Minggu, 20 September 2015

APA YANG ADA DI DALAM DIRI ANDA?




Pada dasarnya semua orang memiliki potensi dan bakat unik yang diberikan oleh Tuhan. Namun, salah satu hal yang sulit dimiliki dan dipertahankan dalam hidup ini adalah sikap menghargai apa yang kita miliki dan siapa diri kita.

Banyak orang hidup di dunia ini dengan memberikan citra diri yang kurang baik, bahkan buruk terhadap diri sendiri, karena mereka tidak menghargai potensi yang ada di dalam diri mereka. Mereka hanya terfokus pada kegagalan yang tampak dari luar saja dan bukan melihat potensi-potensi yang ada di dalam diri mereka. Mereka hanya membiarkan kemampuan luar biasa yang mereka miliki tertutup oleh keragu-raguan dan perasaan tidak nyaman.

Memberikan citra diri yang positif jangan diartikan dengan mencari kesempurnaan, tetapi berusaha untuk memberikan hal yang terbaik dari diri kita.

Citra diri yang positif juga bukan berarti harus memenangkan persaingan atau membandingkan-bandingkan diri Anda dengan orang lain.

Yang benar adalah Anda harus senantiasa memaksimalkan apa yang mampu Anda lakukan dan potensi yang Anda miliki.


Orang yang memiliki citra diri positif yang sebenar-benarnya memiliki:
·       Kemampuan untuk melakukan keseimbangan.
·       Kemampuan untuk menentukan tujuan.
·       Kemampuan untuk menerima secara wajar segala kesuksesan dan kegagalan.
·       Kepribadian yang kuat.

Jika kita perhatikan lebih jauh, perilaku setiap orang dapat dikelompokkan menjadi:
    1)  Mereka yang merasa lebih tinggi dari orang lain.
Mereka yang menganggap diri mereka lebih tinggi dari orang lain tidak mau mengakui kelemahan atau kekurangannya sendiri. Mereka menunjukkan diri mereka sebagai orang yang paling baik, paling pandai, paling kuat, paling sukses dalam kelompoknya.
    2)  Mereja yang merasa lebih rendah dari orang lain.
Mereka menganggap diri mereka lebih rendah dari orang lain. Mereka lebih senang melihat kekuatan dan kelebihan orang lain daripada melihat kelebihan mereka sendiri. Mereka langsung mengambil kesimpulan bahwa mereka tidak berbakat, tidak menarik, dan tidak sukses dibandingkan dengan orang lain. Mereka ingin memiliki kualitas-kualitas seperti yang dimiliki oleh orang lain tetapi tidak yakin bisa memilikinya juga. Mereka menganggap bahwa bakat bawaan dan potensi yang mereka miliki tidak berarti.
    3)  Mereka yang seimbang.
Mereka yang menganggap diri mereka sebagai orang yang seimbang, mereka sadar bahwa mereka mempunyai kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh Tuhan dan kemampuan-kemampuan serta potensi yang dapat digunakan untuk meraih apa yang mereka inginkan. Di sisi lain, mereka juga mengakui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Namun demikian, mereka tidak khawatir bahwa hal itu akan mengurangi kualitas mereka sendiri. Mereka senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri sendiri, tetapi tidak berambisi terlalu muluk untuk menjadi orang yang sempurna.
Posisi ini sehat dan positif karena akan menjadikan kehidupan mereka lebih bermakna dan memberikan kepuasan.

Setiap orang memiliki tingkatan kebanggaan tersendiri. Kita memiliki ego. Kita juga ingin agar orang lain memandang diri kita sebagai orang yang kuat, menarik dan sukses. Namun kita juga mempunyai kecenderungan dari dalam untuk lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan kita sendiri dan menganggap remeh apa-apa yang kita miliki.

Beberapa orang tampaknya fakus pada kelemahan-kelemahan dan kegagalan-kegagalanya. Hal-hal seperti ini terus mereka gaungkan ke dalam benak mereka. Mereka terlalu sadar dan mungkin juga terlalu takut kepada kelebihan yang dimiliki oleh orang-orang yang mereka kagumi. Mereka selalu menempatkan orang lain di atas posisi mereka dan membandingkan kegagalan mereka dengan kesuksesan orang lain. Orang seperti ini sulit melakukan penilaian diri.

Mereka yang merasa selalu terkungkung dengan “hal-hal negatif” yang berada di dalam diri mereka seharusnya menyadari bahwa pandangan-pandangan negatif terhadap kualitas yang mereka miliki sendiri, sebenarnya tidak masuk begitu saja ke dalam benak dan hati mereka. Sebetulnya, secara alami saat mereka lahir, mereka belum memiliki perasaan-perasaan yang tidak baik terhadap diri mereka sendiri. Ada yang meyakini bahwa penyebabnya adalah lingkungan atau tempat tinggal mereka dimasa kanak-kanak, kata-kata yang diucapkan oleh orang tua mereka, komentar bahwa orang lain memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan dengan diri mereka. Padahal, pikiran-pikiran negatif terhadap kualitas yang dimiliki adalah sebagai pengalaman mereka sendiri. Pengalaman itu bisa berupa kesuksesan maupun kegagalan yang terus menerus ditanamkan dan di “ucapkan” ke dalam diri mereka sendiri.

Perasaan-perasaan merasa kurang biasanya menyerang kita untuk pertama kalinya saat kita masih kanak-kanak dan biasanya karena mengalami hal yang memalukan di masa kecil. Kenangan kurang menyenangkan itu akhirnya terus menghantui kita hingga sekarang. Umumnya, tanpa harus berpikir dua kali orang bisa membuat daftar panjang pengalaman memalukan yang pernah menimpa mereka. Kita masih ingat olok-olok yang dilontarkan oleh orang tua kita, teman-teman sekolah, atau guru-guru kita. Misalnya, dengan memberikan julukan “si gemuk”, “si kerempeng” atau “si pendek”. Atau kita diberi julukan “si mata empat”, “si gagal”, atau “si bodoh”. Pernahkan ada orang yang mengomentari rambut Anda, kulit Anda, telinga Anda, gigi Anda, kaki Anda, atau hidung Anda? Tidakkah jika dipikir sekarang hal itu merupakan sesuatu yang yang konyol? Jika seseorang mengingat terus olok-olokan tersebut, akhirnya tanpa disadari akan membentuk citra diri secara keseluruhan. Hal ini sangat umum terjadi dan sangat merugikan.

Kita cenderung untuk terus mengingat setiap penolakan, setiap hal yang memalukan dan setiap julukan buruk yang diberikan orang lain pada kita. Kita juga cenderung untuk terus membawanya bersama kita. Konyolnya, kebanyakan orang yang telah memberikan julukan buruk kepada kita itu biasanya justru tidak ingat lagi bahwa mereka pernah melakukan hal itu.






Salam Sejahtera & Sukses Selalu!


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w