Dalam sebuah
organisasi atau perusahaan, ada banyak sekali aset yang harus dijaga, dipelihara, dan diremajakan kualitas dan kapasitas serta performanya. Salah satu aset penting
yang harus selalu dijaga dan dipelihara secara rutin oleh perusahaan adalah aset Sumber Daya Manusia (SDM).
SDM merupakan aset perusahaan berupa semua
karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Sebagian besar
perusahaan biasanya hanya mementingkan pemeliharaan aset SDM ini dengan
reward and punishment. Pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan berupa gaji, tunjangan, atau bonus sesuai dengan jabatan dan hasil kerja serta
prestasinya. Dan akan diberi
punishment atau sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan perusahaan. Menjaga dan memelihara SDM dengan cara reward and punishment memang penting, namun ada
satu hal yang juga tidak boleh dilupakan yaitu Pelatihan & Pengembangan SDM atau Training SDM. Training SDM sangat
penting untuk semua jenis perusahaan.
Pada dasarnya
manusia adalah makhluk yang cepat bosan, dan selalu
membutuhkan tantangan dan hal–hal yang baru sepanjang hidupnya. Training SDM memungkinkan karyawan untuk mengembangkan kompetensi kerjanya, menambah keahlian
baru, mempelajari inovasi baru yang berhubungan dengan pekerjaannya,
meningkatkan kedisiplinan, meningkatkan produktifitas, dan meningkatkan etos
kerja. Dengan demikian Training SDM menjadi sarana bagi karyawan untuk
mendapatkan ilmu baru serta bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan
produktifitas dan etos kerja karyawan.
Baca: MANFAAT PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM
Baca: MANFAAT PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM
Training SDM dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Setidaknya ada lima jenis training yang biasa dilaksanakan:
1. Skill Training
Skill
training atau dikenal juga dengan pelatihan keahlian adalah jenis training yang
diadakan dengan tujuan agar peserta mampu menguasai sebuah skill atau
keterampilan baru yang berhubungan dengan pekerjaannya. Keahlian yang diajarkan
dalam training biasanya akan diberikan kepada karyawan yang dianggap belum
menguasai atau masih kurang nilainya dalam keahlian tertentu. Contoh dari skill
training adalah training manajemen atau training leadership.
Baca: SOFT SKILLS TRAINING
Baca: SOFT SKILLS TRAINING
2. Retraining
Retraining
atau pelatihan ulang adalah training yang diberikan kepada karyawan untuk
menghadapi tuntutan kerja yang semakin berkembang. Teknologi, ilmu pengetahuan,
dan dunia yang semakin berkembang memaksa semua orang untuk terus maju dan
menyesuaikan diri terhadap
perubahan, tidak terkecuali karyawan perusahaan.
Mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman dan inovasi terbaru
sehingga memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan karyawan dari perusahaan–perusahaan
lain. Contoh dari retraining adalah training penggunaan program baru komputer.
3. Cross Functional Training
Cross
functional training merupakan training yang dilakukan dengan meminta karyawan
untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu di luar bidang pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Cross training sangat bermanfaat bagi semua karyawan sehingga mereka
mampu memahami cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya
berkutat pada tugas pekerjaannya saja. Contoh cross functional training adalah meminta staff
bagian keuangan untuk membantu tugas staff HRD dalam menyeleksi karyawan baru.
4. Creativity Training
Creatifity training merupakan
sebuah training yang bertolak belakang dari anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan
bakat melainkan sebuah skill yang dapat dipelajari. Dalam perusahaan ada
berbagai posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifitas tinggi diantaranya
adalah marketing, manajer, supervisor, dan sebagainya. Mereka dituntut untuk
bisa kreatif dalam memimpin anak buahnya serta bisa kreatif menelurkan ide–ide
baru yang segar dan inovatif untuk kepentingan perusahaan. Training kreatifitas
harus ditunjang dengan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama
gagasan dan pendapat tersebut rasional, penuh perhitungan, dan sudah
dikalkulasi untung ruginya bagi perusahaan.
5. Team Training
Dalam perusahaan, karyawan
tidak hanya dituntut untuk bekerja sendiri namun juga harus bekerja
secara tim dalam sebuah divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja
dalam keseluruhan tim organisasi perusahaan. Jenis training yang
satu ini ditujukan bagi sekelompok karyawan agar mereka terbiasa bekerja dalam
tim, mampu menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan
anggota tim yang lain sehingga pekerjaan dan tujuan bisa diselesaikan dengan
lebih cepat, efektif, dan efisien.
Dari kelima
jenis training yang sudah disebutkan di atas, mana jenis training yang
dibutuhkan oleh perusahaan Anda?
Sebelum memutuskan untuk melaksanakan sebuah
training, perusahaan terlebih dahulu harus melakukan Training Need Analysis (TNA) atau analisis
kebutuhan training. Analisis kebutuhan training ini sangat penting untuk
mengetahui kebutuhan training seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dari
data–data yang terkumpul, perusahaan bisa
menentukan jenis training mana yang dibutuhkan. Selain itu analisis kebutuhan
training juga akan membantu perusahaan dalam menyusun konsep training termasuk
di dalamnya adalah dukungan
manajemen, peserta training, biaya training, hingga
materi training yang harus disampaikan.
Baca: PROGRAM PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM
Baca: PROGRAM PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
PT. Berkat Akur Nanjaya
HP: 08112332777
WA/Line: 081919132777
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: https://www.berkatakurnanjaya.com/