DUA HARI TERPENTING DALAM HIDUP MANUSIA:
- Hari saat kita dilahirkan
- Hari saat kita tahu kenapa dilahirkan
HARI SAAT KITA TAHU KENAPA DILAHIRKAN merupakan momentum yang paling indah bagi setiap pribadi, karena pada saat itulah kita mengerti dan memahami tujuan dari penciptaan diri kita sebagai 'wakil' Tuhan di muka bumi ini, yaitu berbagi kasih - hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan dengan orang lain...
Baca: INILAH SAATNYA UNTUK BERBUAT BAIK!
Tuhan Sang Maha Pencipta, Yang Maha Adil, Yang Maha Baik, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Kasih, Yang Maha Kuasa, dan yang maha segalanya tentu punya maksud dan tujuan yang sangat agung, besar, dan mulia bagi setiap pribadi yang dilahirkan dan diberi nafas hidup sampai dengan saat ini...
Alkisah, seekor anak anjing dipelihara oleh sebuah keluarga. Keluarga
ini tinggal di sebuah pertanian. Saat hari pertama di keluarga ini, anak
anjing ini berjalan-jalan menjelajah lingkungan pertanian. Saat si anak anjing
melangkahkan kaki ke belakang rumah, di halaman dia bertemu dengan seekor kuda yang
besar dan gagah. Kuda itu meringkik dengan keras hingga membuat si anak anjing
mundur beberapa langkah karena ketakutan. Tiba-tiba kuda tersebut menyapa si
anak anjing: “Kamu binatang peliharaan
baru di sini ya? Cepat atau lambat kamu
pasti akan mengetahui bahwa Tuan sangat mencintai aku. Setiap hari Tuan membelai punggungku dan sering duduk di punggungku untuk mengelilingi pertanian ini. Aku sangat kuat dan
dapat berlari cepat. Aku tidak tahu apakah Tuan dapat duduk di punggungmu,
karena kamu sangat kecil. Apakah kamu bernilai bagi Tuan dengan tubuh sekecil itu.”
Si anak anjing kemudian melangkahkan kaki meninggalkan
kuda sambil menundukkan kepala merenungkan kata-kata kuda. Tidak lama kemudian
si anak anjing mendengar suara yang menakutkan. Ternyata suara itu berasal dari
kandang sapi. Seekor sapi yang sangat gemuk sedang melenguh. Sang sapi
menimpali kata-kata kuda: “Oh, tidak.
Sayalah binatang paling disayangi oleh Tuan. Saya adalah binatang
terhormat. Karena setiap hari Tuan membuat mentega dan keju dari susu yang aku hasilkan. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga ini.”
Dengan mencemooh domba juga ikut berkata: “Tentu saja aku yang paling dekat dengan Tuan.
Aku menghasilkan bulu yang akan menghangatkan Tuan dikala musim dingin. Kamu
tidak berguna sama sekali, karena bulumu tidak bagus.”
Si anjing kian merasa sedih dan kesepian karena
seluruh penghuni peternakan merasa dia tidak ada gunanya. Dalam diam si anjing
pergi menjauh dan menangis sendiri.
Seekor burung memperhatikan hal itu dan mendekati si
anak anjing. Burung tersebut berkata: “Kamu
mungkin kecil dan tidak kuat, tidak pula menghasilkan susu, atau bulu yang bagus.
Namun, setiap makhluk diciptakan Tuhan dengan keunikan sendiri. Setiap makhluk
berbeda. Karenanya sangat bodoh jika kita hanya menangisi apa yang kita tidak
mampu, tapi melupakan kelebihan kita."
Senja menjelang dan sang petani berjalan pulang.
Petani tersebut merasa sangat lelah dan lapar. Seharian ini matahari
bersinar sangat terik. Si anak anjing melihat Tuannya datang, dia bangkit
berdiri dan berlari, menyongsong Tuannya dengan gonggongan gembira. Sang petani
tersenyum melihat anak anjing menggoyang-goyangkan ekornya dan
menjilati kakinya dengan ceria. Petani menggendong si anak
anjing, membelainya, dan berkata: ”Jika setiap hari aku pulang disambut dengan ceria seperti ini, rasa lelahku terasa hilang. Meski
kamu kecil, namun memberikan cinta yang besar. Aku rasa aku paling menyukai anak
anjing kecil ini.”
Jangan pernah menyesali apa yang tidak kita miliki, namun syukurilah segala anugerah Tuhan karena setiap dari kita adalah unik adanya, kita diciptakan karena
suatu alasan...
Baca: ANDA DILAHIRKAN UNTUK MENJADI PEMENANG!
Baca: ANDA DILAHIRKAN UNTUK MENJADI PEMENANG!
"Tujuan hidup manusia ialah untuk melayani dan menyayangi serta menolong orang lain."
(Albert Schweitzer)
Bila keinginan untuk memberi kepada orang lain menjadi pandangan hidup kita, kita pasti akan mendapat ganjaran yang positif...
Ada sebuah kisah tentang seorang pria bernama Sandhu Sundar Singh. Suatu hari ia dan seorang temannya tengah melakukan perjalanan pada sebuah celah di pegunungan Himalaya. Di suatu tempat, mereka melihat sesosok tubuh terbaring di atas salju. Sundar Singh hendak berhenti dan menolong orang malang itu, tetapi temannya tidak mau, seraya berkata, "Ia hanya akan menjadi beban kita. Kita malahan bisa-bisa ikut mati pula seperti dia."
Namun Sundar Singh tidak ingin membiarkan orang itu mati terbenam es dan salju. Saat temannya meninggalkannya, Sundar Singh mengangkat tubuh orang yang malang tadi ke punggungnya. Dengan usaha yang tidak kenal lelah, ia berjalan sambil memikul orang itu. Rupanya perlahan-lahan panas tubuh Sundar Singh menghangati orang yang malang tadi hingga akhirnya ia sadar kembali. Tak lama kemudian mereka berdua berjalan berdampingan. Ketika sampai di suatu tempat, mereka menemukan teman Sundar Singh tadi telah tewas membeku akibat cuaca yang begitu dingin.
Pesan moral dari tokoh Sundar Singh ini adalah bahwa, ia sampai mau memberikan segala yang ia miliki bahkan hidupnya sendiri untuk kepentingan orang lain. Sebagai imbalannya ia justru selamat. Sedangkan temannya yang tidak memiliki perasaan itu yang berusaha mempertahankan hidupnya sendiri, justru akhirnya tewas.
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan