(Larry King)
Zaman dahulu, penduduk
Indian di Amerika hidup terpisah. Mereka menempati suatu area yang dikhususkan
hanya untuk suku Indian saja. Suatu hari, kepala suku Indian tersebut pergi ke
kota untuk menemui sahabatnya...
Tiba di sana ia disambut
ramah sahabatnya dan langsung dijamu makan malam. Ketika sedang asyik menyantap
makanannya, tiba-tiba si Indian berkata, “Aku mendengar suara jangkrik. Di
sudut ruangan ini pasti ada seekor jangkrik.”
Mendengar itu,
sahabatnya langsung tertawa, “Mana ada jangkrik di tempat ini? Kawan, semua
jangkrik dan serangga lainnya sudah dibasmi di kota ini.”
“Aku tidak berbohong,
aku sangat jelas mendengar suaranya. Di tempatku aku terbiasa mendengar suara
kicau burung, katak, jangkrik, dan desis ular. Oleh karena itu telingaku jadi
sangat peka.”
“Baiklah kalau
kata-katamu itu memang benar, buktikan kepadaku,” kata sang Sahabat.
Kemudian si Indian
bangkit dari tempat duduknya, berjalan mengendap-endap mulai mencari asal suara
jangkrik. Ia menempelkan telinganya ke lantai, berusaha mendengarkan lebih
teliti. Kemudian sampailah ia di dekat sebuah lemari dan memasukkan tangannya
ke bawah lemari tersebut. Dan hap…! Seekor jangkrik sudah berada di
genggamannya. “Lihat ini! Aku tidak berbohong, kan,” kata si Indian.
“Kau memang hebat!
Pendengaranmu tajam sekali!” Kemudian mereka melanjutkan makan malam mereka.
Sepuluh menit kemudian,
anak pemilik rumah itu pulang. Setelah menyapa si Indian, ia langsung
cepat-cepat naik ke lantai dua. Karena terburu-buru, sebuah uang koin jatuh
dari sakunya ke karpet yang mengalasi anak tangga. “Aku mendengar ada koin yang
jatuh,” kata si ayah.
“Aku tidak mendengar
suara apa-apa. Mungkin kau hanya mengada-ada saja. Kau pasti ingin meniruku
agar dikatakan mempunyai pendengaran yang sangat peka,” kata si Indian.
“Aku tidak mengada-ada.
Tadi aku mendengar dengan jelas kalau ada sebuah koin jatuh dari anak tangga,”
katanya.
“Baiklah kalau begitu,
kita cari saja. Aku ingin lihat apakah kau benar-benar memiliki pendengaran
yang peka juga.”
Mereka pun bangkit dari
kursi masing-masing, berjalan mendekati anak tangga. Dan benar saja, belum ada
lima menit, si pemilik rumah itu sudah menemukan sebuah koin di anak tangga
bagian bawah.
“Lihat, aku
menemukannya! Aku tidak mengada-ada, bukan?” Si Indian hanya tertawa.
Tahukah Anda apa makna
dari cerita tersebut?
Ya, kita mendengar sesuatu yang hanya kita anggap
penting. Karena si Indian menganggap bahwa suara jangkrik, kicau burung, mata
angin, dan sebagainya begitu penting untuk menunjukkan jalan dan cuaca, maka ia
begitu peka dengan suara tersebut. Ia tidak mendengar suara koin yang jatuh
karena tidak atau kurang fokus pada uang. Mungkin di tempatnya uang
bukanlah sesuatu yang sangat penting karena mereka masih menggunakan sistem
barter. Berbeda halnya dengan si pemilik rumah. Baginya uang adalah
segala-galanya sehingga ia sangat peka bahkan mendengar bunyi logam saat koin
itu jatuh di karpet sekalipun. Baginya jangkrik dan suara binatang lainnya
hanyalah sesuatu yang sepele sehingga ia tidak pernah memperhatikannya dengan
seksama.
Kadang, kita pun hanya
mau mendengarkan orang yang kita anggap penting saja: orang tua, atasan, dan
orang yang lebih senior dari kita. Perkataan bawahan, teman sebaya atau orang
yang lebih muda kurang kita perhatikan, sampai kita menyadari bahwa semua orang
sebenarnya penting dan akan membawa kita lebih dekat
kepada kesuksesan dan kebahagiaan.
Mulai hari ini, kita
belajar untuk mendengarkan semua orang, muda atau tua, dan tidak
menyepelekannya. Perkataan dan informasi yang mereka berikan pasti akan berguna
bagi masa depan kita. Mari kita belajar peka dan lebih teliti dalam mendengar
ucapan seseorang. Setelah itu, lihatlah apa yang akan terjadi.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777Drs. Johanes Budi Walujo
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Facebook: Johanes Budi Walujo
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Email: johanesbudiwalujo@gmail.com
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan