Setiap orang pasti ingin berhasil dalam hidup. Masalahnya, tentu saja, adalah
bagaimana caranya untuk meraih keberhasilan? Walaupun banyak pendekatan yang
berbeda untuk menjawab pertanyaan itu, secara khusus saya ingin menekankan satu
prinsip: sebisa mungkin, Anda
harus menghindari hal-hal belajar sendiri dengan cara yang sulit.
Setidaknya ada tiga alasan untuk itu:
1. Dibutuhkan banyak waktu. Belajar sendiri hal-hal dengan cara
yang sulit akan memakan waktu dan
seringkali tidak membuahkan hasil. Itu adalah harga yang mahal untuk dibayar.
Bukankah lebih baik jika Anda bisa menggunakan waktu tersebut dengan cara yang
lebih efektif?
2. Menguras mental. Kegagalan
adalah guru yang baik, tetapi juga dapat membuat Anda menjadi sengsara.
3. Menghabiskan
sumber daya Anda. Usaha yang
tidak menghasilkan mungkin tidak hanya membuang waktu Anda, tetapi juga sumber
daya lainnya, seperti uang.
Ini
bukan berarti menghindari kegagalan. Melakukan hal tersebut
hanya akan membuat Anda menjadi terlalu berhati-hati untuk mengambil tindakan.
Sebaliknya, tindakan yang dimaksud adalah Anda harus terus berani mengambil
resiko sambil meminimalkan kemungkinan kegagalan.
Untuk
itu, saya percaya bahwa sangat penting untuk Anda belajar dari pengalaman orang
lain. Banyak orang tidak cukup serius melakukan cara ini karena dua alasan:
1. Mereka
pikir mereka sudah mengetahui apa yang diperlukan untuk sukses. Oleh karena
itu, mereka tidak berpikir perlu untuk belajar dari orang lain, atau mereka
melakukannya hanya setengah hati. Itu berbahaya, karena bisa menghabiskan waktu
bertahun-tahun upaya yang sia-sia sebelum mereka menyadari kesalahan mereka.
2. Belajar
dari orang lain membutuhkan waktu. Sebagai contoh, Anda mungkin perlu untuk
meluangkan waktu untuk membaca buku. Namun waktu itu sendiri adalah investasi
yang sangat bernilai. Hal ini dapat menyelamatkan Anda dari banyak waktu yang
terbuang di kemudian hari.
Belajar
dari orang lain harus menjadi prioritas Anda. Namun jangan membuat belajar
menjadi alasan untuk tidak mengambil tindakan. Apa yang harus Anda lakukan
adalah belajar secukupnya, mulai mengambil tindakan, dan kemudian terus belajar
dimana saja.
Apakah memang sulit untuk menemukan ide bisnis dan
memulainya? TIDAK.
Ada metode amat sederhana dan efektif, yakni metode ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Metode ini amat
mudah diterapkan dan tidak memerlukan banyak teori. Siapa pun bisa mengadopsi
jurus ATM ini, yang berpendidikan tinggi hingga
yang buta huruf, yang memiliki modal kapital dan yang bermodal “dengkul”, yang
hidup di kota maupun desa.
Berikut ini uraian secara garis besar tentang hal-hal yang
harus diperhatikan dalam penerapan metode ATM.
AMATI
Yang dimaksud adalah mengamati bisnis yang sukses dijalankan
orang lain. Mengamati bukan dalam arti hanya melihat, akan tetapi mempelajari
seluk beluk bisnisnya, menganalisis dan menyimpulkan. Bisnis yang dipilih untuk
diamati tentu bisnis yang bidang dan skalanya sesuai dengan kemampuan dan
kondisi kita (memungkinkan untuk dilakukan). Jauh lebih baik jika memilih
bidang bisnis yang disukai, karena peluang keberhasilannya akan lebih tinggi.
Mengamati, pada prinsipnya adalah proses belajar dan
menyerap pengalaman orang lain. Oleh karenanya menuntut kejelian dan
kecerdikan. Seorang pengamat yang baik adalah yang berhasil menyerap banyak hal
dari obyek yang diamati, termasuk kekurangan dan kelebihannya.
Jika misalnya telah memiliki ketertarikan terhadap suatu bidang
bisnis yang terbukti sukses dijalankan orang lain, seyogianya pengamatan
dilakukan tidak hanya pada satu sasaran, jauh lebih baik jika mengamati
beberapa sasaran dengan bidang bisnis yang sama. Konsultasi dengan pelaku
bisnis yang gagal dalam bidang yang sama juga patut dilakukan. Dengan tujuan
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif (lengkap).
Perihal teknis pengamatan tentu bisa berbeda antar individu
karena setiap orang memiliki gaya masing-masing yang dirasa efektif. Namun,
cara paling mudah untuk memulai proses pengamatan adalah dengan menjadi
konsumen dari sasaran yang dimaksud, melakukan dialog dan interaksi langsung.
TIRU
Setelah proses pengamatan usai dilakukan dan memperoleh
pengetahuan yang cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan action. Jika tidak ingin repot
memeras otak dan energi untuk merancang sistem dan berbagai hal teknis, maka
langkah meniru adalah cara paling mudah untuk dilakukan.
Yang harus diperhatikan dalam proses meniru adalah etika dan
pertimbangan yuridisnya. Jangan sampai terjebak dalam situasi yang berakibat
buruk, melanggar etika dan hukum. Prinsip usaha, pola kerja, sistem manajemen,
peralatan yang digunakan, proses produksi, standar pelayanan, strategi
pemasaran, hingga mentalitas dan fighting spirit adalah hal
yang dapat ditiru dan tidak beresiko berurusan dengan hukum. Jika yang ditiru
adalah logo perusahaan, merek dan hal lain yang dilindungi undang-undang, tentu
akan berakibat fatal.
Proses meniru dimulai dari tahap perencanaan. Dengan adanya
contoh yang telah diamati maka menyusun perencanaan bisnis menjadi amat mudah.
Langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti perencanaan tersebut dengan tindakan
nyata.
Dengan menempuh metode “Amati dan Tiru”, dapat
memangkas pemborosan waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk menemukan
ide bisnis serta memikirkan cara kerjanya. Keuntungan lainnya adalah bidang
bisnis yang diamati dan ditiru adalah bidang bisnis yang telah terbukti
diterima “pasar” dan menuai sukses. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip
dasar dalam berbisnis, yakni memilih bidang usaha yang dibutuhkan orang banyak,
bukan bidang usaha yang “bisa” kita lakukan. Karena apa yang bisa kita
lakukan/kerjakan belum tentu diterima “pasar” dan menuai sukses. Apalah artinya
kita bisa membuat/memproduksi suatu barang/jasa tetapi tidak laku di pasaran?
MODIFIKASI
Apakah tidak cukup dengan mengamati lantas meniru? Belum.
Perbedaan kharakter, gaya, sumber daya dan kondisi antar individu menuntut
modifikasi harus dilakukan. Selain sebagai penyesuaian, modifikasi juga
bertujuan untuk menutup kelemahan (dari hasil pengamatan) dan memberi nilai
tambah. Pada tahapan inilah diperlukan kreativitas dan kejelian, agar perubahan/penyesuaian
yang dilakukan dapat menambah daya tarik dan efektifitas.
Jika contohnya sudah baik dan terbukti sukses, apakah tetap
diperlukan modifikasi? Menurut saya, modifikasi tetap harus dilakukan. Selain
untuk menghindari disebut plagiat, modifikasi tersebut bertujuan untuk menambah
baik hal yang sudah baik. Kita bisa mempermudah, membuat lebih nyaman, lebih
sederhana, lebih bersih, lebih sesuai harganya, dan lebih-lebih lainnya.
Metode Amati Tiru Modifikasi ini sebenarnya adalah
metode alamiah yang telah dilakukan oleh semua manusia dalam segala aspek
kehidupan. Dalam dunia bisnis, hampir semua pelaku bisnis juga telah menerapkan
metode ini dalam menemukan ide bisnis baru atau untuk mengembangkan bisnis yang
telah ada.
Sebagai pengusaha property, saya pun melakukan hal
yang sama. Mengamati banyak proyek real estate, melihat trend yang
ada, mempelajari konsep yang diterapkan pengusaha lain yang terbukti sukses dan
lain sebagainya. Dari hasil pengamatan tersebut, saya berusaha meniru dan
memodifikasi untuk pengembangan bisnis saya sendiri.
Bagi pembaca yang memiliki keinginan kuat untuk berwirausaha
tetapi masih belum menemukan ide bisnis dan tak tau cara memulainya, metode Amati Tiru Modifikasi ini patut dijadikan
alternatif jalan keluar. Amati bisnis orang lain yang terbukti sukses, pelajari
segala sesuatunya, tiru semua hal yang baik, buang yang buruk,
modifikasi/sesuaikan dengan keadaan diri sendiri, mulailah action membangun bisnis.
Untuk menjadi pengusaha sukses tidak harus menjadi “penemu”,
banyak pengusaha hebat yang sebenarnya hanyalah “peniru yang cerdas”. Meskipun
pada awalnya hanya mengamati, meniru dan memodifikasi bisnis orang lain, pada
akhirnya akan bisa menemukan gaya dan seni tersendiri setelah melakukan action.
Baca: SEMANGAT DAN SELALU BERPIKIR POSITIF
Baca: SEMANGAT DAN SELALU BERPIKIR POSITIF
Salam Sejahtera & Sukses Selalu!
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan