BUNG HATTA AWARD 2013
"Kamu menyesal tidak ketika saya jadi bupati tidak korupsi?" tanya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Wakil Gubernur DKI Jakarta, kepada istrinya, Veronica S Tan. Ketika melihat istrinya segera menggelengkan kepala, Ahok pun membatin, "Saya tidak salah menikah dengannya."
Beberapa tahun yang lalu, keluarga Ahok pernah hanya mempunyai satu mobil. Mobil itu untuk mengantar Ahok beraktivitas, juga antar-jemput anak-anak Ahok ke sekolah.
Namun, kemacetan di Jakarta sering kali menyulitkan sopir Ahok tiba di sekolah tepat waktu. Akibatnya, anak dan istrinya kadang pulang naik bajaj.
"Anak-anak saya sih langsung teriak hore naik bajaj. Tetapi, terkadang saya kepikiran istri harus naik bajaj meski untungnya dia tak keberatan," ujar Ahok.
"Jadi, keluarga memang sangat penting untuk proses anti korupsi seperti ini," tegas Ahok, Kamis, 31 Oktober 2013, saat memberikan sambutan dalam Malam Penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (HBACA) 2013 di Jakarta.
Ahok meraih BHACA 2013 bersama Direktur Utama PT. Perusahaan Listrik Negara, Nur Pamuji.
Ketika menjabat Bupati Belitung Timur (tahun 2005-2006), kata Ahok, peluang korupsi atau sekedar gratifikasi terbuka lebar. Selember kertas izin tambang dapat bernilai Rp 1-2 miliar. Dari perkebunan kepala sawit, mungkin saja saya dapat bagian 10 persen. Namun, Ahok menolak tegas gratifikasi. "Miskin saja belagu," ujar Ahok, menirukan ucapan seorang investor Malaysia kepadanya.
Minimnya tabungan membuat Ahok menghadapi dilema ketika mundur dari anggota DPR untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. "Di DPR sebenarnya nyaman. Tiap bulan dapat gaji Rp 60 juta, ditambah uang sidang, reses, dapat Rp 100 jutalah," ujarnya.
Veronica pernah mengingatkan Ahok terkait kondisi keuangan keluarga. "Kamu enggak mikir, ya? Anak kita tiga, bagaimana bayar sekolahnya?" tutur Ahok, menirukan protes istrinya. Namun, ketika itu, Veronica tetap menghormati dan mendukung langkah Ahok untuk maju di Pilkada DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo.
Baca: Arti Sebuah KESUKSESAN...
HIDUP SEDERHANA
Hidup sederhana apa adanya ditekankan Ahok kepada keluarganya. Namun, tidak berarti dia tak punya ketertarikan pada barang mewah. Ahok mengaku senang mobil mewah walau tak tertarik membelinya.
"Tetapi saya lebih beruntung daripada Bung Hatta yang hanya dapat menggunting iklan sepatu Bally. Saya hidup di zaman ada Youtube, jadi dapat menikmati mobil dari segala sisi. Nonton dari Youtube seolah-olah naik mobil beneran," cerita Ahok.
Ketika masih bermukin di Bangka Belitung, Ahok mengaku juga pernah menggunting lembaran iklan mobil untuk sekedar dilihat. Saat hijrah ke Jakarta, dia pun merasa lebih beruntung karena dapat langsung 'cuci mata' di pameran otomotif.
"Waktu itu coba-coba Toyota Land Cruiser, duduk di dalamnya, pegang setir, senang sekali. Ehh..., baru sadar, bukannya mobil dinas saya Land Cruiser ya? Sampai lupa karena biasanya naik-turun berkali-kali begitu saja," ujar Ahok, disambut tawa para tamu BHACA 2013.
Hidup sederhana juga diterapkan Nur Pamuji. Nur juga menegaskan, penobatan dirinya menjadi salah satu tokoh anti korupsi tak lepas dari pengaruh keluarga. "Terima kasih karena sudah mau hidup sederhana," ujar Nur kepada istri dan anaknya yang hadir di acara penganugerahan BHACA 2013.
Baca: Hidup adalah Pilihan!
Perlawanan terhadap korupsi memang ada baiknya dimulai dari keluarga. Internalisasi nilai korupsi harus terus dikerjakan semua anggota keluarga.
Indonesia memang telah meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Antikorupsi tahun 2003. Telah pula ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption.
Dalam konvensi itu, ada konsep bagus: illicit enrichment atau kekayaan yang tidak wajar. Konsep itu dapat dijalankan dengan menerapkan pembuktian terbalik atas kekayaan pejabat publik yang mencurigakan. Kegagalan menjelaskan asal usul harta dapat menyebabkan harta itu disita negara.
Sangat disayangkan, konsep itu tidak dijalankan maksimal oleh pemerintahan Indonesia. Di sinilah peran keluarga untuk menyelisik dan mempertanyakan ketika keluarga itu bergaya hidup lebih mewah daripada pendapatan yang diterimanya. Curiga dan bawel adalah harga yang seharusnya dibayar daripada salah satu (atau lebih) anggota keluarga masuk penjara.
Baca: ...untuk Para Koruptor dan Calon Koruptor!
Memberdayakan keluarga untuk mengatasi korupsi jadi salah satu langkah logis ketika negara kerap tak serius melawan korupsi.
Andai Indonesia serius menangani korupsi, dapat meniru Jepang yang menerapkan pajak tinggi atas warisan sehingga ahli waris hanya menerima 30-40 persen dari harta yang ditinggalkan orang tuanya.
Jika regulasi ini diterapkan di Indonesia, kiranya akan menurunkan animo siapa pun untuk menumpuk harta kekayaan atas nama jaminan bagi anak cucu selama tujuh turunan.
Baca: ...MENABUNGLAH!
Perlawanan melawan korupsi memang harus dilakukan dari segala sisi. "Jika kita tak korupsi, burung garuda indonesia akan mengalahkan burung elang Amerika," Kata Ahok, menutup sambutannya.
SETUJU!
(Sumber: KOMPAS, Minggu, 3 November 2013)
DOA MELAWAN KORUPSI
Yaa... TUHAN,
Yaa... TUHAN,
semoga ayah-ibuku /
suami-istriku /
anakku /
cucuku/
kakek-nenekku/
saudaraku/
paman-tanteku/
keponakanku/
cucuku/
kakek-nenekku/
saudaraku/
paman-tanteku/
keponakanku/
sahabatku /
temanku /
pacarku /
pimpinanku /
rekan sejawatku /
anak buahku /
tetanggaku /
orang yang kukenal...,
TIDAK KORUPSI!
TIDAK KORUPSI!
Amin
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan