Beberapa waktu lalu, sebuah harian surat kabar menyajikan pandangan menarik dari pakar perencanaan keuangan
(financial planner). Di situ disebutkan fakta bahwa 9 dari 10 karyawan di
Indonesia ternyata tidak siap secara finansial untuk
menghadapi masa pensiun.
Dalam kenyataannya kita memang sering
menyaksikan bahwa para pegawai yang sudah memasuki masa pensiun menghadapi
kehidupan finansial yang berat. Karena beban biaya hidup yang makin mahal, dan usia yang sudah tidak muda lagi, maka umumnya biaya kesehatan juga meningkat. Nahh.., ketika kondisi seperti itu, pendapatan bulanan nyaris nihil
karena sudah pensiun. Lalu mau bagaimana?
Baca: MERANCANG DANA PENSIUN
Baca: MERANCANG DANA PENSIUN
Sebelum kita membahas solusinya, kita petakan dulu EMPAT TIPE kebijakan yang diambil oleh kebanyakan
perusahaan dalam memberikan dana pensiun kepada para pegawainya. Anda patut bersyukur jika bekerja pada perusahaan yang baik dalam memberikan
kesejahteraan bagi para pegawai untuk memasuki masa pensiun.
Baca: BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN BISNIS MENJELANG PENSIUN?
Baca: BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN BISNIS MENJELANG PENSIUN?
Tipe pertama kita
sebut saja TIPE IMPIAN
Jenis perusahaan yang masuk kategori
ini relatif sedikit, dan hanya perusahaan yang benar-benar peduli pada karyawannya. Dalam tipe ini, sejak bulan pertama bergabung, perusahaan
telah memberikan donasi pensiun, misalnya 10% dari gaji karyawan, dan
kemudian menyimpannya dalam bentuk investasi (bisa dalam deposito atau
reksadana). Nominal dana itu tentu akan makin tumbuh sejalan dengan gaji yang
terus meningkat. Jadi jika
Anda menjadi pegawai di perusahaan itu dan bergaji Rp 5 juta per bulan, maka
perusahaan memberikan donasi pensiun Rp 500 ribu per bulan, yang secara otomatis
disimpan untuk diinvestasikan. Jika pengelolaan investasinya baik (biasanya bagus, apalagi jika diinvestasikan dalam reksadana), maka donasi
pensiun itu bisa tumbuh berlipat. Jika Anda bekerja di perusahaan ini sejak usia 25 tahun hingga pensiun pada usia 55 tahun, dengan asumsi imbalan
investasi rata-rata 15% per tahun, maka ketika memasuki masa pensiun kita akan mendapatkan
dana pesangon sekitar Rp 2–3 milyar. Asik bukan?
Tipe Kedua kita sebut TIPE BAIK
Dalam perusahaan semacam ini,
biasanya kita hanya diberi pesangon yang relatif besar, plus tunjangan pensiun
bulanan (yang akan diberikan sampai pensiunan meninggal) sebesar 15% dari gaji
terakhir. Jika Anda bekerja selama 20 tahun di perusahaan ini, dengan
gaji terakhir sebesar Rp 15 juta per bulan, maka besarnya pesangon pensiun
berjumlah sekitar Rp 700 jutaan, plus tunjangan pensiun bulanan sekitar 2
jutaan per bulan. Cukup baik.
Tipe ketiga kita sebut TIPE LUMAYAN
Dalam perusahaan seperti ini tidak
ada pesangon pensiun sama sekali. Namun agak lumayan karena kita diberikan
tunjangan pensiun bulanan, yang besarnya juga sekitar 15% dari gaji terakhir.
Jadi ketika memasuki masa pensiun gaji Anda sebesar Rp 10 juta per bulan, maka
tunjangan bulanannya berkisar pada angka Rp 1,5 juta per bulan. Agak berat memang untuk tetap bisa hidup dengan standar ketika Anda masih bekerja.
Tipe keempat kita sebut TIPE PARAH
Di perusahaan ini, ketika Anda
pensiun dan telah mengabdi sekian puluh tahun lamanya, maka yang ada hanya sekedar
ucapan terima kasih plus amplop yang isinya paling banter uang sebesar 2 kali
gaji terakhir. Sebagai salam perpisahan yang menyedihkan.
Jika Anda sekarang bekerja pada perusahaan Tipe Pertama dan Kedua, Anda beruntung. Dengan uang pesangon yang besar, Anda punya modal yang cukup signifikan untuk membuka usaha sendiri. Namun
kalau Anda ternyata bekerja pada perusahaan yang masuk kategori Tipe Ketiga dan
Keempat, wahh...nasib deh. Solusinya yang sederhana mungkin ini: cobalah pindah kerja
ke perusahaan yang bertipe pertama dan kedua.
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan