Yang dimaksud dengan Sikap Mental adalah pendirian,
pola pikir, pandangan atau tanggapan terhadap sesuatu. Sesuatu dalam
hubungannya dengan karyawan adalah pekerjaan, yaitu sikap mental
karyawan terhadap pekerjaannya. Pendirian atau pendapat yang ada di
dalam pemikirannya.
Baca: BEKERJA DENGAN HATI
Baca: BEKERJA DENGAN HATI
Bagaimana cara mengetahuinya seseorang memiliki
sikap mental yang positif?
Kita bisa melihat dari cara bicara, tingkah laku,
dan perbuatannya. Di bawah ini disajikan beberapa penelusuran dari tingkah laku
sebagai ungkapan dari sikap mental:
SIKAP MENTAL
TINGKAH LAKU
a. Bertanggung jawab
·
mengerjakan tugas dengan baik
·
mau menerima kritik dan memperbaiki diri
·
tidak membiarkan pekerjaan terlantar
·
tidak boros dengan waktu dsb
b. Tekun
·
bersungguh-sungguh mengerjakan tugas
·
tidak mengeluh menghadapi kesulitan
·
selalu mengusahakan perbaikan dsb
c. Loyal
·
menjaga nama baik perusahaan
·
menjaga rahasia perusahaan
·
patuh terhadap perintah dsb
d. Ingin maju
·
mau menerima kritik untuk perbaikan
·
mengembangkan sikap berinisiatif
·
bersedia dipindahkan atau mau
mengerjakan pekerjaan lain
·
menerima dengan senang hati tambahan
pekerjaan
·
mau menerima tanggung jawab dsb
e. Kerja sama
·
mengerti kesulitan orang dan menunjukkan
solidaritas
·
membantu kesulitan kawan dengan tulus
·
ikut serta di dalam kegiatan sosial dsb
Bagaimana dengan sikap mental yang
negatif?
Sikap mental
yang negatif adalah kebalikan dari sikap mental positif. Sikap mental yang buruk ini juga
dapat dilihat atau diketahui dari tingkah laku seseorang.
Misalnya:
· tidak bertanggung jawab kerja asal jadi, sengaja membuat salah, menutupi
atau menyembunyikan kesalahan dsb.
· tidak tekun sering mengeluh, minta pindah ke tempat lain (yang diperkirakan lebih enak), masa bodoh
dsb.
· tidak loyal
tidak disiplin, sering terlambat masuk kerja, suka mangkir, membocorkan rahasia
perusahaan dsb.
Kenapa ada karyawan yang mempunyai
sikap mental yang negatif?
Pada dasarnya, karyawan yang memiliki
sikap mental negatif adalah karena dua sebab, yaitu:
1. Kurang tahu atau tidak tahu mengenai pekerjaannya. Kurang tahu mengenai
pentingnya tanggung jawab, ketekunan, loyalitas, kerja sama, dan sebagainya.
Karena tidak tahu atau kurang tahu, maka karyawan merasa khawatir atau takut salah
melakukan pekerjaan. Mereka mencari yang aman. Akibatnya bersikap menolak atau
keberatan.
2. Perlakuan yang tidak tepat. Hal ini bisa berupa teguran, perintah,
panggilan dan sebagainya.
Orang yang
tahu atau tidak tahu, dapat diberitahu, dengan diberi penjelasan, atau dididik,
dilatih atau ditraining.
Sedangkan sebab yang kedua bersangkutan dengan kebijaksanaan perusahaan, perlakuan
pimpinan dan perilaku, contoh buruk yang diberikan oleh pimpinan secara
langsung atau tidak langsung.
Dalam hal kebijakan perusahaan yang dirasa tidak
adil dan sebagainya, tentu sebaiknya kebijakan itu ditinjau kembali. Dalam hal
perilaku pimpinan, tentu pimpinan hendaklah melakukan introspeksi, dan koreksi
diri. Pimpinan harus sadar bahwa dia dianggap sebagai contoh. Dipakai sebagai
ukuran. Di dalam hal perlakuan pimpinan ini cukup rumit.
Perlakuan
pimpinan itu biasanya diexpresikan dalam bentuk pendekatan, atau komunikasi.
Karyawan biasanya merasa diperlakukan secara kasar, atau diperlakukan secara
tidak adil, atau diperlakukan seperti anak kecil. Bagaimana bentuk perlakuan
itu? Dalam bentuk dan cara berkomunikasi, pimpinan hendaknya mempelajari
cara-cara berkomunikasi sehingga melakukan komunikasi secara efektif. Tidak
terjadi salah tafsir, miskomunikasi. Dia pun memahami tingkah laku dan
sifat-sifat bawahannya.
Tugas
Pimpinan
Apa yang harus dilakukan? Yang pertama dan utama adalah jangan sampai pimpinan menyebabkan timbulnya sikap mental yang kurang baik pada karyawan. Jangan berperilaku yang kurang terpuji. Berkomunikasilah dengan baik, perlakukanlah karyawan dengan jujur dan adil.
Apa yang harus dilakukan? Yang pertama dan utama adalah jangan sampai pimpinan menyebabkan timbulnya sikap mental yang kurang baik pada karyawan. Jangan berperilaku yang kurang terpuji. Berkomunikasilah dengan baik, perlakukanlah karyawan dengan jujur dan adil.
Selanjutnya
pimpinan hendaklah selalu memberikan dorongan kepada karyawan untuk maju.
Memotivasi karyawan agar bersemangat melakukan pekerjaan. Bersemangat untuk
maju. Bersemangat untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak, lebih baik, dan lebih
efisien. Nasehat dan bimbingan perlu diberikan. Semboyan, pepatah atau motto,
perlu digalakkan agar memasyarakat dan menjadi “way of life” karyawan, misalnya:
– Tuhan tidak
mentakdirkan kita miskin.
– Dimana ada kemauan di situ ada jalan.
– Anda bisa, kalau Anda mau.
– Sesungguhnya di balik kesulitan selalu ada jalan.
– Hari ini lebih baik dari kemarin, besok lebih baik dari hari ini.
– Sikap Anda sekarang menentukan masa depan Anda.
– Dimana ada kemauan di situ ada jalan.
– Anda bisa, kalau Anda mau.
– Sesungguhnya di balik kesulitan selalu ada jalan.
– Hari ini lebih baik dari kemarin, besok lebih baik dari hari ini.
– Sikap Anda sekarang menentukan masa depan Anda.
Pimpinan
harus bisa mendidik dan mengajar. Dan yang paling penting adalah kita, pimpinan
yang melaksanakan apa saja yang kita ajarkan dan kita katakan kepada orang
lain.
Baca: PEMIMPIN YANG MEMBAWA PERUBANAN
Baca: PEMIMPIN YANG MEMBAWA PERUBANAN
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya
HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/