Minggu, 12 Februari 2017

TRAINING SDM PERUSAHAAN




Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, ada banyak sekali aset yang harus dijaga, dipelihara, dan diremajakan kualitas dan kapasitas serta performanya. Salah satu aset penting yang harus selalu dijaga dan dipelihara secara rutin oleh perusahaan adalah aset Sumber Daya Manusia (SDM).

SDM merupakan aset perusahaan berupa semua karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Sebagian besar perusahaan biasanya hanya mementingkan pemeliharaan aset SDM ini dengan reward and punishment. Pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan berupa gaji, tunjangan, atau bonus sesuai dengan jabatan dan hasil kerja serta prestasinya. Dan akan diberi punishment atau sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan perusahaan. Menjaga dan memelihara SDM dengan cara reward and punishment memang penting, namun ada satu hal yang juga tidak boleh dilupakan yaitu Pelatihan & Pengembangan SDM atau Training SDM. Training SDM sangat penting untuk semua jenis perusahaan.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang cepat bosan, dan selalu membutuhkan tantangan dan hal–hal yang baru sepanjang hidupnya. Training SDM memungkinkan karyawan untuk mengembangkan kompetensi kerjanya, menambah keahlian baru, mempelajari inovasi baru yang berhubungan dengan pekerjaannya, meningkatkan kedisiplinan, meningkatkan produktifitas, dan meningkatkan etos kerja. Dengan demikian Training SDM menjadi sarana bagi karyawan untuk mendapatkan ilmu baru serta bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan produktifitas dan etos kerja karyawan.
Baca: MANFAAT PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM


Training SDM dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Setidaknya ada lima jenis training yang biasa dilaksanakan:

1. Skill Training
Skill training atau dikenal juga dengan pelatihan keahlian adalah jenis training yang diadakan dengan tujuan agar peserta mampu menguasai sebuah skill atau keterampilan baru yang berhubungan dengan pekerjaannya. Keahlian yang diajarkan dalam training biasanya akan diberikan kepada karyawan yang dianggap belum menguasai atau masih kurang nilainya dalam keahlian tertentu. Contoh dari skill training adalah training manajemen atau training leadership.
Baca: SOFT SKILLS TRAINING

2. Retraining
Retraining atau pelatihan ulang adalah training yang diberikan kepada karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang semakin berkembang. Teknologi, ilmu pengetahuan, dan dunia yang semakin berkembang memaksa semua orang untuk terus maju dan menyesuaikan diri terhadap perubahan, tidak terkecuali karyawan perusahaan. Mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman dan inovasi terbaru sehingga memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan karyawan dari perusahaan–perusahaan lain. Contoh dari retraining adalah training penggunaan program baru komputer.

3. Cross Functional Training
Cross functional training merupakan training yang dilakukan dengan meminta karyawan untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu di luar bidang pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Cross training sangat bermanfaat bagi semua karyawan sehingga mereka mampu memahami cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkutat pada tugas pekerjaannya saja. Contoh cross functional training adalah meminta staff bagian keuangan untuk membantu tugas staff HRD dalam menyeleksi karyawan baru.

4. Creativity Training
Creatifity training merupakan sebuah training yang bertolak belakang dari anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan bakat melainkan sebuah skill yang dapat dipelajari. Dalam perusahaan ada berbagai posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifitas tinggi diantaranya adalah marketing, manajer, supervisor, dan sebagainya. Mereka dituntut untuk bisa kreatif dalam memimpin anak buahnya serta bisa kreatif menelurkan ide–ide baru yang segar dan inovatif untuk kepentingan perusahaan. Training kreatifitas harus ditunjang dengan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama gagasan dan pendapat tersebut rasional, penuh perhitungan, dan sudah dikalkulasi untung ruginya bagi perusahaan.

5. Team Training
Dalam perusahaan, karyawan tidak hanya dituntut untuk bekerja sendiri namun juga harus bekerja secara tim dalam sebuah divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja dalam keseluruhan tim organisasi perusahaan. Jenis training yang satu ini ditujukan bagi sekelompok karyawan agar mereka terbiasa bekerja dalam tim, mampu menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota tim yang lain sehingga pekerjaan dan tujuan bisa diselesaikan dengan lebih cepat, efektif, dan efisien.


Dari kelima jenis training yang sudah disebutkan di atas, mana jenis training yang dibutuhkan oleh perusahaan Anda?

Sebelum memutuskan untuk melaksanakan sebuah training, perusahaan terlebih dahulu harus melakukan Training Need Analysis (TNA) atau analisis kebutuhan training. Analisis kebutuhan training ini sangat penting untuk mengetahui kebutuhan training seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dari data–data yang terkumpul, perusahaan bisa menentukan jenis training mana yang dibutuhkan. Selain itu analisis kebutuhan training juga akan membantu perusahaan dalam menyusun konsep training termasuk di dalamnya adalah dukungan manajemen, peserta training, biaya training, hingga materi training yang harus disampaikan.

Baca: PROGRAM PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM





Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya

HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Twitter: @johanesbudi_w
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/