Suatu
hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan
majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang
pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang
kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang
pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei,
kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya
menjawab, “Lho, kenapa aku
harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu
atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia
melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa
jengkel.
“Ya, itu
masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya,
toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh,
berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal
kitalah yang bertanggung jawab atas diri kita sendiri.”
Tindakan
kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain terhadap kita. Kalau mereka
tidak sopan, kita juga menjadi tidak sopan. Saat mereka melakukan hal yang
buruk, kita membalasnya dengan hal yang buruk lagi.
Coba
renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa
untuk berbuat baik saja, kita harus nunggu nggu diperlakukan dengan baik oleh
orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain
kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilihlag untuk tetap berbuat baik,
sekalipun menerima hal yang tidak baik.
“Pemenang
kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis
di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi
besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.
Salam
Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan