Ada enam tahap dalam proses coaching & mentoring, yaitu:
Tahap 1: Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah kinerja
Tahap 2: Menjelaskan dampak masalah
Tahap 3: Menganalisa penyebab masalah
Tahap 4: Mendefenisikan standar kinerja yang diharapkan
Tahap 5: Menggali gagasan untuk menentukan solusi
Tahap 6: Menyusun rencana pengembangan
Tahap 1: Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah kinerja
Tahap 2: Menjelaskan dampak masalah
Tahap 3: Menganalisa penyebab masalah
Tahap 4: Mendefenisikan standar kinerja yang diharapkan
Tahap 5: Menggali gagasan untuk menentukan solusi
Tahap 6: Menyusun rencana pengembangan
Tahap pertama adalah mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah kinerja, yang secara umum dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu: kehadiran, masalah kinerja atau hasil pekerjaan, dan masalah sikap atau
perilaku kerja.
Tahapan kedua adalah menjelaskan dampak masalah. Dalam hal ini
yang perlu dilakukan adalah:
a) Menyampaikan kepada karyawan dampak atau pengaruh dari kinerjanya yang
bermasalah
b) Menjelaskan bahwa
dampak ini bisa beragam dan berantai, yakni dampak terhadap:
• Karyawan yang bersangkutan
• Semangat kerja rekan-rekannya
• Kinerja pelayanan atau produktivitas unit dimana ia bekerja
• Karyawan yang bersangkutan
• Semangat kerja rekan-rekannya
• Kinerja pelayanan atau produktivitas unit dimana ia bekerja
Semua ini
tentu akan menyebabkan kinerja keseluruhan unit bisa turun dan memberikan dampak yang buruk
bagi rekan kerja dari unit lainnya.
Tahapan ketiga adalah menganalisa penyebab masalah mengapa seorang karyawan memiliki kinerja
yang tidak memuaskan. Dalam hal ini penyebabnya bisa dibagi
menjadi dua:
1. Keterampilan dan pengetahuan yang belum memadai
2. Sikap kerja, motivasi atau perilaku yang negatif
Aspek yang
pertama berkaitan dengan kurangnya keterampilan dan pengetahun yang dimiliki
oleh karyawan sehingga ia mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya.
Aspek yang
kedua lebih berkaitan dengan sikap kerja atau motivasi karyawan. Jika seseorang
sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, namun sikap kerjanya tidak
positif, maka ia juga akan memunculkan masalah bagi unitnya.
Tahapan keempat adalah menentukan standar kinerja yang diharapkan. Dalam tahapan ini kita harus menentukan dan mengkomunikasikan standard kinerja yang diharapkan, agar
karyawan tahu apa yang kita harapkan dari kinerja mereka. Dan selanjutnya
mendorong mereka untuk mencapai harapan itu. Penentuan standard
kinerja harus bersifat spesifik dan jika memungkinkan, dapat diukur. Misal: Memulai
kerja tepat waktu, setiap
pagi harus melaksanakan morning briefing, laporan sudah
harus selesai setiap tanggal 10, dll.
Tahapan kelima adalah menggali gagasan untuk menentukan solusi penyelasaian masalah. Dalam tahapan ini kita harus melibatkan karyawan yang bermasalah untuk bersama-sama menggali gagasan
untuk solusi perbaikan, agar ia juga merasa ikut memiliki solusi yang
dirancang. Dengan demikian, ia akan lebih termotivasi dalam menjalankan
solusi ini. Solusi yang disusun sebaiknya relevan dengan sumber penyebab masalah. Artinya
benar-benar sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
Tahapan terakhir adalah menyusun rencana pengembangan, untuk
perbaikan dan tindak lanjut. Rencana ini harus mencakup bidang yang
perlu diperbaiki dan
dikembangkan:
- Tindakan langkah demi langkah untuk memperbaiki bidang tersebut
- Waktu pelaksanaan
- Hasil yang diharapkan
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya
HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/