Banyak organisasi atau perusahaan yang telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan Program Pelatihan & Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Oleh karena itu HARUS mengukur seberapa efektif program yang telah dilaksanakan tersebut, apakah memberikan kotribusi seperti yang diharapkan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Cara mengukur
efektivitas training menekankan pada pentingnya mengetahui standar training
dari individu dalam kelompok sebelum hal-hal baru terjadi, dan kemudian
menentukan perubahan yang telah terjadi dengan mengukur perbedaan dalam
pencapaian setelah pelaksanaan
training selesai. Dengan kata
lain, tujuannya adalah untuk menentukan efektivitas training dengan cara
ilmiah pada tingkat kinerja individu.
Dalam perusahaan
yang telah mampu mengukur hubungan antara tujuan perusahaan, hal ini
sering dinyatakan sebagai indikator kinerja utama atau Key Performance Indicators (KPI) dan tujuan pelatihan.
Efektivitas training umumnya dilihat
dari sejauh mana hasil pelatihan mencapai tujuan perilaku, dan berapa
biaya pelatihan dapat kembali atau Return on
Investment (ROI) karena efektifitas tersebut merupakan cara untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini penting untuk memahami bahwa
kedua komponen tersebut adalah berbeda dan tidak selalu berhubungan. Agar perusahaan mendapatkan keuntungan dari investasi pelatihan
tersebut, maka harus ada ukuran efektivitas dari
pelatihan yang telah dilakukan.
Pada tahap awal, tujuan training harus jelas bahwa pasti ada beberapa tujuan perilaku yang terkait
dengan pelatihan tersebut, jika tidak mengapa diadakan training atau pelatihan
tersebut?
Mengukur
Efektivitas Training
Program training dilakukan untuk tujuan menanggapi atau mengoreksi GAP KOMPETESI dari SDM dalam perusahaan. Pelatihan mungkin efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tetapi gagal untuk menyelesaikan masalah perusahaan karena masalah perusahaan tidak diidentifikasi dengan benar saat dilakukan training tersebut. Untuk mengukur efektivitas training, tujuan program training harus dipahami dengan jelas sebelum dilakukan training sehingga tujuan perusahaan yang diinginkan bisa dicapai.
Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan kadang tidak menghasilkan hal yang berarti. Hal ini tentu sebuah kerugian bagi perusahaan. Sebenarnya
bila ingin melakukan training yang efektif, perusahaan harus memiliki TUJUAN yang matang dan berhubungan dengan peningkatkan kualitas Sumber Saya Manusia (SDM) yang dimiliki maupun produktivitas perusahaan.
Beberapa hal yang sering dilupakan
diantaranya adalah mengukur efektifitas training yang telah dilaksanakan
tersebut. Hal ini bisa mengurangi biaya training maupun meningkatkan kualitas
dari peserta. Bila perusahaan menginginkan kualitas SDM yang
dimiliki bagus, hal pertama yang HARUS dilakukan adalah dengan memilih topik atau materi
training yang tepat.
Setelah
tujuan program pelatihan ditetapkan, ukuran paling tepat dari efektivitas training hanyalah
sebuah tes apakah peserta benar-benar memahami training tersebut dengan menampilkan
pola-pola perilaku yang berbeda sebagai hasil dari mengikuti pelatihan. Jika
tidak, hal itu tidak bisa dikatakan pelatihan tersebut efektif.
Jika training memiliki tujuan yang
tepat, dirancang dengan baik, dan dengan konten yang solid sehingga peserta
dapat belajar bagaimana untuk mencapai tujuan, dan peserta harus bertanggung
jawab untuk menggunakan apa yang telah mereka pelajari dari pelatihan. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap perubahan perilaku peserta secara signifikan, dan menguntungkan bagi
perusahaan.
Cara-cara mengetahui efektivitas
training:
1) Penilaian individu dari pelatihan
melalui evaluasi tertulis
Biasanya evaluasi tertulis individu yang mengikuti program pelatihan yang dilakukan adalah kegiatan terakhir dalam periode training tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminta evaluasi tertulis secara menyeluruh oleh para peserta setelah beberapa waktu mengikuti pelatihan. Hal ini memungkinkan untuk pertanyaan lebih bermakna dan tanggapan tentang apa dan bagaimana isi pelatihan tersebut yang bisa mereka pahami. Pertanyaan dalam sesi terakhir dari training tersebut adalah untuk mengukur aplikasi yang sebenarnya dari peserta pelatihan sehingga akan memberikan pemahaman yang lebih jelas apakah pelatihan itu benar-benar tepat dan efektif bagi mereka.
Biasanya evaluasi tertulis individu yang mengikuti program pelatihan yang dilakukan adalah kegiatan terakhir dalam periode training tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminta evaluasi tertulis secara menyeluruh oleh para peserta setelah beberapa waktu mengikuti pelatihan. Hal ini memungkinkan untuk pertanyaan lebih bermakna dan tanggapan tentang apa dan bagaimana isi pelatihan tersebut yang bisa mereka pahami. Pertanyaan dalam sesi terakhir dari training tersebut adalah untuk mengukur aplikasi yang sebenarnya dari peserta pelatihan sehingga akan memberikan pemahaman yang lebih jelas apakah pelatihan itu benar-benar tepat dan efektif bagi mereka.
2) Pengukuran terhadap kinerja
individu
Peserta training ditargetkan untuk meningkatkan kinerja, mengukur kinerja individu sebelum training dan kinerja mereka setelah training akan memberikan ukuran yang baik dari efektivitas training tersebut. Kinerja peserta yang ikut dalam training juga harus diukur, hal ini untuk mengetahui apakah kinerja tersebut benar-benar memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Kinerja karyawan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula bagi perusahaan. Pengukuran efektivitas training melalui kinerja masing-masing individu akan memberikan dampak positif bagi kelangsungan dan perkembangan bisnis perusahaan. Dengan mengetahui kinerja karyawan setelah mengikuti training, perusahaan bisa mengetahui apakah mereka benar-benar telah berubah setelah mengikuti training.
Peserta training ditargetkan untuk meningkatkan kinerja, mengukur kinerja individu sebelum training dan kinerja mereka setelah training akan memberikan ukuran yang baik dari efektivitas training tersebut. Kinerja peserta yang ikut dalam training juga harus diukur, hal ini untuk mengetahui apakah kinerja tersebut benar-benar memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Kinerja karyawan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula bagi perusahaan. Pengukuran efektivitas training melalui kinerja masing-masing individu akan memberikan dampak positif bagi kelangsungan dan perkembangan bisnis perusahaan. Dengan mengetahui kinerja karyawan setelah mengikuti training, perusahaan bisa mengetahui apakah mereka benar-benar telah berubah setelah mengikuti training.
3) Pengukuran spesifik perusahaan
pada peningkatan produksi
Hal ini memerlukan metodologi yang lebih canggih, namun dapat dilakukan karena perusahaan memang harus bersedia untuk berkomitmen pada beberapa proses yang melibatkan penilaian sebelum dan setelah peserta mengikuti training. Selain itu cara ini juga dapat melibatkan perbandingan sebelum dan sesudah peserta dilatih dibandingkan dengan karyawan yang tidak ikut pelatihan. Produksi pada perusahaan akan menentukan seberapa besar keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Dengan training diharapkan perusahaan akan memiliki tingkat produksi yang lebih baik karena SDM menjadi lebih produktif dan inovatif dalam mencipkatakn produk yang akan dijual.
Hal ini memerlukan metodologi yang lebih canggih, namun dapat dilakukan karena perusahaan memang harus bersedia untuk berkomitmen pada beberapa proses yang melibatkan penilaian sebelum dan setelah peserta mengikuti training. Selain itu cara ini juga dapat melibatkan perbandingan sebelum dan sesudah peserta dilatih dibandingkan dengan karyawan yang tidak ikut pelatihan. Produksi pada perusahaan akan menentukan seberapa besar keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Dengan training diharapkan perusahaan akan memiliki tingkat produksi yang lebih baik karena SDM menjadi lebih produktif dan inovatif dalam mencipkatakn produk yang akan dijual.
4) Perbandingan produktivitas peserta
training
Cara ini sebenarnya merupakan hasil yang biasanya dianggap sebagai hal yang telah terjadi sebagai akibat dari beberapa pelatihan yang dirancang khusus untuk mendorong inisiatif atau partisipasi dari karyawan. Perbandingan produktivitas peserta, bagaimana mereka bekerja dengan lebih baik.
Cara ini sebenarnya merupakan hasil yang biasanya dianggap sebagai hal yang telah terjadi sebagai akibat dari beberapa pelatihan yang dirancang khusus untuk mendorong inisiatif atau partisipasi dari karyawan. Perbandingan produktivitas peserta, bagaimana mereka bekerja dengan lebih baik.
5) Survei Attitude
Sering survei terhadap efektivitas training yang dilakukan dalam perusahaan dirancang kurang tepat sasaran. Masalah-masalah yang melibatkan pembuatan pertanyaan yang buruk dan kurangnya hasil serta ketidakmampuan untuk mengembangkan respon sehingga menimbulkan training menjadi tidak efektif. Namun, survei yang dirancang dengan benar akan memberikan wawasan yang baik ke dalam efektivitas beberapa jenis training. Beberapa cara di atas mengasumsikan aplikasi yang tepat seperti variabel luar yang dapat dikendalikan atau diminimalkan, instrumen nyata dan reliabel yang digunakan sekaligus data diinterpretasikan dengan benar, hal ini terutama berlaku ketika sebelum dan sesudah survei dilakukan.
Sering survei terhadap efektivitas training yang dilakukan dalam perusahaan dirancang kurang tepat sasaran. Masalah-masalah yang melibatkan pembuatan pertanyaan yang buruk dan kurangnya hasil serta ketidakmampuan untuk mengembangkan respon sehingga menimbulkan training menjadi tidak efektif. Namun, survei yang dirancang dengan benar akan memberikan wawasan yang baik ke dalam efektivitas beberapa jenis training. Beberapa cara di atas mengasumsikan aplikasi yang tepat seperti variabel luar yang dapat dikendalikan atau diminimalkan, instrumen nyata dan reliabel yang digunakan sekaligus data diinterpretasikan dengan benar, hal ini terutama berlaku ketika sebelum dan sesudah survei dilakukan.
Selain itu, tidak
semua metodologi yang disebutkan di atas mewakili semua kemungkinan, cara
tersebut tidak selalu mewakili metode terbaik yang digunakan
dalam situasi tertentu untuk mengukur efektivitas training yang telah dilakukan.
Ada empat tahap yang terpisah untuk
evaluasi efektivitas program pelatihan:
REAKSI
Tahap
pertama adalah tentang reaksi dari peserta pelatihan atas training
tersebut. Hal ini merupakan pengukuran yang berkaitan dengan bagaimana para
peserta pelatihan memahami tentang isi dari training. Setelah training biasanya ada umpan
balik agar bisa dilakukan evaluasi. Sebagian besar perusahaan tidak melakukan
pengukuran efektivitas training yang telah dilakukannya, hal ini menyebabkan pemilik atau manager perusahaan tidak
benar-benar tahu apakah peserta pelatihan telah benar-benar belajar sesuatu dari training
tersebut.
PENGETAHUAN
Pengukuran terhadap efektivitas dapat
dilakukan
dengan menggunakan pertanyaan dan membandingkan hasil. Pertanyaan-pertanyaan
harus objektif dan erat kaitannya dengan tujuan training. Dengan
cara ini Anda
dapat menentukan pengetahuan jika training benar-benar disampaikan dan ini
dipahami oleh peserta pada saat itu. Perusahaan yang melakukan hal ini dapat meyakini bahwa peserta pelatihan telah
benar-benar belajar sesuatu pada saat mengikuti training.
Mengapa harus membuat pengukuran
tersebut bahwa kita harus melakukan pengukuran dan mempertimbangkan pembelajaran
pada waktu tertentu? Karena
kita tidak tahu apakah pembelajaran memiliki waktu untuk diinternalisasikan dan
menjadi solid.
Sering peserta training yang mengalami kesulitan menerima
materi
yang diberikan saat
training,
tidak mampu mencerna inti training beberapa hari kemudian apalagi bulan
kemudian. Ada berbagai teknik yang bisa diterapkan untuk meningkatkan
efektivitas training,
tapi pada dasarnya adalah dengan
menggunakan teknik training yang baik dan efektif.
PERILAKU
Hal
ini berkaitan dengan perilaku yang artinya perubahan yang terukur pada individu sebagai hasil dari
kehadiran mereka pada saat training,
hal ini paling tidak harus mengharapkan adanya perubahan dari setiap program
pelatihan yang telah
dilakukan. Program
pelatihan tersebut untuk
menentukan apakah sudah diterjemahkan ke dalam manfaat yang nyata bagi perusahaan
ataukah cukup hanya memiliki produktivitas dan kualitas atau diperbaiki. Apakah jumlah kesalahan dalam perusahaan
telah berkurang setelah training? Apakah
ketersediaan SDM dalam
perusahaan telah diperbaiki? Apakah moral tenaga kerja berubah
menjadi lebih baik setelah diberikan traning?
HASIL
Pelatihan
harus membuat perbedaan nyata dalam kinerja dan produktivitas,
hal ini terkait erat dengan kompetensi pelatihan yang telah terbukti memberikan
hasil yang efektif. Hal ini
mungkin terdengar sederhana,
tetapi tidak bagi kebanyakan perusahaan karena sebagian besar perusahaan tidak
mengukur efektivitas setelah training. Melalui pendekatan sistematis untuk
mengidentifikasi cara yang paling efektif dalam membantu individu untuk menjadi
kompeten.
Bagaimana Dengan Biaya Training yang Efektif?
Tujuan dari perusahaan melaksanakan training adalah untuk mengubah perilaku SDM dan meningkatkan kinerja mereka dengan rencana dan strategi yang jelas. Pendekatan ini rasional untuk pelatihan dan pengembangan SDM yang ditunjukkan untuk pekerjaan tertentu dalam perusahaan. Jika pendekatan dalam mengukur efektivitas training ini telah metodis, maka akan mendapatkan manfaat yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Tujuan dari perusahaan melaksanakan training adalah untuk mengubah perilaku SDM dan meningkatkan kinerja mereka dengan rencana dan strategi yang jelas. Pendekatan ini rasional untuk pelatihan dan pengembangan SDM yang ditunjukkan untuk pekerjaan tertentu dalam perusahaan. Jika pendekatan dalam mengukur efektivitas training ini telah metodis, maka akan mendapatkan manfaat yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Tujuan
training harus berhubungan dengan kebutuhan perusahaan dan berisi pengetahuan
yang diperlukan karyawan untuk memahami tugas dan melakukan kewajibannya serta keterampilan praktis yang
diperlukan.
Dengan cara ini kita dapat memastikan
bahwa pelatihan tersebut sesuai dengan individu pada saat itu dalam
perkembangan mereka dan benar-benar memenuhi kedua kebutuhan mereka dan manajemen perusahaan.
Jika kita mengukur
efektivitas training,
hal ini adalah untuk
mengembangkan program pelatihan tersebut, apakah program berbasis kelas atau
kegiatan lokakarya yang akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan
selanjutnya sehingga
dapat mengukur perbaikan dalam kinerja dan kontribusi terhadap perusahaan.
Tujuan
training bagi perusahaan adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan khusus melalui
training tersebut. Mencapai tujuan individu dalam cara yang sistematis dan
logis secara efektif untuk memetakan proses menuju pencapaian tujuan bersama
dalam perusahaan.
Manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan dengan melakukan training diantaranya adalah:
• Produktivitas yang lebih baiK
• Peningkatan moral
• Reputasi ditingkatkan
• Mengurangi stres dalam bekerja
• Pergantian staf yang lebih rendah
• Peningkatan moral
• Reputasi ditingkatkan
• Mengurangi stres dalam bekerja
• Pergantian staf yang lebih rendah
Input, Proses, dan Output
yang berkaitan dengan training
Ada banyak kompetensi yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan dan untuk menghubungkan kompetensi ini dalam menentukan
pelatihan. Dalam hal ini
berarti bahwa tujuan strategis perusahaan harus berkaitan dengan tujuan team
yang dibentuk dalam perusahaan.
Dalam kompetensi baru akan diperlukan
teknologi baru dan persaingan yang mendorong atau mungkin memaksa perusahaan
untuk mengadopsi sistem kerja dan proses baru. Beberapa perusahaan terkemuka
mengakui bahwa perubahan ini akan mempengaruhi paradigma perusahaan.
Training yang dilakukan perusahaan
memberikan perhatian dengan melatih dan memberikan hasil yang diinginkan dalam perusahaan
tersebut. Model pengukuran efektivitas training tersebut dirancang untuk
menghadapi dan memecahkan masalah. Dalam model ini perbedaan dibuat antara
manfaat training jangka pendek dan manfaat yang didapatkan dalam training
jangka panjang,
tetapi dalam hal
ini tujuan
sebenarnya adalah menentukan
ketersediaan SDM
yang potensial melalui pelatihan di masa depan.
Evaluasi
training seperti halnya pengukuran efektivitas training umumnya sering
diabaikan oleh perusahaan yang telah melakukan training untuk karyawan mereka.
Secara umum evaluasi training tidak efektif karena banyak yang cenderung
bersifat subyektif dan dipengaruhi oleh pertimbangan yang sebenarnya di luar
program itu sendiri.
Sebaiknya sebelum melakukan training
harus mengetahui dan menentukan bahwa hal penting adalah untuk mengidentifikasi
kompetensi yang benar-benar dibutuhkan oleh individu agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kompetensi ini adalah keterampilan dan pengetahuan yang mendukung yang harus
menjadi bagian yang dimiliki perusahaan dan dapat jalankan oleh manajemen
perusahaan.
Baca: BEKERJA DENGAN HEBAT!
Baca: BEKERJA DENGAN HEBAT!
Pengukuran efektivitas training harus dirancang
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan memenuhi kebutuhan pengembangan
kompetensi individu dan kelompok.
Dengan mencapai tujuan ini perusahaan
memiliki tujuan untuk pelatihan dan bisa mendapatkan manfaat pelatihan yang
benar-benar memberikan hasil yang nyata bagi perusahaan.
Dalam
persaingan bisnis yang sangat ketat seperti sekarang,
hal ini adalah
sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif melalui tenaga kerja
atau SDM
dalam perusahaan. Karena
itu training perlu dilakukan untuk memberikan yang terbaik dari sistem manajemen dan kinerja yang
efektif. Untuk itu training memang dibutuhkan pada tiap perusahaan jika mereka
ingin mendapatkan keuntungan jangka panjang dari training tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya
HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/