Di luar segenap keraguan, kita tahu bahwa alam semesta yang kita kenal,
mulai dari dunia “fisik” hingga pikiran, adalah energi yang bergerak.
Sebenarnya realitas “mental” kita dan realitas dunia “luar” merupakan
peristiwa kuantum yang saling berkaitan erat. Kita adalah partisipan dalam
sebuah semesta yang terbuka dan dinamis. Dan kita hidup di dua dunia yang
saling bersisian dan tumpang tindih.
Apakah terdengar aneh? Barangkali.
Namun jika kita melihat pikiran dan ingatan sebagai “sumber energi” yang
mengadakan pertukaran energi dengan dunia fisik “eksternal”, maka kita berada
tepat di garis fisika kuantum dan neurosains.
Apakah efek energi mental pada dunia fisik masih meragukan?
Cara Kita Menciptakan “Realitas”
Hari ini alat pemindai PET dapat membuat kita “melihat” bagaimana otak
secara aktif mengubah dan menumbuhkan pemikiran. Kekuatan sebuah pemikiran
tidak bisa lagi dianggap sebagai “teori metafisik”. Masing-masing gambar dari “dunia
luar” membentuk dan mengubah otak secara fisik. Dari gambaran-gambaran inilah
pikiran membentuk apa yang kita sebut sebagai “realitas”. Sebagai contoh, mata
kita sebenarnya tidak benar-benar “melihat” apapun – kedua mata kita hanyalah
mengumpulkan cahaya itu selanjutnya ditransmisikan ke dalam otak sebagai
sinyal-sinyal elektronik.
Berdasarkan pengalaman, otak menafsirkan sinyal-sinyal itu dan
mengatakan kepada kita apa yang kita “lihat”.
Saat ini para ilmuwan mengatakan apa yang selama berabad-abad diungkap
oleh para mistikus: bahwa kehidupan adalah ilusi. “Ilusi” itu adalah dunia di luar
diri kita sendiri. Yang kita pahami sebagai sesuatu yang betul-betul ada.
Dengan demikian, menurut para ilmuwan, “dunia yang sebenarnya” terbuat
dari vibrasi energi. Sekarang kita mengetahui bahwa tiap orang menciptakan dunia
versi mereka sendiri berdasarkan kepercayaan, harapan, dan masa lalu
masing-masing.
“Lantas,
bagaimana segala hal ini saling berhubungan dalam menciptakan kekayaan?” tanya kita. Sungguh sederhana:
penafsiran kita atas kata “kesejahteraan” sangat berkaitan dengan apa yang kita
imajinasikan, bayangkan, inginkan, atau takuti dan tolak.
Masuk ke Dalam Pikiran
Mari kita periksa apa sebenarnya “kesejahteraan” itu. Dilihat dari sudut
pandang neurosains, kesejahteraan merupakan “konsep mental” yang bertempat
dalam otak fisik kita. “Konsep” kesejahteraan hidup dalam bagian sadar rasional
dalam otak. Yakinlah, kita dapat memberikan definisi tepat terhadap kata “kesejahteraan”
tanpa perlu melibatkan emosi. Namun ketika kita bertanya, “Apa arti kesejahteraan bagi KITA
secara pribadi?” maka segala sesuatunya tiba-tiba berubah.
Dalam waktu satu milidetik alam tak dasar kita dengan cepat memunculkan
gambaran kondisi teman baik kita, membandingkan mobil keluarganya yang bermerek
Cadilac dengan mobil keluarga kita yang hanya Ford; atau mungkin, saat menginginkan
sepeda baru, kita selalu diminta untuk “realistis” atas kondisi keuangan
keluarga. Atau diberi tahu bahwa kita tidak akan pernah “benar-benar sejahtera”
tanpa menjadi dokter atau pengacara. Dimana hal ini terjadi? Jauh di dalam
ketidaksadaran. Dan sayangnya alam bawah sadar TIDAK merespons “alasan logis”
bahwa “pelajaran” lama itu tidak lagi dapat dipakai.
Apakah gaya hidup KITA sangat jauh dari apa yang kita impikan? Kita bisa
merasa yakin bahwa alam bawah sadar yang menyebabkan kita terlempar ke
belakang!
Dan persoalannya: setiap kali kita “mengunjungi” salah satu bagian dari
alam tak sadar yang membatasi pikiran, getaran-getaran saraf yang menuntun kita
ke sana justru makin kuat secar fisik! Ini BUKANLAH teori belaka. Ini adalah
sains yang dapat diobservasi!
Hanya ada satu cara untuk mengatasi alam tak sadar yang membuat kita
tidak dapat memunculkan gaya hidup yang ideal: kita harus memprogram ulang
neuron (sel-sel otak) secara fisik.
Adakah cara “yang cepat dan mudah” untuk melakukannya? Tidak! Mari kita
menghadapi – seandainya memang benar demikian, setiap orang akan hidup dalam
mimpi mereka.
Tetapi hal itu bisa diwujudkan!
Otak Menyusut atau Tumbuh
Kita tahu, otak bukanlah organ yang tidak mengalami perubahan seperti
yang kita pikirkan sebelumnya. Otak sebenarnya “lentur”, dan mengalami
perubahan fisik menyesuaikan diri dengan pikiran atau ingatan kita.
Takala kita berpikir, memahami, mengingat atau mempelajari sesuatu, maka
pesan-pesan kimiawi dikirimkan dari salah satu neuron (sel otak) menuju sel otak lainnya. Dan apabila kita sering
memikirkan “sesuatu”, atau memikirkannya dengan emosi tinggi, maka
neural-neural yang berhubungan akan menguat secara fisik.
Apabila kita hendak memikirkan
atau mengingat sesuatu (seperti kenangan
buruk), maka neural yang berhubungan akan rusak secara fisik – dan akhirnya
tidak berfungsi. Tentu saja jika kenangan buruk itu disertai dengan emosi yang
tinggi, ketegangan akan berlangsung lebih lama.
Namun ada sesuatu yang sangat penting yang harus dipelajari dari pola
itu! Para ahli neurosains telah menemukan bukti yang kuat bahwa emosi
memperkuat neuron dalam mempertahankan suatu ingatan atau pikiran.
Emosi bisa dijadikan sebagai peranti yang kuat untuk memprogram ulang
otak!
Memanfaatkan Kekuatan pikiran
Memanfaatkan kekuatan pikiran untuk menciptakan gaya hidup yang
diidam-idamkan dapat menjadi pengalaman yang benar-benar menggembirakan. Bayangkanlah
sekiranya kita sungguh-sungguh ingin menciptakan gaya hidup yang
didamba-dambakan itu.
Mari kita mempraktekkannya:
·
Itu semua bermula dari keputusan, yang memakan waktu
satu milidetik.
·
Selanjutnya bersiaplah mengambil langkah dramatik (ini untuk mengubah hidup). Kita benar-benar
bersama dengan diri kita dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan semisal: Apa arti
kesejahteraan bagiku? Apakah itu berarti kondisi finansial ataukah memiliki
waktu luang lebih banyak? Apakah aku benar-benar ingin menciptakan gaya hidup
yang “sejahtera”? Bagaimana hal ini akan tampak hari demi hari? Apa yang harus
kuubah untuk mewujudkan hal ini?”
·
Selanjutnya, kita harus mempersiapkan diri menanggung
segala akibatnya. Makin besar komitmen emosional untuk mewujudkan apa yang kita
inginkan, makin cepat kita mendapatkannya! Inilah mengapa sangat penting untuk
mengejar segala sesuatu yang memicu gairah!
·
Yang terakhir, manfaatkan kekuatan pikiran yang
terfokus untuk memprogram ulang neoron-neuron.
Berikut adalah cara mudah untuk
memprogram ulang neuron-neuron tersebut:
Setiap pagi ambillah sehelai kertas berukuran 3 x 5 sentimeter dan
tuliskan pernyataan singkat mengenai impian terpenting kita. Lalu di sisi yang
lain tulislah salah satu hal “khusus” yang akan kita lakukan HARI INI agar bisa
lebih mendekati impian itu. Langkah ini harus nyata, spesifik, dan dapat
dilakukan hari ini! Simpan kertas itu di dalam dompet dan LAKUKAN langkah
khusus tersebut di akhir hari kita. Hanya dalam waktu satu bulan kita akan
terkejut melihat apa yang sudah kita hasilkan!
(Sumber: “Harness Your Mind to
Create Prosperity”, Dr. Jill Ammon-Wexler)Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan