRENUNGKAN:
Di sepanjang perjalanan hidup kita, sering pikiran kita yang negatif
mempengaruhi arah perjalanan dan tujuan semula dari hidup kita. Lingkungan tempat
kita hidup dan dimana kita bergaul, situasi dan kondisi kehidupan yang sedang
kita alami, bahkan pemahaman tentang kehidupan serta keyakinan yang kita anut,
mau atau tidak mau, sengaja maupun tidak disengaja akan mempengaruhi jalan
hidup kita…
Untuk itu, hati-hatilah dengan
cara Anda berpikir!
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan